Skip to main content

Posts

Tulisan Terakhir Untuk Kamu

"Ku pikir denganku menjauhkanmu dan lebih mendekat kepadaNya adalah cara Tuhan menyatukan kita, tetapi ternyata Tuhan punya rencana yang berbeda" Dari wanita yang pernah mengagumimu, kita dulu sepasang anak manusia yang tak sengaja bertemu. Lalu bertegur sapa, menjalin pertemanan dengan baik, mulai bercerita, bercanda hingga tiba-tiba ada rasa berbeda yang muncul tanpa diminta. Rasa itu membuat kita semakin dekat, semakin nyaman dengan kondisi saat itu. Namun, kala itu jarak adalah cobaan yang datang di tengah rasa. Kita memilih berjalan dan bertahan pada jarak meski masih bungkam seribu bahasa pada rasa yang kian hari kian menggelitik. Sampai pada hari itu, Hari dimana jarak mulai sedikit bersahabat. Kita tak sengaja saling menatap mata atas pertemuan singkat yang Tuhan rencanakan. Membuat seluruh anggota badan bergerak bingung dan mulut terkatup atas kata dan frasa yang sudah lama terancang di adrenalin kepala berubah membisu. Kita menjadi sepasang
Recent posts

JARAK

Kita bertemu karena jarak, Dipisahkan oleh jarak, Mengikhlaskan rindu pada jarak, Menyapu kenangan akan jarak. Kita lelap dan lenyap karena jarak, Belajar memaknai hidup pada jarak, Mengerti ketulusan oleh jarak, Memahami arti kedewasaan karena jarak. Kita tumbuh oleh jarak, Beranjak bijak karena jarak. Kita belajar banyak karena jarak, Mengerti arti sabar akan jarak. Kita tidak pernah meminta menunggu jarak, Tidak pernah...sedikitpun tidak. Jarak hanya sedang menikmati waktunya melihat tingkah-tingkah kita. Melihat keras kepala kita. Menertawakan rasa ego kita. Menikmati kepura-puraan kita. Kita banyak belajar dan telah belajar banyak karena jarak. Jarak sedang asyik memainkan perannya dan kita masih sibuk menikmati ritmenya. Kita adalah jarak, Jarak adalah kita.

Bintang - Bintang Tanggal

Dari jendela kau melihat Bintang - bintang tanggal Satu demi satu Berulang mengucapkan selamat tinggal Kadang kau pikir, Lebih mudah mencintai semua orang Daripada melupakan satu orang Jika ada seseorang terlanjur menyentuh inti jantungmu, Mereka yang datang kemudian, Hanya menyentuh kemungkinan 08 Juli 2018

Teruntuk hati yang salah, yakinlah Tuhan sedang mempersiapkan kejutan terbaik buatmu

Entah berapa kali harus mengenyam rasa sakit hati, setelah banyak pengharapan kosong semata menyinggahi. Aku pikir, kau adalah sosok yang berbeda dari banyak kisah tragis tentang cinta yang ku dengar, tapi nyatanya sama saja. Entah berapa banyak tahun terlewati, lalu semua menghilang tanpa bekas begitu saja. Tidak ada yang manis bahkan tak meningalkan kenangan romantis. Lalu waktu berlalu, seiring putaran jam yang terus melaju. Jika mengenang, aku tak tahu seberapa bodoh aku saat itu pada setiap keputusanku? Tetapi, mungkin itu cara Tuhan mendewasakan hati dengan baik. Aku banyak belajar dari rasa sakit dan bangkit dari keterpurukan. Benar saja, mengharap sama manusia itu adalah ke sia-sian belaka. Mungkin itu cara Tuhan menyelamatkanku dari kisah cinta yang salah. Terkadang aku hanya lelah dengan drama kisah cinta yang tak ada habisnya. Berlagak manis lalu romantis kemudian menghilang tanpa kejelasan. Belum lagi yang bermotif hanya keisengan semata. Ada pula yang banyak pen

Untukmu yang pernah singgah, aku belajar melawan ego dan menata hidup lebih baik

Jika setiap orang pernah jatuh cinta, Maka jawabannya sama, aku pun demikian. Merasakan bagaimana indahnya mengagumi sesosok makluk Tuhan dengan baik. Menikmati bagaimana rasanya hormon oksitosin mengalir di setiap aliran darah, yang bahkan terkadang tidak mampu mengontrol kata hati, otak dan reaksi tubuh dengan baik. Meski kata cinta tidak pernah disematkan, Aku tahu bagaimana rasanya senyum yang tiba-tiba mengembang jika melihat wajah itu. Aku tau bagaimana rasanya panik yang tiba-tiba menyerang jika melihat makhluk itu. Dan aku tahu bagaimana rasanya degupan detak jantung yang hebat setiap kali nama itu disebut. Bedanya aku dengan mereka, Mereka mungkin lebih leluasa berkata apa yang mereka rasa. Sementara aku, aku lebih malu mengatakan banyak hal tentang perasaan kala itu. Mereka mungkin lebih leluasa mencari perhatianmu, Sementara aku lebih senang melihatmu dari kejauhan mataku. Hingga saat itu tiba, Saat mereka bisa berbincang banyak hal kepadam