Skip to main content

"TANAH SURGA...KATANYA, Movie" (Perbatasan KalBar - Malaysia)

Assalamualaikum bloger's :-)
Apa kabar? Kabar baik :-D
Sabtu lalu saya UAS men, do'akan semoga success. Amin
Masih ada 2 mata kuliah lagi semester ini, hmm...Ganbatte yo^^
Kali ini kita sharing "Movie" :-)

Beberapa hari yg lalu saya nonton movie ini di youtube :-)
"Tanah Surga...Katanya", sudah pada nonton kah? 
Dan karena menonton film ini, saya baru tahu kalau...

1. Kalimantan Barat sangat bersebelahan dengan Sarawak (Malaysia)
Daerah perbatasan itu hanya dibatasi arah panah kanan-kiri yg menunjukkan batas Indonesia-Malaysia.
Wah, jadi kalau ndak bekunjung ke Malaysie ni tak perlulah berpaspor ye? :-D
>>See this picture 














2. Masyarakat yang berada pada perbatasan KalBar - Sarawak menggunakan ringgit sebagai mata uang dan agak mirip melayu Malaysia sebagai bahasa sehari-hari.

3. Hampir mayoritas masyarakat KalBar perbatasan Sarawak, tidak mengenal Rupiah sebagai mata uang mereka sendiri. #Miris ya :-(

4. Masih ada beberapa sekolah di KalBar yang sangat tidak layak untuk dijadikan sekolah.
Baik dari segi sarana-prasarana, maupun pengajarnya. *Hmm, gue aja deh yg jadi guru disana. Kasihan tuh anak-anak. #Jadi sedih :-(

5. Karena terhimpit masalah ekonomi di daerahnya sendiri (KalBar), banyak masyarakat tersebut mencari nafkah di Negara tetangga (Malaysia).

6. Mudahnya berlalu lalang Indonesia-Malaysia *Hmm, jadi pengen

7. Meski dekat dengan Negara yg bisa dikategorikan maju (Malaysia), ternyata signal masih susah dijangkau. 
Terbukti dari, "Ringgo" sang aktor yg berprofesi sebagai Dokter Intel dalam film tersebut. Harus manjat genteng demi sebuah signal.

8. Bendera pusaka Merah-Putih disimbolkan dengan bambu ditempel kertas yang bergambar persegi panjang diwarnai merah-putih :-(

9. Anak-anak di perbatasan KalBar - Sarawak, tidak mengenal bentuk benderanya sendiri (Indonesia).
Ini terlihat pada adegan, ketika bu Astuti meminta mereka menggambarkan Bendera Pusaka Indonesia. Hanya 1 orang siswi yang mampu menggambar dengan benar

10. Anak-anak itu tidak hafal lagu Indonesia Raya.
Terlihat pada cuplikan adegan, ketika sang Dokter Intel mengganti peran bu Astuti untuk mengajar. Sang Dokter meminta murid-murid tersebut menyanyikan lagu kebangsaan (Indonesia Raya), tetapi mereka malah bernyanyi Kolam Susu :-D

Review sinopsis movie "Tanah Surga...Katanya"
Kisah ini bermula tatkala seorang kakek yang bernama Hasyim (mantan sukarelawan konfrontasi Indonesia - Malaysia tahun 1965) hidup dengan dua cucunya setelah ditinggal meninggal sang istri dan anak lelakinya lebih memilih bekerja di Malaysia. Hasyim sangat cinta terhadap Indonesia. Cucunya yang bernama Salman dan Salina (Adik Salman) bersekolah di sebuah sekolah yang tak layak dikatakan sekolah. "Sekolah itu hampir rubuh", begitulah kira-kira aku mendeskripsikannya. Tak hanya itu saja, lokal/kelas murid-murid itu harus dibagi dua dengan batasnya papan. Black board dengan ukuran persegi panjang itu pun harus digaris dengan kapur sebagai batas pelajaran antara kelas yang satu dengan satunya lagi. Sang guru yang bernama "Bu Astuti" juga harus bergantian mengajar, setelah selesai di kelas yg satu. Ia pindah ke kelas sebelahnya. *Hmm, benar-benar gak kebayang.

Hingga suatu hari, datanglah seorang Dokter dari Kota Kembang (Bandung) yang ingin mengabdi sebagai Dokter disana. Dokter itu diperankan oleh Ringgo Agus Rahman sebagai Dokter Anwar. Yang lebih akrab disapa masyarakat sebagai "Dokter Intel".
Suatu hari, Ayah Salman kembali ke Indonesia dengan maksud membawa Salman dan salini ke Malaysia untuk tinggal disana. Ayah Salman telah menikah dengan wanita Malaysia, maka mau tak mau ia pun harus hidup di sana. Tetapi, Salman menolak ajakan Ayahnya, karena sang kakek (Hasyim) tak ingin mengikuti ajakan anak lelakinya itu. Hingga Salini lah yang akhirnya memutuskan untuk ikut sang Ayah.

Pada suatu hari, Bu Astuti (guru mereka) harus pergi ke kota. Ia meminta Dokter Intel untuk menggantikan perannya sementara di sekolah. Ketika sang Dokter mengajar, beliau meminta anak-anak menyanyikan lagu kebangsaan. Tetapi anak-anak malah bernyanyi lagu "Kolam Susu". Sang Dokter bingung dan bertanya, "mengapa mereka tidak bisa menyanyikan lagu kebangsaan?"
Anak-anak hanya menjawab, "Mereka pernah diajarkan, tetapi sudah lupa".
Hingga suatu hari dapat kabar dari KepDes (Pak Gani) bahwa ada menteri pendidikan yang ingin berkunjung ke daerah tersebut (tepatnya ke sekolah mereka). Anak-anak disana sangat senang menyambut datangnya Pak menteri. Mereka pun unjuk bakat di depan pak Menteri. Ada yang menari dan ada yang membaca puisi. Puisi yang dibacakan oleh Salman, benar-benar membuat terharu. 
Seperti apakah isi puisinya?
Dan, bagaimanakah nasib Salman di akhir cerita? Serta apa pesan sang kakek (Hasyim) kepada cucu lelakinya (Salman) itu?

Penasaran ya??? :-D
Selamat menonton :-)

>>Cuplikan Kata-Kata "Tanah Surga...Katanya"
"Aku mengabdi bukan untuk Pemerintah, tapi untuk Negeri ini, bangsaku sendiri" (Hasyim)

" 'Merah Putih itu bendera Indonesia,Pak! Kata Salman kepada salah satu pedagang yang mengenakan bendera sebagai alas dagangannya.
'Inikan kain pembungkus dagangan aku' Teriak sang Pedagang
'Ini bendera pusaka' Jawab salman
'Ini mandau, pusaka kakek aku (sambil menunjukkan sebuah barang seperti pedang). Pegi kau' Jawab pedagang."

" 'Kenape kau pakai baju sekolah? Masih sekolah kau? Kelas berapa? Tanya seorang anak'.
'Iye, kelas 4' Jawab Salman
'Aku juge kelas 4, tapi dulu..sekarang dah tak ade' Jawab anak itu
'Kenapa?' Tanya Salman
'Aku dah pandai berhitung, jadi kate Ayahku langsunglah kerja' Jawab sang anak
'Ayah ko kerja ape? Pedagang?' Tanya Salman
'Bukan, pengangguran' Jawab sang Anak."

" 'Kamu gak tahu lagu Indonesia Raya?' Tanya Ringgo si Dokter Intel yang memandu pelajaran pada hari itu
'Dulu aku pernah diajarkan Pak, tapi sekarang udah lupa' Jawab salah seorang anak
'Kenapa bisa lupa?' Tanya Ringgo penasaran
'Kami dan kawan-kawan sudah 1 tahun diliburkan sebelum Bu Astuti datang.' Jawab sang anak
'Jadi, lagu Nasional yang kamu tahu apa?' Tanya Ringgo kembali
'Kolam susu' Jawab sang anak."

" 'Pak, tanah kita tanah surga ye?' (salman)
'Maksudnya itu, Negeri kita ini tanahnya subur,alamiah,kaya raya yah gitu' (Dokter Intel)
'Tapi kenape Ayah saya pindah ke Malaysie?' (Salman)
'Yah, mungkin disana dia hidupnya lebih senang, lebih sejahtera' (Dokter Intel)
'Kalau gitu tanah kita bukan tanah surga,Pak?' (Salman)"

" 'Pak gani, punya bendera merah putih kan?' (Bu Astuti)
'Saya kan tak punye tiang, jadi saya tak punye bendera' (Pak Ganie/ KaDes)
'Tapi kan Bapak Kepala dusun disini, mane pule tak dapat jatah?' (Bu Astuti) 
'Tapi saya tak pernah diberi bendera, saya cuma dikasih radio, tv di sorok tu' (Pak Ganie)

'Salman, Indonesia tanah surga. Apapun yang terjadi pada dirimu, jangan sampai kehilangan cintamu kepada negeri ini.Genggam erat cita-citamu, katakan kepada Dunia dengan bangga, "KAMI BANGSA INDONESIA". (Hasyim, pesan terakhir kakek Salman).


>> Puisi Salman


"Tanah Surga,Katanya" 
Oleh : Salman

'Bukan lautan hanya kolam susu, katanye.. Tapi kata kakekku, hanya orang2 kaya yang bisa minum susu'
'Kail & jala cukup menghidupimu, katanye.. Tapi kata kakekku, ikan2 kita dicuri oleh banyak Negara'
'Tiada badai - tiada topan kau temui, katanye.. Tapi kenapa Ayahku tetiup angin ke Malaysia?'
'Ikan & Udang menghampiri dirimu, katanye.. Tapi kata kakek, Awas! ada udang di balik batu'
'Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu & batu jadi tanaman, katanye.. Tapi kata Dokter Intel, "belum semua rakyat sejahtera. Banyak pejabat menjual kayu dan batu untuk membangun surganya sendiri :-D"

- Film ini sangat bagus dan banyak pesan moril yang disampaikan. Btw, siapa penulisnya??? Karena sejatinya banyak masyarakat Indonesia yang mungkin saja tidak mengetahui hal itu (ni,contohnya saya ^__^). Coba perfilm man Indonesia seperti ini semua, kan menarik :-) -

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

Cinta! GILA atau ANEH?

Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

Eye Level

Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki