Skip to main content

Kenangan Shalat Tarawih

Tahun ini adalah tepat tahun ke tiga saya shalat di kota orang, hmmm...
Dan tahun ke tiga juga saya shalat tanpa orang tua, fanny & raisya #Kangen :-*
Tahun ke tiga juga saya tak menapaki kaki di Masjid Al-Osmani :-(
Tahun ke tiga juga tak saya dengar lagi ceriwisnya nenek-nenek di Al-Osmani :-D
Tahun ke tiga juga tak saya temukan suara yang lebih indah daripada suara imam Masjid di Al-Osmani
Dan tahun ke tiga...tahun ketiga...tahun ketiga... tak terasa sudah tahun ketiga :-O
Saya hanya ingin berbagi "Kenangan Shalat Tarawih" di Labuhan tercinta, yah..kira-kira dari sekitar usia 7 atau 8 tahun s/d 18 tahun.

>> When i was child :-)
Pernah anak-anak toh cit? :-D
Waktu saya anak-anak, saya biasanya shalat Tarawih bareng emak, bapak & fanny. Ya, waktu itu gak ada Raisya :-) Kami hanya ditakdirkan Tuhan lahir berdua saja, hahaha... 
But, at last tidak! Kami tidak diizinkan berdua lagi, karena lahirlah si Raisya :-)
Yah, walau shalat tarawih sama Raisya baru sekali dan itupun di akhir tahun sebelum keberangkatan ku kesini.
Masjid yang biasa kami gunakan sebagai media shalat tarawih, tukar-tukar sih. Kadang-kadang di Al-Osmani, kadang-kadang di Al-Ikhlas *tergantung mood, hahaha :-D

Dulu...ya dulu... Waktu pertama-tama tahu sholat tarawih, agak ceriwis. maklum wanita, hwahahaha *abaikan
Yang saya ingat, pasti emak selalu ngasih arahan ini shalat apa, habis ini shalat apa ke anak-anaknya dengan ngomong sambil bisik-bisik.
Terus, emak juga ngajarin sambil bisik-bisik apa niat yang dibaca pada shalat sunnah sebelum isya - sesudah isya, tarawih & witir. Yah, walau di rumah sebenarnya udah diajarin. Tapi, emak ngambil ancang-ancang buat nge remind kembali otak anak-anaknya. Yah, maklum sajalah. Bisa jadi tuh anak-anak yang diingat makanan saja dari rumah, karena habis berbuka. Hehehehe *Bercanda men :-D

Sepanjang perjalanan dari rumah ke Al-Osmani atau ke Al-Ikhlas, kita jalan kaki. Yah, walau agak jauh tapi nyantai dan asyik-asyik saja tuh, mungkin karena perginya rame-rame kali ya :-D
Kalau ke Al-Osmani, jalannya dari depan. Kita lewat jalan umum yang banyak kendaraannya, biasa jalan umum itu jalur lintas Medan - Belawan, jadi kalau jalan kaki harus hati-hati karena banyak kendaraan-kendaraan yang melintas sepanjang jalan. Jarak dari rumah ke Al-Osmani lebih jauh daripada dari rumah ke Al-Ikhlas, hanya saja karena jalanan ramai kalau Ramadhan, jarak jauh pun tak terasa.
Biasanya yang suka dilihat di jalan menuju Al-Osmani, tak lain dan tak bukan adalah kendaraan-kendaraan yang melintas dan orang-orang melintas di sepanjang jalan. Ada yang mau pergi shalat, ada yang main petasan, atau yang nongkrong-nongkrong saja di jalan. Suasananya lumayan hiruk pikuk :-)
Nah, berbeda kalau kita shalatnya di Al-Ikhlas. Suasana yang ditawarkan kalau mau ke Al-Ikhlas lebih alam banget. Kita ngelewati titian shiratul mustaqim, wehehehe...
Gak lah! Kita ngelewati titi alias jembatan yang dibawahnya mengalir sungai dan di kanan-kirinya ditanami pohon pisang. Paling mengesankan kalau lewat jalan itu, anginnya yang sepoi-sepoi dan suara sungai yang terkadang agak sedikit menyeramkan :-D 

Kebiasaan sebelum shalat tarawih, manggilin tetangga kanan - kiri siapa saja yang mau ikutan shalat. Tapi terkadang, sore hari sebelum shalat juga sudah janjian nanti malam bakal shalat tarawih dimana. Jadi yah, tinggal gedor pintu yang penghuninya janji ikutan shalat tapi gak kelihatan batang hidungnya :-D
Sudah pada kumpul semua, berangkat deh...

Waktu masih anak-anak sampai dengan kira-kira SMP, kami lebih suka shalat di Masjid Al-Ikhlas, di Al-Osmani kalau subuh dan Hari Raya (Idul Fitri/Idul Adha) saja. Karena, suasana lebih khusyuk di Al-Ikhlas daripada Al-Osmani kalau tarawih. Maklum, Al-Osmani kumpulan para anak-anak dan remaja.
Seiring waktu berjalan dan menginjak masa SMA sampai selesai, kami mengalihkan kaki dari Al-Ikhlas ke Al-Osmani. Saya juga gak tahu sebab-musabab kami pindah aliran kaki? Hehehehe...

Adat shalat tarawih dari masa ke masa itu...full di masjid awal Ramadhan, full di mall akhir Ramadhan :-D
Bahkan, kita pernah hanya dua shaf wanita yang shalat pada saat itu #miris :-(

Yang paling diingat waktu shalat tarawih itu...
- Waktu masih bocah, pernah gak full shalat (ada beberapa rakaat yang sengaja ditinggal) karena alasan capek :-D *Yah, namanya juga masih bocah, hahaha...
- Sibuk nanyain ke emak "mak, ini udah rakaat ke berapa? tinggal berapa rakaat lagi?" Hadehhhh *Masih bocah ~Ngeles :-D
- Tertawa pada saat shalat dan akhirnya batal, karena waktu shalat digangguin teman sebelah *Ini juga masih bocah lo :-D
- Kalau lagi rajin-rajin, kalau lagi malas-malas... *Ini juga bocah lo :-D
- Sibuk menata sendal, dikumpulin yang satu keluarga. Hahahaha *Untung 1 keluarga, gak 1 kelurahan :-)
- Reunian, hahaha... Karena bulan Ramadhan, sekolah-sekolah pada libur. Jadi ketemu teman-teman SD dan SMP nya waktu shalat di Masjid #Parah :-D
- Kemana-mana bawa absensi shalat yang ditugaskan dari sekolah *Nah bisa dibilang itu salah satu alat ampuh untuk mendidik anak-anak agar rajin shalat, hehe...

>> Now, I'm mature ^__^
Ketika peralihan dari remaja ke dewasa semuanya berubah.
Dulu yang hobi nya menghitung rakaat shalat, sekarang gak peduli. Dulu yang hobinya nanya2 ke emak, sekarang belajar mandiri. Dulu yang hobi nya ninggalin beberapa rakaat dengan alasan capek, sekarang alhamdulillah tuntas :-)
Dulu yang hobi nya gabung buat shaf sesama anak-anak di halaman masjid, sekarang gabung shaf nya sama emak-emak dan nenek-nenek di dalam masjid :-)
Dulu yang hobinya sibuk menata sendal biar gak kelimpungan saat mau pulang, sekarang gak perduli sandal bececer di jalan :-D
Dulu yang hobinya bawa absensi shalat, sekarang absen sendiri saja sadar diri
Yah...everything has change be better dan ternyata ini hanya persoalan waktu :-)

>> I miss Al - Osmani.... I miss Al - Ikhlas :-(
Kangen deh bisa shalat di kedua masjid itu lagi :-(
Kangen suara imamnya yang merdu, suara jamaahnya yang semangat, nenek-nenek yang suka marah-marah kalau kedapetan ada anak-anak yang shalatnya main-main, anak-anak yang cekikikan waktu shalat dan ibu-ibu yang rela masuk shalatnya belakangan (setelah imam selesai membaca Al-Fatihah) karena sibuk mendiamkan anak-anak yang ribut itu.

Kangen suasana pergi shalat rame-rame, kangen suasana pergi shalat janjian, kangen suasana malam waktu pulang shalat, kangen jalan labuhan yang hobinya banjir kalau hujan, kangen...kangen...kangen deh sama kalian :-)

>>Suasana baru di tempat baru
Kalau disini, ada beberapa hal yang berbeda dengan model shalat disana.
Disini diisi ceramah selesai isya, sebelum tarawih *oh iya ada cerita lucu lo tentang ceramah :-D Nanti kita share di lain waktu yaaaa
Disini para ibu-ibu nya gak ada yang cerewet secerewet ibu-ibu di Medan. Jadi yah, mau itu anak-anak ribuk kek, jungkir balik kek, keluar masuk kek, mereka gak perduli men. Ibarat nganut paham "masing-masing saja" Hmmm.... 
Jadi, terkadang saya ingin melarang juga segan takut dibilang kejam. Hwahahaha, ibu tiri kali kejam :-D
Yang paling disayangkan disini, mereka tidak perduli dengan "bagaimana shaf yang baik?" Hmm, pengen ngasih tahu sih ya..tapi nanti dibilang sok pintar :-( *Ya Allah serbah salah 
-____________-
Tapi ya sudahlah, namanya juga tempat baru dengan suasana baru. Karena kita yang orang baru, kita saja yang menyesuaikan diri :-)

Sekian kenangan shalat tarawih saya dari dulu sampai sekarang, nanti kita bakal shalat tarawih dimana lagi ya???
Tunggu saja ceritanya...

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

Cinta! GILA atau ANEH?

Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

Eye Level

Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki