Anak perantauan, anak kost an atau apa saja sebutan lainnya identik dengan namanya "PENGHEMATAN".
Yah jelas, biasa hidup enak tanpa mengatur siklus ekonomi sendiri membuat sebuah keterkejutan tersendiri ketika memutuskan memilih hidup mandiri. Jauh dari orang tua yang mayoritasnya adalah peranan penting dalam kehidupan kita sehari - hari.
Tapi, memilih jalan untuk hidup mandiri adalah langkah yang tepat dalam menjalani hidup.
Setidaknya kita tahu betapa sulitnya berjelajah di dunia ini hanya untuk memikirkan isi perut, pakaian serta tempat berlindung dari sengatan matahari, hujan, badai apalagi sampai banjir yang menerjang.
Berbicara tentang anak perantauan tidak jauh - jauh dari yang namanya penghematan.
Secara, kita harus bisa mengatur siklus ekonomi kita sendiri dengan standard biaya yg kita punya yang setiap harinya harus kita olah agar memenuhi kebutuhan hidup kita.
Hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan.
Dan ini akan berangsur secara terus menerus hingga ajal menjemput. Hahahaha ^____^
Well, berhubung saya juga anak perantauan tapi saya tidak kost melainkan tinggal sama paman sendiri, hehehe. Disini saya akan berbagi sedikit trik dan tips mengatur siklus ekonomi yg saya gunakan selama saya menjadi anak perantauan.Hahaha ^___^
Pertama, "Beli kebutuhan yg paling penting dari yang penting".
Kalau ditanya apa yang kita butuhkan? Maka pertanyaan itu gak akan pernah ada habisnya kalau dijawab. Ya, memilah - milih kebutuhan adalah kunci utama menuai ekonomi sukses. hehehe...
Point utama disini, bahwa kita harus membeli apa yang memang benar-benar kita butuhkan yg gak bisa untuk dijawab "Tidak butuh" dan melupakan apa yang tak terlalu penting untuk kita beli. Because, sejarahnya itu hanya godaan syaitan-syaitan yang terkutuk. Hahahaha...
Kedua, "Catat terlebih dahulu list barang yang memang diharuskan untuk dibeli".
Faktanya, ketika kita sudah berada di sebuah pusat perbelanjaan baik itu di mall, supermarket, pasar atau sejenisnya kita cenderung lupa atas apa yang seharusnya kita beli dan tidak kita beli.
Toh, terkadang sudah didata saja kita suka masih menyimpang... ya gak? ya gak? hayo... ngaku. Hahaha....
Apalagi yang memiliki JK seperti saya "Wanita". Wanita itu identik dengan belanja, shopping atau sejenisnya.
Yang terkadang membuat saya berfikir kenapa sifat itu begitu melekat pada kita, hai kaum hawa??? -:/
Apalagi ketika pusat-pusat perbelanjaan itu mengadakan sale besar-besaran, wadohhhh si hawa-hawa ini akan menuju ke sana dulu dan melupakan list barangnya. Kalau sudah begini ya repot. Hehehe
Jadi ingat point utama "yang paling penting dari yang penting" (CATAT dalam benakmu!!!)
Ketiga, "Bagi pelanggan ATM ambil saja seperlunya".
Ya, bagi kamu pelanggan ATM baik itu ditransfer ortumu, hasil beasiswa atau malah digaji alias pekerja seperti saya. Harus perhatikan yang satu ini, "ambil saja seperlunya".
Kalau yang namanya udah ditransfer baik itu dari ortu, beasiswa apalagi gajian yang dinanti - nanti seperti saya pasti rasa senang selalu ada sampai-sampai terkadang kita terlena dengan itu semua yang pada akhirnya menjadi bencana besar buat ekonomi kita.
Come on guys, uangmu itu buat sebulan kedepan lho...
Kalau tempo seminggu aja sudah habis, mau jadi apa? #Renungkan!!!
Jadi ketika transfer mentransfer itu sudah datang, ambillah seperlunya saja. Rencanakan berapa besaran yang harus kamu ambil untuk tempo waktu berapa lama. Dan pastikan dia habis menurut tempo waktunya.
Dengan begini, kamu akan sukses mengatur siklus ekonomi mu. ^__^
Keempat, "Jangan terlalu sayang dengan ATM Card mu".
Berhubung Indonesia ingin maju, sampai-sampai gaji pun dikartu belum lagi antriannya, hahaha (Lupakan, ini hanya pengalaman pribadi...).
Nah ini masih berkaitan dengan point ketiga diatas.
Balik ke judul awal "Jangan terlalu sayang dengan ATM card mu", mungkin ini terdengar aneh...
Tapi faktanya yah begitu, kebanyakan dari kita terlalu sayang dengan ATM card kita.
Kemana - mana selalu dibawa sampai - sampai di toilet pun dia ikut mejeng juga. Hahaha
Sifat cenderung yang selalu menggantungkan nasib ATM card kita pada dompet kesayangan kita justrul membawa malapetaka tersendiri.Coba renungkan, ketika kamu berada di sebuah pusat perbelanjaan, tempat makan, nongkrong atau sejenisnya. Kemana pun kita pergi, dompet akan selalu menjadi sandaran utama kita. Uang yang telah kita ambil dari ATM card kita dan mentransmigrasikannya ke dompet, selalu ada rasa kurang bagi kita. Ketika kita makan, nongkrong maupun belanja yang dibenak kita bukan memikirkan cukup atau tidaknya uang yang ada di dompet melainkan selalu berfikir "Tenang, kalau kurang kan ada ATM, masih banyak sisa saldo kemaren"... #Penyakit
Jadi jangan takut - takut guys buat ninggalin ATM Cardmu tanpa harus selalu menggantungkannya di dompet kesayanganmu. Kalau hanya buat gaya - gayaan di dompet, mending beli aja kartu time zone banyak-banyak, hahahaha....
Terakhir, "Tahan selera".
Point terakhir ini mendukung semua point diatas.
Yup, "tahan selera"... ini terasa sulit banget buat dilakuin, but there is a will there is a way, alright?
Yang namanya kalau uang sudah ditransfer baik itu hasil gaji, ortumu atau beasiswa prestasimu selalu identik dengan zaman 'berfoya - foya'. Semuanya ingin dibeli, sampai yang jelek sekalipun dianggap cantik, yang lucu tapi gak tahu akan digunakan buat apa tetap dibeli. Alhasil, barang-barang itu hanya bertahan sebentar saja karena kamu gak tahu buat apa mereka digunakan. sementara uangmu, kandas deh seketika.
Jadi, tahan seleramu. Itu hanya rayuan syaitan-syaitan yang terkutuk.
Kalau kamu berhasil kamu menang tetapi kalau kamu gagal kamu kalah. So, think about it!
Ok bloger's, inilah tips dan trik yang saya gunakan selama ini. Dan alhamdulillah ya, #Syahrini version, wkwkwkwk semuanya berjalan lancar.
So, kalau kamu bisa mengatur siklus ekonomi mini mu tersendiri insya allah kamu bisa mengatur siklus ekonomi besarmu. Atau mungkin kamu bercita - cita menjadi menteri ekonomi? Why not?
Tidak ada yang tidak mungkin.
Have a nice day....
Comments
Post a Comment