Tahu iklan yang baru-baru ini sering banget ditayangkan di televisi?
"Always On, Bebas Itu Nyata". Kira-kira intinya seperti itu. Yg diperankan oleh dua orang model, yang kadang-kadang wanitanya yang bercerita atau kadang prianya.
Iklan itu penuh pesan moral kalau diresapi. Dan hari ini kita gak bicara panjang lebar masalah iklan tersebut, hanya saja karena iklan itu saya terinspirasi buat nulis malam ini. Hahaha :-D
Nasihat, kamu tahu nasihat kan?
Nasihat biasanya diucapkan karena orang yang memberi nasihat ingin yang terbaik bagi yang dinasihatinya. Nasihat biasanya identik dengan orang tua dan anak. Karena mayoritasnya orang tua lah yang memberi nasihat, sementara anak adalah obyek untuk dinasihati (menerima nasihat).
Kira-kira, nasihat apa yang paling kamu ingat dari orang tuamu guys?
Hayooo...siapa yang mau jawab? Ada hadiahnya lo! *Buka puasa di rumah masing-masing
:-D
Ok, kita serius...
Petuah atau yang dikenal dengan istilah nasihat nampaknya mulai mengikuti zaman. Tanpa kita sadari, apa yang sebenarnya baik justrul bukanlah hal yang terbaik dan apa yang sebenarnya buruk bukan pula hal yang terburuk. Mungkin bisa saja iya, tapi bisa saja tidak.
Kata orang tua : "Anak gadis gak boleh pulang lewat dari jam 10 malam".
Zaman merubahnya : "Nasihat itu dianggap kuno oleh sebahagian besar kita. Banyak anak-anak gadis yang melanggar aturan itu dengan alasan "Orang tua nya adalah orang kuno. Kami tidak hidup di zaman kalian dulu. Ini bukan zaman siti nurbaya".
Dan aturan itu mulai sedikit demi sedikit menghilang, karena orang tua yang tak ingin dibilang terlalu protect terhadap anak, sehingga mereka takut anaknya semakin tidak benar. Padahal, nasihat itu cukup amat baik apalagi jika terus diterapkan hingga sekarang. Bayangin aja, itu nasihat sudah ada sejak ibu - bapak kita belum menjadi orang tua kita, atau mungkin nenek-kakek kita yang masih belia waktu itu. Dan zaman dulu, memang benar-benar dijaga petuah itu. Tapi, tidak untuk masa sekarang. "Katanya sih kuno, gak gaul, tempo doeloe". Tapi, kamu tahu apa dampaknya sob???
Maaf *Free sex, MBA dan sejenisnya. Naudzubillahiminjalik...
Kata orang tua : "Pakai pakaian yang sopan, bok itu rok nutupin lutut ndok".
Zaman merubahnya : "Ini bukan pakaian era 70-an. Sekarang waktunya bebas berekspresi, hingga "tank-top, hot-pane,rok mini atau apapun istilahnya" sudah hal lumrah dipakai di tempat umum. Yah...itu sih tergantung orang yang menilainya".
Memang benar berekspresi itu bagus, tapi ingat aturannya. Siapa yang tidak mau cantik di depan umum? Tapi bukan dengan cara memamerkan apa yang tidak harus dipamerkan. Jadi, jangan heran kalau zaman sekarang persentase tingkat pemerkosaan,penculikan,pembunuhan tinggi. Siapa yang mengundangnya??? *You can answer it self ..
Kata orang tua : "Jangan takut dianggap gak gaul, kalau gak pacaran. Zaman sekarang gak kayak dulu".
Metode lama ---> Tempoe doloe, orang tua kita kalau pacaran cuma bisa surat-suratan, kalau pergi gak pernah berdua alias selalu rame-rame bareng temannya. Kalau udah berdua,malu-malu. Dan gentle men loh, karena siap dikenalin dengan orang tuanya. Kenapa gentle men? Karena orang tuanya pasti nanya, "Kapan kamu siap nikahi anak saya?" Hahaha.... *Keren :-D
Zaman merubahnya : "Jangan terlalu fanatik jadi orang, cinta kalau gak diungkapin gimana dia tahu? Jangan sok alim deh, mumpung masih muda nikmati saja." Haha...
That's right, "Cinta kalau gak diungkapin, gimana dia tahu?"
Tapi, kembali ke siklus takdir Tuhan. "Kalau dia memang jodoh yang ditakdirkan Tuhan, gak ada yang gak mungkin. Hal alamiah akan terproses tersendiri dengan rencana Tuhan yang indah". So, jangan takut teman...
Daripada diikat berlama-lama dengan status "Pacaran", eh...malah gak jodoh. Nyesek enggak? Hmm,,, begitulah hidup ^__^
Ngomong-ngomong pacaran, pacaran itu sebenarnya kalau di definisikan apa sih???
Ada yang tahu? Tolong diinfokan ke saya. Karena ada beberapa artikel yang saya baca pernah mengatasnamakan "Pacaran secara islam". Sementara, islam gak pernah mengenal istilah "pacaran".
Can you explain to me???
Kata orang tua : "Kita bebas berteman dengan siapa saja, hem...asalkan orang tua suka".
Zaman : "Ternyata zaman masih mengiyakan petuah yang satu ini".
Yups, asalkan orang tua suka. Kalau gak? ya selesai sudah pertemanan kita. Hahaha...
Hidup ini aneh ya, gak tahu siapa yang aneh? Manusia atau zamannya? Sampai-sampai pertemanan harus diatur segala. Ada bagusnya kalau pada posisi yang bagus, hem...tapi ada gak bagusnya pada porsi yang gak tepat.
Suka nonton sinetron??? Bukan sinetron safa & marwa ya? Atau Putih abu-abu? haha... *kita sedang tidak bicara si kamseupay :-D
Tapi sinetron yang menyampaikan pesan moral didalamnya dan itu memang ada dalam kehidupan nyata. Contohnya, "Anak orang berada tidak boleh bermain dengan pengemis atau orang udik (kampung), katanya sih nanti ketularan miskinnya". Emang iya gituh??? Hahaha.... hidup ini unyu-unyu ya :-D
Bukannya kaya atau miskin itu berkat usaha? Bukan takdir alamiah... Dan dia bisa saja berubah sewaktu-waktu.
Kata orang tua : "Urusan jodoh sepenuhnya ada ditangan kita, ehem... asalkan sesuku, kalau bisa kaya dan dari keluarga terhormat".
Zaman "Ternyata zaman masih mengamini nasihat ini juga, tapi ada penafsiran yg sedikit berbeda".
Kalau kata orang Jawa, "Yg penting jelas bebet,bibit dan bobotnya".
Kalau menurut agama : Pertama -fisik (tampan/cantik), kedua -keturunan, ketiga -materi, keempat -agama. Tetapi dari keempat point yang paling bagus dilihat adalah point keempat. *Apalagi zaman sekarang ^__^
Tetapi, penafsiran zaman berbeda tentang "kaya (materi) & keluarga terhormat (keturunan/bibit-bebet-bobot)"
Yang dimaksud disana, si calon dari keluarga baik-baik, baik perangainya, sopan, agamanya yah yang baik-baik deh. Bukan seperti sekarang, mayoritasnya yang ditanya tahta & harta.
Q : "Bapak kamu kerja dimana?"
"Kamu anak pejabat bukan?"
A : "Bukan. Bapak saya cuma penggali kuburan atau Bapak saya cuma pedagang keliling".
Q : "Berani sekali kamu mendekati anak saya. Kamu mau harta anak saya sajakan?"
Mulai detik ini juga, kamu tinggalkan anak saya. Dia bisa dapat perempuan/laki-laki yang lebih dari kamu.
Hahaha... bahasa gue sinetron banget ya? :-D *eits, saya bukan pecinta sinetron...nonton TV juga jarang,ahaha. Tapi, itu fakta sob. Beberapa teman pernah curhat seperti itu.
Yah... itulah hidup. Entah sampai kapan yang namanya penyekatan individualisme harta & tahta terus berlangsung. But, don't afraid sob...gak semua orang kaya (berada) seperti itu, tergantung pola pikir nya saja. Hmmm...semoga kita mendapat yang baik-baik ya, tapi harus didompleng kitanya juga harus baik-baik ^___^. Amin...
"Always On, Bebas Itu Nyata". Kira-kira intinya seperti itu. Yg diperankan oleh dua orang model, yang kadang-kadang wanitanya yang bercerita atau kadang prianya.
Iklan itu penuh pesan moral kalau diresapi. Dan hari ini kita gak bicara panjang lebar masalah iklan tersebut, hanya saja karena iklan itu saya terinspirasi buat nulis malam ini. Hahaha :-D
Nasihat, kamu tahu nasihat kan?
Nasihat biasanya diucapkan karena orang yang memberi nasihat ingin yang terbaik bagi yang dinasihatinya. Nasihat biasanya identik dengan orang tua dan anak. Karena mayoritasnya orang tua lah yang memberi nasihat, sementara anak adalah obyek untuk dinasihati (menerima nasihat).
Kira-kira, nasihat apa yang paling kamu ingat dari orang tuamu guys?
Hayooo...siapa yang mau jawab? Ada hadiahnya lo! *Buka puasa di rumah masing-masing
:-D
Ok, kita serius...
Petuah atau yang dikenal dengan istilah nasihat nampaknya mulai mengikuti zaman. Tanpa kita sadari, apa yang sebenarnya baik justrul bukanlah hal yang terbaik dan apa yang sebenarnya buruk bukan pula hal yang terburuk. Mungkin bisa saja iya, tapi bisa saja tidak.
Kata orang tua : "Anak gadis gak boleh pulang lewat dari jam 10 malam".
Zaman merubahnya : "Nasihat itu dianggap kuno oleh sebahagian besar kita. Banyak anak-anak gadis yang melanggar aturan itu dengan alasan "Orang tua nya adalah orang kuno. Kami tidak hidup di zaman kalian dulu. Ini bukan zaman siti nurbaya".
Dan aturan itu mulai sedikit demi sedikit menghilang, karena orang tua yang tak ingin dibilang terlalu protect terhadap anak, sehingga mereka takut anaknya semakin tidak benar. Padahal, nasihat itu cukup amat baik apalagi jika terus diterapkan hingga sekarang. Bayangin aja, itu nasihat sudah ada sejak ibu - bapak kita belum menjadi orang tua kita, atau mungkin nenek-kakek kita yang masih belia waktu itu. Dan zaman dulu, memang benar-benar dijaga petuah itu. Tapi, tidak untuk masa sekarang. "Katanya sih kuno, gak gaul, tempo doeloe". Tapi, kamu tahu apa dampaknya sob???
Maaf *Free sex, MBA dan sejenisnya. Naudzubillahiminjalik...
Kata orang tua : "Pakai pakaian yang sopan, bok itu rok nutupin lutut ndok".
Zaman merubahnya : "Ini bukan pakaian era 70-an. Sekarang waktunya bebas berekspresi, hingga "tank-top, hot-pane,rok mini atau apapun istilahnya" sudah hal lumrah dipakai di tempat umum. Yah...itu sih tergantung orang yang menilainya".
Memang benar berekspresi itu bagus, tapi ingat aturannya. Siapa yang tidak mau cantik di depan umum? Tapi bukan dengan cara memamerkan apa yang tidak harus dipamerkan. Jadi, jangan heran kalau zaman sekarang persentase tingkat pemerkosaan,penculikan,pembunuhan tinggi. Siapa yang mengundangnya??? *You can answer it self ..
Kata orang tua : "Jangan takut dianggap gak gaul, kalau gak pacaran. Zaman sekarang gak kayak dulu".
Metode lama ---> Tempoe doloe, orang tua kita kalau pacaran cuma bisa surat-suratan, kalau pergi gak pernah berdua alias selalu rame-rame bareng temannya. Kalau udah berdua,malu-malu. Dan gentle men loh, karena siap dikenalin dengan orang tuanya. Kenapa gentle men? Karena orang tuanya pasti nanya, "Kapan kamu siap nikahi anak saya?" Hahaha.... *Keren :-D
Zaman merubahnya : "Jangan terlalu fanatik jadi orang, cinta kalau gak diungkapin gimana dia tahu? Jangan sok alim deh, mumpung masih muda nikmati saja." Haha...
That's right, "Cinta kalau gak diungkapin, gimana dia tahu?"
Tapi, kembali ke siklus takdir Tuhan. "Kalau dia memang jodoh yang ditakdirkan Tuhan, gak ada yang gak mungkin. Hal alamiah akan terproses tersendiri dengan rencana Tuhan yang indah". So, jangan takut teman...
Daripada diikat berlama-lama dengan status "Pacaran", eh...malah gak jodoh. Nyesek enggak? Hmm,,, begitulah hidup ^__^
Ngomong-ngomong pacaran, pacaran itu sebenarnya kalau di definisikan apa sih???
Ada yang tahu? Tolong diinfokan ke saya. Karena ada beberapa artikel yang saya baca pernah mengatasnamakan "Pacaran secara islam". Sementara, islam gak pernah mengenal istilah "pacaran".
Can you explain to me???
Kata orang tua : "Kita bebas berteman dengan siapa saja, hem...asalkan orang tua suka".
Zaman : "Ternyata zaman masih mengiyakan petuah yang satu ini".
Yups, asalkan orang tua suka. Kalau gak? ya selesai sudah pertemanan kita. Hahaha...
Hidup ini aneh ya, gak tahu siapa yang aneh? Manusia atau zamannya? Sampai-sampai pertemanan harus diatur segala. Ada bagusnya kalau pada posisi yang bagus, hem...tapi ada gak bagusnya pada porsi yang gak tepat.
Suka nonton sinetron??? Bukan sinetron safa & marwa ya? Atau Putih abu-abu? haha... *kita sedang tidak bicara si kamseupay :-D
Tapi sinetron yang menyampaikan pesan moral didalamnya dan itu memang ada dalam kehidupan nyata. Contohnya, "Anak orang berada tidak boleh bermain dengan pengemis atau orang udik (kampung), katanya sih nanti ketularan miskinnya". Emang iya gituh??? Hahaha.... hidup ini unyu-unyu ya :-D
Bukannya kaya atau miskin itu berkat usaha? Bukan takdir alamiah... Dan dia bisa saja berubah sewaktu-waktu.
Kata orang tua : "Urusan jodoh sepenuhnya ada ditangan kita, ehem... asalkan sesuku, kalau bisa kaya dan dari keluarga terhormat".
Zaman "Ternyata zaman masih mengamini nasihat ini juga, tapi ada penafsiran yg sedikit berbeda".
Kalau kata orang Jawa, "Yg penting jelas bebet,bibit dan bobotnya".
Kalau menurut agama : Pertama -fisik (tampan/cantik), kedua -keturunan, ketiga -materi, keempat -agama. Tetapi dari keempat point yang paling bagus dilihat adalah point keempat. *Apalagi zaman sekarang ^__^
Tetapi, penafsiran zaman berbeda tentang "kaya (materi) & keluarga terhormat (keturunan/bibit-bebet-bobot)"
Yang dimaksud disana, si calon dari keluarga baik-baik, baik perangainya, sopan, agamanya yah yang baik-baik deh. Bukan seperti sekarang, mayoritasnya yang ditanya tahta & harta.
Q : "Bapak kamu kerja dimana?"
"Kamu anak pejabat bukan?"
A : "Bukan. Bapak saya cuma penggali kuburan atau Bapak saya cuma pedagang keliling".
Q : "Berani sekali kamu mendekati anak saya. Kamu mau harta anak saya sajakan?"
Mulai detik ini juga, kamu tinggalkan anak saya. Dia bisa dapat perempuan/laki-laki yang lebih dari kamu.
Hahaha... bahasa gue sinetron banget ya? :-D *eits, saya bukan pecinta sinetron...nonton TV juga jarang,ahaha. Tapi, itu fakta sob. Beberapa teman pernah curhat seperti itu.
Yah... itulah hidup. Entah sampai kapan yang namanya penyekatan individualisme harta & tahta terus berlangsung. But, don't afraid sob...gak semua orang kaya (berada) seperti itu, tergantung pola pikir nya saja. Hmmm...semoga kita mendapat yang baik-baik ya, tapi harus didompleng kitanya juga harus baik-baik ^___^. Amin...
Assalamualaikum wr.wb. Izin copy ya mbak citra, artikelnya mantep deh.
ReplyDeleteWaalaikumsalam. Silahkan, tapi mohon link ke artikel yg asli ya. Sebelumnya terima kasih dan salam kenal :-)
ReplyDeleteOke mbak, urwell, salam kenal juga. :)
ReplyDelete