Skip to main content

PROFESI & JODOH

Dalam hidup, sebenarnya ada dua hal yang harus kita pikirkan matang-matang dan berhati-hati dalam memilihnya. Apa itu?
Pertama "profesi (karir)" dan selanjutnya "jodoh".
Sadar atau tidak, hampir separuh masa hidup kita di bumi dihabiskan untuk dua hal tersebut (profesi dan jodoh).
Pada saat dilahirkan kemudian tumbuh menjadi anak sampai status pelajar selesai, ya memang kewajiban orang tua kita yang membiayai kita (normalnya 21-22 tahun, hidup kita masih bergantung kepada orang tua). 

Lalu, what happens next? Pertama, kita dihadapkan pada hal yang bernama 'profesi (karir)'. Nyatanya, gak semua orang bisa menikmati apa yang dimilikinya setelah berkarir (hasil dari profesi) membuat mereka bahagia. Justrul sebaliknya, profesi (karir) malah membuat mereka menderita. 

Sama halnya dengan jodoh, hal selanjutnya yang harus dipikirkan secara benar-benar matang, dewasa (utamakan logika dari nafsu) dan berhati-hati. One thing that you should remember "Antara cinta dan nafsu beda tipis". So, be careful :-)
Yah meski at last, banyak orang yang bilang atau banyak tulisan yang memuat "Jodoh itu ditangan Tuhan. Kita tidak pernah tahu siapa sebenarnya nama yang disandingkan Tuhan dengan nama kita di lauhul mahfudzNya. Atau ada juga yang bilang, mau dia dibelahan bumi utara Indonesia, mau di belahan Afrika Barat atau dibelahan bumi mana lah, kalau jodoh gak mungkin ketukar. Kan semua penuh campur tangan Tuhan". 
Tapi ingat ya, bukan berarti gak diusahakan bukan? Cuma caranya yang harus benar-benar diperhatikan.
Yang salah dari pacaran anak zaman sekarang itu, cara mereka memahami makna pacaran itu sendiri (yang dipikirin yang enak-enaknya saja, seharusnya balance antara mimpi dengan fakta. Jadi lebih dewasa pola berfikirnya).
Karena faktanya, gak semua orang bahagia dalam menjalani hidup bersama jodoh yang telah dipilihnya. And last, keadaan yang tidak diinginkan pun terjadi. Poligami yang berujung perceraian, dampaknya anak-anak jadi korban karena tidak ada yang bisa dijadikan tauladan baik dari pihak manapun (enggak si bapak, enggak si ibu). Perceraian dengan sejuta alasan, menikah terpaksa (dipaksa orang tua, terpaksa karena umur sudah tua dan malu sama teman seusia), CLBK (Cinta Lama Belum Kelar), masih lebih baik mantan dan sejuta alasan lainnya. Yah, namanya juga manusia. Manusia itu "tidak pernah ada kata puas dalam hidupnya dan pintar dalam mencari alasan".

Mengapa hal itu bisa terjadi???

Karena tak jarang, kita terlalu tergesa-gesa dalam bertindak. Terlalu mendengar pendapat orang tanpa diimbangi dengan logika yang Tuhan berikan untuk kita. Selalu berfikir dengan nafsu, tanpa mengikutsertakan akal (logika) dan hati nurani yang dimiliki dan satu hal lagi, kita suka lupa mengikutsertakan Tuhan dalam hal itu. Memang sih, antara kata hati dengan logika itu sulit untuk diajak saling kerja sama. Tapi yakinlah, kalau dilatih pada koridorNya, insya allah you'll find the way ~kata Maher Zain :-D

Sebenarnya, ada banyak sekali lapangan pekerjaan di bumi ini apalagi di Indonesia. Ada banyak profesi yang ditawarkan bukan hanya dalam hitungan jam, bahkan dalam hitungan menit kalau anda mau mencari.

Tapi, mengapa banyak orang yang masih menderita setelah profesi yang diidam-idamkannya sudah diemban?
Alasannya sih, karena tidak sesuai dengan kepribadian.
Sama halnya dengan jodoh atau pasangan hidup. Terkadang udah cantik istrinya/ganteng suaminya (asli seperti gak kelihatan sedikitpun keburukan fisik yang ditampilkan) *langsung membayangkan seperti apa beningnya atau tampannya. Hahahaha :-D
Alasannya sama, gak cocok. Lah, emang ceritanya apa saja dulu sebelum memutuskan menikah?
Ketahuilah! Tuhan tidak menciptakan manusia itu dalam bentuk yang sempurna, tetapi dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kalau segala sesuatunya sempurna, tanpa ada kekurangan yang dimiliki. Manusia-manusia di bumi ini nyaris semuanya berlomba menjadi penguasa. Gak sempurna aja pengen berkuasa, apalagi yang sempurna???
Pada kenyataannya, alasan dari semua itu adalah "manusia tidak pernah puas dan lupa untuk bersyukur".

Ingatlah! Bukan sekedar indahnya paras, tetapi kesesuaian pribadinya dengan pribadimu itulah jodohmu.

Bukan sekedar banyaknya harta, tetapi kekompakan atas tujuan hidupmu dan tujuan hidupnya yang bisa dijadikan dalam satu list lembar "Tujuan Hidup Kita" itulah jodohmu.
Saling support, menghargai, mempercayai, menjaga dan mendengarkan itulah jodohmu.
Nyatanya, Tuhan tidak menciptakan manusia secara sempurna. Tetapi, Ia menciptakan kelebihan seseorang untuk melengkapi kekuranganmu dan menciptakan kelebihanmu untuk kekurangan seseorang (saling), itulah yang sempurna :-)

Dan bukan sekedar besarnya gaji, tetapi memanfaatkan gaji yang ada dengan sebaik-baiknya untuk menjadikan kebahagianmu besar, dan tak melupakanmu untuk bersyukur serta mengutamakan berkahNya. Itulah rezekimu.

1 hal yang perlu diingat, "Bahwa dalam rezekimu ada 2,5% hak orang lain. Maka, keluarkanlah. Insya allah berkah :-)"
Karena Tuhan menyerakkan rezekinya di seluruh penjuru di bumi ini, bahkan binatang sekalipun dijanjikan rezekinya ("Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah swt rezekinya" Q.S. Hud : 6)
Tinggal kita yang menentukan, mau mengambil rezeki yang seperti apa? 
Dengan jalan yang bagaimana?
Mengutamakan keberkahan atau nafsu dunia?
Hmmm, your choice is your way :-)

Membahas masalah profesi (karir) yang menyangkut "rezeki" ini, saya ingat salah satu guru Matematika saya ketika duduk di bangku XI IPA 1 (kls 2 SMA) dulu. Namanya Pak Syahri Ardianto kalau saya tidak salah.

Beliau pernah berkata di sela-sela pelajaran matematika kami begini, "Kita akan menjadi apa yang kita makan".
Setidaknya perkataan beliau (yang hanya merupakan teori itu) benar adanya secara praktisi.
"Kita akan menjadi apa yang kita makan", maksudnya sadar atau tidak hasil makanan yang kita makan akan menjadi daging dan berdarah daging di tubuh kita. Hasil-hasil makanan itulah yang akan membentuk pribadi kita (baik dari tingkah laku, cara berfikir atau cara merasa). Jika jalan mencari rezeki untuk makanan kita itu dilakukan dengan benar, sesuai koridorNya. Insya allah kita akan menjadi pribadi yang baik-baik, melahirkan pribadi yang baik atau dilahirkan untuk menjadi pribadi yang baik.
Tetapi jika jalan yang ditempuh bukan dengan cara yang baik, bahkan tidak sesuai koridorNya. Jangan heran, jika kita memiliki pribadi yang kurang berkenan di masyarakat (tidak baik) atau suatu saat nanti kita melahirkan generasi yang buruk. Naudzubillahiminjalik #Jangan sampai yaaa :-)





















Kata Afgan juga, "Jika aku bukan jalanmu, ku berhenti mengharapkanmu. Jika aku memang tercipta untukmu, ku kan memilikimu. Jodoh pasti bertemu :-)"

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada ...

PLN Part 7 ~Interview

Akhirnya, setelah menunggu lama..pengumuman juga Alhamdulillah, nama saya tidak LULUS diantara para peserta yg masih diperbolehkan tahap berikutnya. Sedih sih dan rasanya itu gak bisa dibilang dengan kata-kata :-((  Tapi yah namanya juga takdir, kita hanya bisa berusaha dan Allah swt yg mengatur semuanya. Jika dilihat perjuangan dari awal, bolos kerja beberapa hari, belajar dari berbagai jenis buku, cari info ke sana ke mari, konsultasi ke dokter gigi, arghhhhhhhhhh...salah apa ini ya? :-(( Tapi ya sudahlah, yang terpenting semua usaha sudah saya kerahkan semaksimal mungkin, hanya saja takdir tidak atau mungkin belum berkehendak dengan saya. Saya yakin, jika PLN ini memang jodoh saya..akan ada masanya semua berjalan mulus. Tetapi jikapun tidak jodoh, saya yakin ada pekerjaan di luar PLN yang sudah menanti saya. Life is not easy but never difficult, just need to try and be stronger than every problem :-) Saya tidak tahu jelasnya dimana letak kegagalan saya, karena tes kali...

PLN Part 6 ~ Tes Laboratorium & Penunjang

Alhamdulillah...setelah menunggu 8 hari lamanya, akhirnya pengumuman keluar :-) Dan alhamdulillah lagi nama saya masih nyangkut diantara 295 orang yang dinyatakan lulus dan berhak mengikuti tes selanjutnya yaitu 'tes laboratorium & penunjang'. Kita review sedikit ya... Dari 496 orang yang mengikuti tes fisik, ada 295 orang yang dinyatakan lulus fisik dan melangkah untuk tes selanjutnya. Berarti ada sekitar 40% yang gugur, termasuk teman saya Aprilia (See you April ~ ntah kapan) :-(  Oh ya saya salut dengan perjuangan April, jauh2 datang dari Palembang ke Medan demi mengadu nasib di PLN. *semangat ya April* *semangat*... Oh ya, ada 6 batch untuk tes laboratorium & penunjang ini, dimulai dari hari Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Senin, Selasa. Berhubung saya masuk ke kelompok Manajemen, jadi jadwal tes saya hari Selasa. Kita diminta datang pagi2 sekitar pkl (06:30), ada peraturan yg harus kita perhatikan ya blogs, antara lain : - Peraturan tentang makanan yg boleh d...