Skip to main content

KRISIS MORAL

Pagi kemarin, sebuah pemandangan menakjubkan sekaligus menyedihkan terlihat dari balik kaca sebuah angkutan umum yang kutumpangi. Sebenarnya, pemandangan itu tak hanya terlihat hari ini saja, melainkan hari-hari kemarin sering terlihat dari penglihatanku. Bisa dipastikan, kebiasaan ini mulai mendarah daging dalam kehidupan kita dan nampaknya kita yang senang berbudaya sopan dan santun mulai hilang secara perlahan. Tulisan kali ini, sesuai judulnya "Krisis Moral", akan membahas tentang lunturnya moral secara perlahan.

Sebelumnya, apa moral itu sebenarnya?
Moral adalah sifat/sesuatu yang bernilai positif atau negatif yang kita lakukan kepada orang lain. Moral hanya dapat dinilai oleh orang lain, karena mereka disini sebagai penerima moral sedangkan kita sebagai pelaku moral. Baik atau tidaknya perlakuan yang tengah kita lakukan kepada orang lain tersebut, hanya merekalah yang tahu sebagai seorang "Judgement".

Kali ini, "Bagaimana cara bertingkah laku (bermoral) yang baik di SPBU" adalah salah satu contoh dari judul "Krisis Moral" yang kuangkat dalam tulisan kali ini.

Siapa yang tak mengenal tempat ini?
Seragam merah lengkap dengan topi dan tas pinggang yang menjadi ciri khasnya seraya selalu menyapa dengan ramah dan berkata "dimulai dari nol ya...".

SPBU atau lebih dikenal sebagai POM BENSIN adalah sebuah tempat yang bisa dibilang wajib untuk disinggahi bagi para pengguna kendaraan, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Kecuali kendaraan yang tidak membutuhkan bensin, premium, solar sebagai bahan bakar mesin kendaraannya. Tak hayal, para pekerja SPBU yang selalu tersenyum ramah dan menyapa hangat para pelanggannya sering tidak mendapatkan perlakuan yang setimpal atas apa yang mereka kerjakan.
Sesuai judul diatas "Krisis Moral", kali ini aku akan mengangkat tentang betapa krisisnya moral para pengguna kendaraan-kendaraan mewah yang menggunakan jasa SPBU. Contoh ini terlihat simple tapi sungguh miris.. :-(

Pagi kemarin, terlihat lagi dari balik kaca angkutan umum yang kutumpangi sedang mengantri untuk mengisi bensin. Terlihat sebuah mobil mewah juga sedang mengisi bahan bakar mesinnya. Sayang, mobil yang mulus dengan body yang bagus tak sebagus moral pengemudinya. Nampaknya, sang pengemudi tidak terlalu memahami bagaimana cara beretika yang baik terhadap para pekerja SPBU tersebut. Sebagai pengguna jasa SPBU, seharusnya kita selalu memperhatikan sikap (moral/etika) kita kepada para pekerja SPBU. Mungkin, pekerjaan mereka tak sehebat pekerjaan kita sebagai pengguna jasa SPBU. Tetapi, bisa saja pekerjaan mereka lebih mulia daripada pekerjaan kita.

Pernahkah kita sebagai pengguna jasa SPBU, selalu menyambut salam hangat petugasnya?
Petugas yang tak pernah lelah melayani kita seraya selalu berkata, "dimulai dari nol ya" (sambil menunjuk ke layar monitor mesin pengisi bahan bakar). 
Pagi kemarin, sebuah mobil mengisi bahan bakar mesin kendaraannya. 
Tapi, tahukah anda bagaimana dia memperlakukan petugas SPBU itu? 
Dia hanya membuka kaca jendela mobilnya, seraya berkata bahan bakar apa yang dibutuhkan kendaraannya. Sang petugas yang bertugas itupun, hanya menundukkan sedikit kepalanya agar telihat apa permintaan dari sang pelanggan melalui kaca mobilnya. Kemudian, sang petugas membuka sendiri tempat pengisian bahan bakar kendaraan mewah tersebut, mengambil uang dan mengembalikan kembalian si pengemudi mobil mewah tersebut melalui kaca mobil. Karena si pelanggan begitu enggan melangkahkan kakinya untuk keluar dari mobil mewahnya tersebut. Apa alasannya? Entahlah...
Jika difikir secara logika, apa salahnya sih keluar sebentar dari kendaraan, kemudian sapa salam dari petugasnya, mungkin si petugas akan lebih dihargai pekerjaannya.

Pengguna mobil mewah tersebut adalah salah satu contoh dari sekian banyak pengguna kendaraan mewah lainnya yang berperilaku sama. Pada dasarnya, pengguna kendaraan yang berperilaku demikian memiliki sebuah nama, jabatan atau mungkin dihormati di tempat ia bekerja.Tetapi, tak jarang orang yang selalu terbawa "image" akan membawa image nya tersebut dimanapun ia berada. Tak heran, ketika ada seorang manusia yang dihormati atau disegani di tempat ia bekerja. Maka, ia ingin mendapatkan perlakuan yang sama dimanapun ia berada. Ia seolah-olah "king" atau raja tanpa memperhatikan kondisi atau situasi. 
Kita boleh saja selalu ingin merasa dihormati, apalagi mengingat jabatan yang kita pegang cukup tinggi atau kita punya nama cukup disegani dilingkungan kita bekerja. Maka kondisikanlah itu semua tatkala kita berada di lingkup lingkungan tersebut, tetapi ketika kita sudah berada diluar lingkup lingkungan tersebut kita hanya manusia biasa yang bertugas untuk menghormati pekerjaan orang lain juga.

Para pengguna kendaraan mewah seperti contoh yang dipaparkan diatas, harusnya mereka berkaca atas sikap yang telah mereka lakukan. Apakah tidak terlintas sedikitpun dibenak mereka, bagaimana perasaan petugas SPBU tersebut? 
Inilah contoh krisis moral yang tengah banyak terjadi secara kasat mata. 
Sederhana, tetapi cukup menggores hati.

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada ...

PLN Part 7 ~Interview

Akhirnya, setelah menunggu lama..pengumuman juga Alhamdulillah, nama saya tidak LULUS diantara para peserta yg masih diperbolehkan tahap berikutnya. Sedih sih dan rasanya itu gak bisa dibilang dengan kata-kata :-((  Tapi yah namanya juga takdir, kita hanya bisa berusaha dan Allah swt yg mengatur semuanya. Jika dilihat perjuangan dari awal, bolos kerja beberapa hari, belajar dari berbagai jenis buku, cari info ke sana ke mari, konsultasi ke dokter gigi, arghhhhhhhhhh...salah apa ini ya? :-(( Tapi ya sudahlah, yang terpenting semua usaha sudah saya kerahkan semaksimal mungkin, hanya saja takdir tidak atau mungkin belum berkehendak dengan saya. Saya yakin, jika PLN ini memang jodoh saya..akan ada masanya semua berjalan mulus. Tetapi jikapun tidak jodoh, saya yakin ada pekerjaan di luar PLN yang sudah menanti saya. Life is not easy but never difficult, just need to try and be stronger than every problem :-) Saya tidak tahu jelasnya dimana letak kegagalan saya, karena tes kali...

PLN Part 6 ~ Tes Laboratorium & Penunjang

Alhamdulillah...setelah menunggu 8 hari lamanya, akhirnya pengumuman keluar :-) Dan alhamdulillah lagi nama saya masih nyangkut diantara 295 orang yang dinyatakan lulus dan berhak mengikuti tes selanjutnya yaitu 'tes laboratorium & penunjang'. Kita review sedikit ya... Dari 496 orang yang mengikuti tes fisik, ada 295 orang yang dinyatakan lulus fisik dan melangkah untuk tes selanjutnya. Berarti ada sekitar 40% yang gugur, termasuk teman saya Aprilia (See you April ~ ntah kapan) :-(  Oh ya saya salut dengan perjuangan April, jauh2 datang dari Palembang ke Medan demi mengadu nasib di PLN. *semangat ya April* *semangat*... Oh ya, ada 6 batch untuk tes laboratorium & penunjang ini, dimulai dari hari Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Senin, Selasa. Berhubung saya masuk ke kelompok Manajemen, jadi jadwal tes saya hari Selasa. Kita diminta datang pagi2 sekitar pkl (06:30), ada peraturan yg harus kita perhatikan ya blogs, antara lain : - Peraturan tentang makanan yg boleh d...