Apa yang terlintas dalam benak anda tentang "Kerja & Kuliah?"Kedua bagian itu sama-sama penting bagi kehidupan. Kerja atau bekerja bisa dibilang sebuah aktivitas yang sudah menjadi sebuah kewajiban bagi hidup, karena dengan bekerja anda akan memperoleh sebuah penghasilan yang bisa memenuhi sarana dan prasarana hidup anda. Baik bekerja dengan orang lain,maupun usaha yang anda buat sendiri (entrepreneur). Sementara kuliah adalah jenjang pendidikan yang membantu anda untuk mendompleng keberhasilan hidup anda dalam bekerja. Banyak ilmu yang bisa anda peroleh pada jenjang tersebut. Tidak hanya itu, bertemu dengan orang2 yang bertugas mendidik anda dengan berbagi pengalaman akan jatuh bangun hidup yang telah mereka jalani, juga sebuah ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan anda.
Basicly, orang-orang yang ingin memperoleh pekerjaan terbaik bagi kehidupannya, mereka akan memilih untuk fokus pada jenjang pendidikannya (kuliah). Dengan harapan, selesai mengecam pendidikannya mereka akan mendapatkan pekerjaan sesuai standard karakteristik yang diharapkan.
Dengan demikian,tugas yang mereka jalankan adalah "Fokus pada perkuliahan".
Masuk kepada inti permasalahan. Senang atau tidak senang, sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau,biaya perguruan tinggi baik negeri maupun swasta semakin hari semakin menjulang tinggi. Sehingga orang2 yang bercita-cita melanjutkan pendidikan mereka harus diundur dahulu demi sebuah biaya yang harus dikumpulkan. Faktanya, secara kasat mata masih banyak anak-anak manusia yang membeli formulir uzian saja tidak mampu. Apalagi harus menyediakan uang registrasi yang bernilai cukup tinggi??? Maka tidak heran, banyak dari kita lebih memilih memutuskan menunda pendidikannya dan beralih ke dunia kerja sesuai standard skill masing-masing orang. Dengan pola fikir, setelah mereka bekerja maka mereka akan memperoleh penghasilan yang bisa dimanfaatkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Muncul sebuah permasalahan, disaat orang-orang yang memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan mereka tanpa harus berfikir biaya. Mereka akan memilih untuk fokus pada perkuliahannya. Lantas,bagaimana dengan orang-orang yang bekerja, dimana biaya kuliah mereka berasal dari hasil keringat mereka sendiri?
Fokus! nampaknya harus dipecah pada situasi ini. Segala sesuatunya dituntut balance. Tidak bisa salah satu dari keduanya harus dikorbankan. Pilih kuliah atau bekerja? Kalimat ini tidak bisa dilontarkan kepada orang-orang yang berkuliah tetapi sambil bekerja. Kenapa???
Pada situasi tersebut ada titik balik yang saling sinkron,saling membutuhkan satu sama lainnya.
Seseorang yang ingin kuliah harus memiliki biaya, sedangkan biaya yg mereka butuhkan tersebut baru bisa diperoleh setelah mereka bekerja. Atau,seseorang yang ingin mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan pekerjaan yang sesuai minat mereka, maka orang tersebut tidak bisa hanya berdiam diri pada pekerjaannya/profesinya sekarang. Orang itu butuh ilmu, maka ilmu butuh biaya. Inilah letak titik balik yang harus saling sinkron itu.
KULIAH ----> BIAYA = BEKERJA
BEKERJA ---> PENGHASILAN LEBIH BAIK = ILMU (KULIAH)
Maka tantangan yang diperoleh oleh orang-orang yang kuliah dengan biaya hasil kerja mereka sendiri, akan jauh berbeda dengan orang-orang yang kuliah tanpa memikirkan biaya (peran orang tua).
Seseorang yang berkuliah sambil bekerja, harus membagi pola fikir,energi,waktu dan hal-hal lainnya menjadi balance (seimbang). Dimana mereka dituntut untuk fokus pada pekerjaannya, tetapi juga fokus pada perkuliahannya. Mereka diharuskan disiplin pada pekerjaannya, juga disiplin pada perkuliahannya. Wajib on-time pada pekerjaannya, juga on-time pada perkuliahannya. Belum lagi tugas-tugas yang harus diselesaikan pada deadline yang bersamaan. Serta masih banyak lagi hal-hal yang harus dibagi secara seimbang.
Titik jenuh dan rasa penat terkadang suka menghampiri, hingga menjatuhkan diri pada ambang batas untuk memilih "Bekerja atau Kuliah?"
Sementara dua kalimat itu tidak bisa dipilih salah satunya. Mereka tetap harus berjalan, karena sejatinya kedua kalimat itu saling melengkapi. Lantas, apa yang harus dilakukan jika kondisi seperti itu menghampiri?
"Jaga semangat (keep your spirit)!", itulah jalan satu-satunya.
Semangat mampu meluluhlantakkan rasa bosan/penat/malas menjadi energi-energi positif yang jauh lebih bermanfaat. Memang, melenyapkan semangat jauh lebih mudah ketimbang menghidupkan semangat. But, nothing is impossible. Life is an adventure. Life is full challance. You are not only life for this time, but also for next,next,next time untill your life ends. So, go ahead!
Basicly, orang-orang yang ingin memperoleh pekerjaan terbaik bagi kehidupannya, mereka akan memilih untuk fokus pada jenjang pendidikannya (kuliah). Dengan harapan, selesai mengecam pendidikannya mereka akan mendapatkan pekerjaan sesuai standard karakteristik yang diharapkan.
Dengan demikian,tugas yang mereka jalankan adalah "Fokus pada perkuliahan".
Masuk kepada inti permasalahan. Senang atau tidak senang, sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau,biaya perguruan tinggi baik negeri maupun swasta semakin hari semakin menjulang tinggi. Sehingga orang2 yang bercita-cita melanjutkan pendidikan mereka harus diundur dahulu demi sebuah biaya yang harus dikumpulkan. Faktanya, secara kasat mata masih banyak anak-anak manusia yang membeli formulir uzian saja tidak mampu. Apalagi harus menyediakan uang registrasi yang bernilai cukup tinggi??? Maka tidak heran, banyak dari kita lebih memilih memutuskan menunda pendidikannya dan beralih ke dunia kerja sesuai standard skill masing-masing orang. Dengan pola fikir, setelah mereka bekerja maka mereka akan memperoleh penghasilan yang bisa dimanfaatkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Muncul sebuah permasalahan, disaat orang-orang yang memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan mereka tanpa harus berfikir biaya. Mereka akan memilih untuk fokus pada perkuliahannya. Lantas,bagaimana dengan orang-orang yang bekerja, dimana biaya kuliah mereka berasal dari hasil keringat mereka sendiri?
Fokus! nampaknya harus dipecah pada situasi ini. Segala sesuatunya dituntut balance. Tidak bisa salah satu dari keduanya harus dikorbankan. Pilih kuliah atau bekerja? Kalimat ini tidak bisa dilontarkan kepada orang-orang yang berkuliah tetapi sambil bekerja. Kenapa???
Pada situasi tersebut ada titik balik yang saling sinkron,saling membutuhkan satu sama lainnya.
Seseorang yang ingin kuliah harus memiliki biaya, sedangkan biaya yg mereka butuhkan tersebut baru bisa diperoleh setelah mereka bekerja. Atau,seseorang yang ingin mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan pekerjaan yang sesuai minat mereka, maka orang tersebut tidak bisa hanya berdiam diri pada pekerjaannya/profesinya sekarang. Orang itu butuh ilmu, maka ilmu butuh biaya. Inilah letak titik balik yang harus saling sinkron itu.
KULIAH ----> BIAYA = BEKERJA
BEKERJA ---> PENGHASILAN LEBIH BAIK = ILMU (KULIAH)
Maka tantangan yang diperoleh oleh orang-orang yang kuliah dengan biaya hasil kerja mereka sendiri, akan jauh berbeda dengan orang-orang yang kuliah tanpa memikirkan biaya (peran orang tua).
Seseorang yang berkuliah sambil bekerja, harus membagi pola fikir,energi,waktu dan hal-hal lainnya menjadi balance (seimbang). Dimana mereka dituntut untuk fokus pada pekerjaannya, tetapi juga fokus pada perkuliahannya. Mereka diharuskan disiplin pada pekerjaannya, juga disiplin pada perkuliahannya. Wajib on-time pada pekerjaannya, juga on-time pada perkuliahannya. Belum lagi tugas-tugas yang harus diselesaikan pada deadline yang bersamaan. Serta masih banyak lagi hal-hal yang harus dibagi secara seimbang.
Titik jenuh dan rasa penat terkadang suka menghampiri, hingga menjatuhkan diri pada ambang batas untuk memilih "Bekerja atau Kuliah?"
Sementara dua kalimat itu tidak bisa dipilih salah satunya. Mereka tetap harus berjalan, karena sejatinya kedua kalimat itu saling melengkapi. Lantas, apa yang harus dilakukan jika kondisi seperti itu menghampiri?
"Jaga semangat (keep your spirit)!", itulah jalan satu-satunya.
Semangat mampu meluluhlantakkan rasa bosan/penat/malas menjadi energi-energi positif yang jauh lebih bermanfaat. Memang, melenyapkan semangat jauh lebih mudah ketimbang menghidupkan semangat. But, nothing is impossible. Life is an adventure. Life is full challance. You are not only life for this time, but also for next,next,next time untill your life ends. So, go ahead!
Comments
Post a Comment