"...Mereka yang tidak paham dahsyatnya api akan mengobarkannya dengan sembrono. Mereka yang tidak paham energi cinta akan meledakkannya dengan sia-sia. Dirinya bukan malaikat yang tahu siapa lebih mencintai siapa dan untuk berapa lama. Tidak penting. Ia sudah tahu. Cintanya adalah paket air mata, keringat dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang."
Lelahmu...jadi lelahku juga.
Bahagiamu...bahagiaku pasti.
Berbagi takdir kita selalu.
Kecuali tiap kau jatuh hati.
Kali ini...hampir habis dayaku.
Membuktikan padamu, ada cinta yang nyata.
Setia...hadir setiap hari.
Tak tega...biarkan kau sendiri.
Meski seringkali, kau malah asyik sendiri...
Karena kau tak lihat....
Terkadang malaikat...
Tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan.
Namun kasih ini...
Silahkan kau adu...
Malaikat juga tahu,
Siapa yang jadi juaranya.
Hampamu...tak kan hilang semalam.
Oleh pacar impian...
Tetapi kesempatan
Untukku, yang mungkin tak sempurna.
Tapi siap untuk diuji.
Ku percaya diri, cintakulah yang sejati.
Namun tak kau lihat...
Terkadang malaikat...
Tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan.
Namun kasih ini...
Silahkan kau adu...
Malaikat juga tahu,
Siapa yang jadi juaranya.
* Kau selalu meminta terus kutemani,
Dan kau selalu bercanda andai wajahku diganti,
Melarangku pergi,
Karena tak sanggup sendiri...
Namun tak kau lihat...
Terkadang malaikat...
Tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan.
Namun kasih ini...
Silahkan kau adu...
Malaikat juga tahu,
Aku kan jadi juaranya. Dewi Lestari
Comments
Post a Comment