Hidup adalah sebuah bentuk anugerah dari Allah swt atas kebesaran nikmat-Nya.
Perjalanan tiap orang akan hidupnya berbeda-beda satu sama lain.
Apa yang kalian pikirkan tentang hidup?
Hidup itu indah, menyenangkan, dinikmati, menyedihkan, sakit dan akan banyak argumen-argumen lainnya lagi.
Bagiku, "Hidup adalah perjalanan menuju kematian". Inilah yang membedakan antara sang Khaliq dengan penciptaannya. Yang menerangkan bahwa sang khaliq itu kekal, sedangkan penciptaannya akan binasa suatu saat (sampai azalnya tiba).
Nah, lantas apa yang harus disombongkan pada hidup ini?
Perjalanan tiap orang akan hidupnya berbeda-beda.
Ada orang yang ingin mencapai goal hidup mereka harus melalui jalan yang berliku.
Ada pula yang penuh kerikil, tajam dan butuh usaha yang sangat besar.
Ada juga yang mudah tanpa usaha terlalu besar.
Ada orang yang serba berlebihan.
Ada orang yang berkecukupan.
Ada pula yang kekurangan.
Yah, inilah hidup. Hidup butuh perjuangan dan pengorbanan demi sebuah pencapaian yang layak menurut masing-masing empunya.
Apa yang ada dibenak kita?
Pernahkah kalian membayangkan apa yang dipikirkan orang miskin tentang orang kaya?
Hampir mayoritasnya, mereka berpikir bahwa orang-orang itu "Orang kaya" sangat bahagia dengan hidupnya. Mengapa? Karena mereka berpikir, orang-orang itu "Orang kaya" bisa memenuhi apa saja yang menjadi kebutuhannya secara mudah, bukan seperti mereka yang untuk mengisi perut aja susah.
Lalu, pernahkah kalian membayangkan apa yang dipikirkan orang kaya tentang orang miskin?
Ada dua pola pikir yang berbeda disini, karena ada dua type manusia dalam hal ini.
* Type pertama (Manusia yg cenderung menggunakan energi positif)
Orang kaya jenis ini, berpikir bagaimana cara agar populasi orang-orang miskin di dunia ini kian hari kian menurun bahkan tidak ada lagi orang miskin di dunia ini. Tidak ada peminta-minta, tidak ada anak-anak yang putus sekolah karena biaya, tidak ada anak-anak yang menghabiskan waktu bermainnya dengan bekerja dan hal-hal lainnya. Mereka merasa sedih, simpati dan iba terhadap orang-orang itu.
*Type kedua (Manusia yg cenderung menggunakan energi negatif)
Orang kaya jenis ini, tidak pernah berpikir apalagi merasa iba, simpati atau sedih kepada orang-orang yang kekurangan diluar sana. Mereka cenderung memikirkan dirinya sendiri. Bahkan hal yang terparah, berteman dengan orang-orang yang berkesusahan malah akan menjatuhkan derajat mereka. Lucu ya kelihatannya, tapi inilah fakta yang ada.
Lantas, kenapa ada si "Kaya" dan si "Miskin"?
Kenapa tidak disamakan?
Apakah Tuhan tidak adil?
Satu hal yang perlu kita terapkan, bahwa "Tuhan itu adil dan maha adil seadil-adilnya".
Buktinya, Ia memberikan waktu yang sama pada seluruh umatnya (*tidak memandang si kaya atau si miskin) yaitu 1x24 jam. Tidak ada umat yang memiliki waktu lebih dari 24 jam atau kurang dari 24 jam.
Kaya atau miskin dimata Tuhan adalah sama, yang membedakan derajat hamba-hambanya itu adalah keimanannya.
Kenapa Tuhan mengadakan orang kaya, tetapi ada pula orang miskin?
Actually, kedua orang ini sama-sama sedang diuji dalam perjalanan hidupnya.
SI KAYA DIUJI DENGAN KEKAYAANNYA
Semakin ia kaya, apakah semakin ia meyakini kebesaran Tuhan? Semakin ia jaya, apakah ia semakin mensyukuri nikmat yang telah Tuhan berikan?
Semakin ia kaya, apakah semakin rajin ia bersedekah? Semakin ia kaya, apakah ia semakin taat? Semakin ia kaya, apakah semakin besar rasa simpatinya terhadap yang kekurangan? Semakin ia kaya, apakah ia semakin dermawan? Semakin ia kaya, apakah ia semakin sopan? Semakin ia kaya, apakah ia semakin senang menolong yang membutuhkan? Semakin ia kaya, apakah ia semakin hormat kepada wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya? Semakin ia kaya, apakah ia semakin sayang kepada pria yang telah menafkahinya lahir dan batin sampai ia menjadi kaya? Semakin ia kaya, apakah ia semakin sayang kepada keluarganya? Semakin ia kaya, apakah ia semakin yakin bahwa apa yang ia miliki adalah titipan Tuhan semata?
Atau malah justrul sebaliknya???
SI MISKIN DIUJI DENGAN KEMISKINANNYA
Semakin ia miskin, apakah kesabarannya semakin meningkat? Semakin ia miskin, apakah ia semakin bertaqwa? Semakin ia miskin, apakah ia semakin terus berusaha? Semakin ia miskin, apakah semakin sering ia datang meminta kepada Tuhannya? Semakin ia miskin, apakah ia semakin percaya bahwa Tuhan itu adil? Semakin ia miskin, apakah ia tetap konsisten berjalan pada arah jalan yang Tuhan tuntun? Semakin ia miskin, apakah ia semakin yakin bahwa suatu saat Tuhan merubah nasibnya? Semakin ia miskin, apakah ia masih selalu tetap bersyukur atas nikmat Tuhannya? Semakin ia miskin,apakah ia tidak lupa untuk tetap bersedekah?
Atau malah justrul sebaliknya???
SI KAYA DIUJI DENGAN KEKAYAANNYA
Jadi, jika si kaya tetap berjalan pada jalan yang telah Tuhan tuntun dan melaksanakan semua pertanyaan-pertanyaan diatas dengan benar. Maka kekayaannya akan semakin bertambah dan terus bertambah. Hidupnya juga menjadi bahagia, tidak pernah merasa uzian yang datang adalah sebagai beban. Karena ia berhasil menjaga amanat Tuhan dengan baik.
Tetapi, jika sebaliknya. Hidup hanya akan terasa hambar, segala harta dan tahta yang ia miliki tak dapat ia nikmati sebagaimana mestinya. Karena ia tidak dapat menjaga amanat Tuhan dengan baik. Maka, mudah saja bagi Tuhan membalikkan semua nikmat menjadi sengsara.
So, don't be lulled!
Sama halnya dengan si miskin. Ia akan berubah menjadi kaya jika ia terus berusaha dan bersabar atas uzian yang diberikan Tuhan. Ia bisa memenuhi apapun yang ia inginkan sebagaimana layaknya si kaya.Yang harus diingat, jangan pernah sombong dan kufur nikmat tatkala mimpi menjadi nyata. Karena apa?
Karena sebaliknya, Tuhan mudah saja mengembalikan ia seperti semula.
So, teruslah konsisten pada jalan hidup yang telah Tuhan tentukan. Ia akan selalu mengarahkan kita kepada kebaikan. Nikmati saja semua lika-liku perjalanan, kerikil tajam, ombak besar dan petir yang menyambar. Karena hidup penuh sejuta rahasia because all of that is God secret.
Comments
Post a Comment