Hari ini sejarah panjang sekaligus memori terindah yang ikut serta menambah jalan kehidupan.
Aku gak akan bercerita dari awal apa hingga terakhir bagaimana.
Karena ini hanya serpihan-serpihan dari beberapa serpihan memori-memori lainnya.
Setidaknya, inilah hidup dan inilah fakta kehidupan yang harus dilakoni.
Berperan dari satu topeng ke topeng-topeng lain, entah apa dan mengapa.
Tidak menyalahkan ini, tidak pula menyalahkan itu.
Hanya satu konsep yang melekat bahwa "Tuhan tidak pernah menguji hambanya diluar batas kemampuan sang hamba". Itu berarti apa? Berarti "MAMPU" melewatinya. Itu saja :-)
Dunia ini kejam???
Entahlah!
Entah siapa yang membuatnya kejam hingga mengatasnamakan "Dunia".
Padahal mungkin, dunia ingin selalu membuat penghuninya tersenyum ceria dan bahagia.
Indonesia ini parah??? Tidak punya hati???
Entahlah!
Entah siapa yang membuatnya menjadi Negara parah yang tidak punya hati dan mengatasnamakannya Indonesia.
Padahal, mungkin saja Indonesia ingin para rakyatnya makmur sejahtera.
Salah siapa???
Tak ada yang perlu disalahkan.
Berkaca pada diri sendiri jauh lebih baik.
Omong kosong belaka terus bergulir dan tercipta.
Kapankah bisa berakhir???
Hanya Tuhan yang tahu kapan.
Moralitas dan religi bukanlah hal utama untuk lebih dipahami dalam pembelajaran hidup dan kehidupan.
Karena orang yang paham akan dua hal bidang tersebut, dicap seolah-olah "FANATIK".
Hidup ini aneh, kehidupan ini jauh lebih aneh.
Egois akan terus berkembang menjadi egois.
Hanya untuk memikirkan kekayaan pribadi.
Materialistis, materi, rupiah, nominal seolah-olah tak akan pernah tamat dalam masalah kehidupan.
Hingga membuat pribadi gila materi merosot moralitas.
Tanpa disadari fenomena dunia nyata ini akan terus, terus dan terus berkembang.
Tanpa disadari sering pula terucap dalam kata, "Jangan berteman dengan orang miskin, nanti kamu jadi miskin". "Kamu bukan strata keluarga kami". Dan bla...bli...blu...ble...blo...
Inilah yang disebut pribadi minus religi merosot moral.
Kenapa harus sampai seperti ini?
Entahlah, entah apa yang merubah zaman yang kuat budaya timur bermayoritaskan nilai agamis terbaik dan moralitas hampir sempurna berubah terbalik hingga 100 derajat.
Moral padam, nilai religi lenyap.
Siapa lagi yang bisa dicontoh sebagai panutan terbaik bumi?
Yang mampu bersorak suarakan keadilan, demi kesejahteraan?
Yang tak takut kalah dalam berperang demi kebahagiaan?
Yang benar-benar mampu menjadi khalifah bumi dan pantas dinobatkan sebagai kepala bumi?
Yang tidak mau dijadikan kambing hitam?
Siapa? Siapa? dan Siapa?
Tak ada yang bisa.
Bahkan seseorang yang berprofesi sebagai penyalur pendidikan dengan segenap ilmu yang mereka miliki, menyampaikan pesan - pesan baik ini dan itu tak mampu mencontohkan apa yang terbaik kepada anak didiknya atas apa yang telah diajarkannya.
Diibaratkan "Hanya pintar bermain dalam kata-kata bukan dalam perilaku atau tindakan sebenarnya".
Dan semua orang bisa melakukan itu.
Tapi, adakah orang yang mampu menyampaikan kebenaran,
Dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata?
Bukan sekedar habis dimulut semata?
Sekarang eranya "Penguasa dan Penginjak".
Orang yang mempunyai kekuasaan akan memanfaatkan kekuasaannya untuk menginjak yang lemah.
Yang lemah akan terus diinjak oleh penguasa.
Lucunya prosedur hidup ini.
Memiliki segala-galanya seolah-olah merasa "Aku adalah Penguasa".
Ia lupa bahwa punya Tuhan yang menciptakannya, yang jauh lebih berkuasa.
Kalau Tuhan berkata, "Aku ingin melenyapkan bumi dan menghapus total semua umat di bumi besok".
Kita bisa bilang apa?
Minta ditunda dulu?
Itu hanya mimpi!
Terus, mau diapain Tuhan supaya menundanya?
Mau di sogok dengan nominal, nominal dan nominal?
Itu lebih mustahil!
Argghhhh, lucunya semua ini Tuhan.
Mau sampai kapan Kau terus membiarkan perilaku umat-umatmu ini?
Bahkan signal kemarahanMu tak mampu tertangkap baik oleh kami.
"Gempa bumi, banjir, tanah longsor, dll"
Semua itu bentuk betapa ingin menangisnya bumiMu karena tak mampu lagi menahan perilaku-perilaku keji kami. Bukankah begitu?
Sudahlah, terlalu capek menguraikan panjang lebar kehidupan bumi dengan watak-watak penghuninya.
Yang bilamana disuruh memilih, "Aku pengen hidup dalam waktu singkat di Bumi ini daripada terus-terusan bergulir dosa dan menahan kekecewaan".
Tapi, itu hanya kalimat seorang pecundang yang tak berani menjadi seorang khalifah pembawa kebenaran.
Dan Kau tak pernah suka itu!
"Berusahalah, berdo'a dan hanya minta kepadaKu". Itulah jalan kebenaran yang Kau inginkan atas kami.
Satu kunci hidup tersulit yang sampai saat ini masih terus dicoba untuk dipelajari.
IKHLAS....
IKHLAS atas jalan yang telah Kau tetapkan.
IKHLAS atas apapun yang telah Kau berikan.
IKHLAS atas situasi yang tak pernah kita ingini.
IKHLAS untuk lebih bersabar.
IKHLAS..... IKLHLAS.....IKHLAS....dan IKHLAS....
Agar menjadi pribadi yang lebih cerdas, karena kebenaran jalan Mu hanya sampai kepada orang-orang yang mau berpikir.
Thanks to Allah swt for this day, because of You i can be strong people and effort to be strong,strong and strong people. And i believe You will give me the best light for future, so start now i just ask You "Please Allah swt, not to change my personal like most people whos when they are above, they forget to You.
Aku gak akan bercerita dari awal apa hingga terakhir bagaimana.
Karena ini hanya serpihan-serpihan dari beberapa serpihan memori-memori lainnya.
Setidaknya, inilah hidup dan inilah fakta kehidupan yang harus dilakoni.
Berperan dari satu topeng ke topeng-topeng lain, entah apa dan mengapa.
Tidak menyalahkan ini, tidak pula menyalahkan itu.
Hanya satu konsep yang melekat bahwa "Tuhan tidak pernah menguji hambanya diluar batas kemampuan sang hamba". Itu berarti apa? Berarti "MAMPU" melewatinya. Itu saja :-)
Dunia ini kejam???
Entahlah!
Entah siapa yang membuatnya kejam hingga mengatasnamakan "Dunia".
Padahal mungkin, dunia ingin selalu membuat penghuninya tersenyum ceria dan bahagia.
Indonesia ini parah??? Tidak punya hati???
Entahlah!
Entah siapa yang membuatnya menjadi Negara parah yang tidak punya hati dan mengatasnamakannya Indonesia.
Padahal, mungkin saja Indonesia ingin para rakyatnya makmur sejahtera.
Salah siapa???
Tak ada yang perlu disalahkan.
Berkaca pada diri sendiri jauh lebih baik.
Omong kosong belaka terus bergulir dan tercipta.
Kapankah bisa berakhir???
Hanya Tuhan yang tahu kapan.
Moralitas dan religi bukanlah hal utama untuk lebih dipahami dalam pembelajaran hidup dan kehidupan.
Karena orang yang paham akan dua hal bidang tersebut, dicap seolah-olah "FANATIK".
Hidup ini aneh, kehidupan ini jauh lebih aneh.
Egois akan terus berkembang menjadi egois.
Hanya untuk memikirkan kekayaan pribadi.
Materialistis, materi, rupiah, nominal seolah-olah tak akan pernah tamat dalam masalah kehidupan.
Hingga membuat pribadi gila materi merosot moralitas.
Tanpa disadari fenomena dunia nyata ini akan terus, terus dan terus berkembang.
Tanpa disadari sering pula terucap dalam kata, "Jangan berteman dengan orang miskin, nanti kamu jadi miskin". "Kamu bukan strata keluarga kami". Dan bla...bli...blu...ble...blo...
Inilah yang disebut pribadi minus religi merosot moral.
Kenapa harus sampai seperti ini?
Entahlah, entah apa yang merubah zaman yang kuat budaya timur bermayoritaskan nilai agamis terbaik dan moralitas hampir sempurna berubah terbalik hingga 100 derajat.
Moral padam, nilai religi lenyap.
Siapa lagi yang bisa dicontoh sebagai panutan terbaik bumi?
Yang mampu bersorak suarakan keadilan, demi kesejahteraan?
Yang tak takut kalah dalam berperang demi kebahagiaan?
Yang benar-benar mampu menjadi khalifah bumi dan pantas dinobatkan sebagai kepala bumi?
Yang tidak mau dijadikan kambing hitam?
Siapa? Siapa? dan Siapa?
Tak ada yang bisa.
Bahkan seseorang yang berprofesi sebagai penyalur pendidikan dengan segenap ilmu yang mereka miliki, menyampaikan pesan - pesan baik ini dan itu tak mampu mencontohkan apa yang terbaik kepada anak didiknya atas apa yang telah diajarkannya.
Diibaratkan "Hanya pintar bermain dalam kata-kata bukan dalam perilaku atau tindakan sebenarnya".
Dan semua orang bisa melakukan itu.
Tapi, adakah orang yang mampu menyampaikan kebenaran,
Dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata?
Bukan sekedar habis dimulut semata?
Sekarang eranya "Penguasa dan Penginjak".
Orang yang mempunyai kekuasaan akan memanfaatkan kekuasaannya untuk menginjak yang lemah.
Yang lemah akan terus diinjak oleh penguasa.
Lucunya prosedur hidup ini.
Memiliki segala-galanya seolah-olah merasa "Aku adalah Penguasa".
Ia lupa bahwa punya Tuhan yang menciptakannya, yang jauh lebih berkuasa.
Kalau Tuhan berkata, "Aku ingin melenyapkan bumi dan menghapus total semua umat di bumi besok".
Kita bisa bilang apa?
Minta ditunda dulu?
Itu hanya mimpi!
Terus, mau diapain Tuhan supaya menundanya?
Mau di sogok dengan nominal, nominal dan nominal?
Itu lebih mustahil!
Argghhhh, lucunya semua ini Tuhan.
Mau sampai kapan Kau terus membiarkan perilaku umat-umatmu ini?
Bahkan signal kemarahanMu tak mampu tertangkap baik oleh kami.
"Gempa bumi, banjir, tanah longsor, dll"
Semua itu bentuk betapa ingin menangisnya bumiMu karena tak mampu lagi menahan perilaku-perilaku keji kami. Bukankah begitu?
Sudahlah, terlalu capek menguraikan panjang lebar kehidupan bumi dengan watak-watak penghuninya.
Yang bilamana disuruh memilih, "Aku pengen hidup dalam waktu singkat di Bumi ini daripada terus-terusan bergulir dosa dan menahan kekecewaan".
Tapi, itu hanya kalimat seorang pecundang yang tak berani menjadi seorang khalifah pembawa kebenaran.
Dan Kau tak pernah suka itu!
"Berusahalah, berdo'a dan hanya minta kepadaKu". Itulah jalan kebenaran yang Kau inginkan atas kami.
Satu kunci hidup tersulit yang sampai saat ini masih terus dicoba untuk dipelajari.
IKHLAS....
IKHLAS atas jalan yang telah Kau tetapkan.
IKHLAS atas apapun yang telah Kau berikan.
IKHLAS atas situasi yang tak pernah kita ingini.
IKHLAS untuk lebih bersabar.
IKHLAS..... IKLHLAS.....IKHLAS....dan IKHLAS....
Agar menjadi pribadi yang lebih cerdas, karena kebenaran jalan Mu hanya sampai kepada orang-orang yang mau berpikir.
Thanks to Allah swt for this day, because of You i can be strong people and effort to be strong,strong and strong people. And i believe You will give me the best light for future, so start now i just ask You "Please Allah swt, not to change my personal like most people whos when they are above, they forget to You.
Comments
Post a Comment