Sebut saja namanya "Cici", wanita pelajar di salah satu sebuah sekolah musik di Cina. Setiap kembali dari sekolah, Cici selalu mendatangi sebuah lapangan yang biasa ia lalui yang selalu ramai dikunjungi orang-orang. Sore itu, suasana lapangan masih ramai seperti biasanya. Indahnya alunan musik dari sebuah biola yang dimainkan oleh seorang pria lansia, inilah yang membuat kharismatik lapangan tersebut. Pria itu adalah seorang pengemis, yang memungut yuan demi yuan dari para pendengar biola yang dimainkannya. Cici begitu tertarik dengan keindahan suara biola yang dimainkan Pak tua tersebut.
Cici adalah gadis remaja yang terlahir tak seperti teman-teman lainnya. Ia hanya mampu berbicara dengan menggunakan sandi-sandi melalui tangannya. Perbedaan itu harus membuat Cici tegar menerima cobaan dari Tuhan, bahkan tidak memiliki teman sekalipun. Yona, adalah teman wanita sekelas Cici yang begitu iri dengan Cici. Meski bisu, ternyata Cici begitu berbakat pada sebuah biola. Sedangkan Yona adalah perempuan yang berbakat pada pianonya. Yona selalu menjahili Cici, mulai dari merusak biola, mencaci - maki Cici dan hal-hal lain yang begitu menyiksa Cici selama ia berada di sekolahan. Tetapi, Cici tetap sabar akan cobaan yang ia hadapi. Ia terus menjalani hidup dengan sabar.
Suatu hari, sebuah sekolah musik ternama di Cina mengadakan festival lomba musik. Cici & Yona adalah salah satu peserta dari puluhan peserta lainnya. Mendengar nama Cici terdaftar sebagai peserta lomba, Yona tidak kehabisan akal agar bagaimana caranya Cici gugur dalam perlombaan tersebut. Festival lomba masih ada dua minggu lagi. Cici yang hampir putus asa karena kejahilan Yona, terus bersabar dan berusaha.
Hingga sore hari setelah kembali dari sekolah, Cici melewati lapangan itu kembali dan menunggu Pak tua menyelesaikan permainan biolanya hingga seluruh penonton bubar. Cici mendatangi Pak tua itu dan mereka pun saling mengobrol. Ternyata Pak tua juga bernasib sama seperti Cici, ia terlahir bisu. Tapi hal itu tak menyurutkan semangat Pak tua untuk terus bangkit menjalani hidup yang telah digariskan Tuhan. Dengan menggunakan sandi-sandi tangan sebagai alat komunikasi mereka, mereka saling berinteraksi satu sama lain.
Cici : Mengapa saya terlahir berbeda, tidak seperti mereka?
Pak Tua : Itu karena Tuhan memiliki rencana terbaik untuk kita
Cici : Saya ingin bermain biola sepertimu, tapi saya tidak tahu
bagaimana cara memainkannya?
bagaimana cara memainkannya?
Pak Tua : Mainkanlah ia dengan hatimu, ekspresikan apapun yang kamu rasakan
pada biolamu itu. Ketika kamu memainkannya, rasakan begitu indahnya
setiap gesekan yang kamu mainkan dengan membayangkan kamu sedang
berada ditempat yang kamu impikan. Jangan menyerah anakku, kamu
harus tetap semangat.
Cici mengingat semua pesan Pak tua sore itu, "dengan hati".
Tiga hari lagi festival lomba musik itu akan dilaksanakan. Yona terus mengusik kehidupan Cici, mengacaukan setiap sesi latihannya, merusak biola Cici hingga memutuskan setiap senar bahkan menyewa orang untuk mencelakakan Cici. Untunglah, ada Pak tua sore itu ketika Cici balik dari sekolahan. Pak tua pun menolong Cici, hingga membuat Pak tua memar di sekitar wajahnya dan perlu istirahat yang cukup. Cici mengurus Pak tua selama Pak tua sakit, Pak tua berpesan kepada Cici bahwa ia harus terus maju dan ikuti festival itu.
"Besok festival akan dilaksanakan, kamu harus ikut". {Kata pak tua dengan sandi-sandi tangannya}
Malam itu Cici memperbaiki senar-senar biola yang dirusak oleh Yona. Ia kembali merajut tiap untaian senar dan mengikatnya kembali dengan kawat-kawat. Akhirnya, senar tersebut berhasil diperbaiki Cici dan mencoba memulai memainkan kembali biolanya.
Suara gemuruh penonton disertai beberapa juri meramaikan festival musik malam itu. Yona menunjukkan performance dihadapan para penonton & juri dengan piano andalannya. Ia bermain begitu menarik malam itu. Dengan sedikit bangga, Yona menyangka jika ia adalah peserta terakhir festival musik malam itu yang mempesona seluruh audience. Setelah mengakhiri performance nya, Yona berjalan meninggalkan panggung. Sang MC yang bertugas malam itu bergegas akan menutup acara, tetapi tiba-tiba dihalangi oleh seorang lelaki yang datang dari balik panggung. Dengan berkata bahwa "ada satu peserta lagi" membisikkan di telinga si MC. MC pun menunda penutupan acara malam itu.
"Sebentar, ternyata masih ada satu peserta lagi. Mari kita saksikan performance dari Cici". Kata sang MC
Mendengar nama Cici disebut, Yona yang tadinya ingin beranjak menuju pintu keluar tiba-tiba berbalik arah dan berdiam diri di tengah perjalanannya. Yona gak habis pikir bagaimana Cici bisa nekat untuk tetap ikut festival malam itu.
Cici yang telah berada di tengah-tengah para audience, memulai performancenya malam itu.
Dengan biola yang seharusnya tak layak pakai, ia tidak putus asa untuk memberikan performance terbaik malam itu. Sepanjang ia bermain dengan biolanya,ia teringat semua pesan Pak tua dan tempat-tempat indah yang menjadi impiannya. Cici bermain begitu atraktif malam itu dan berhasil memukau seluruh audience hingga tercengang. Tak kurang dari lima menit, pertunjukan pun usai. Salah satu penonton yang begitu terpesona dengan atraksi Cici malam itu, memberi applause kepada Cici. Hingga disusul para audience lainnya yang juga memberi applause dan diikuti para juri & MC. Ditambah lagi salah seorang audience berkata, "luar biasa".Cici begitu tersanjung dan ia sangat senang malam itu. Yona menjadi semakin bengis dan meninggalkan panggung berlari dengan isak tangis.
*Yuan = Rupiah, Ind; mata uang cina
Message :
Buah dari kesabaran adalah kebahagiaan yang tidak ternilai. Belajar dari Cici, hidup penuh uzian mengantarkan kita menjadi sosok insan yang lebih dewasa dalam menyikapi hidup, lebih bersyukur dan lebih sabar akan setiap kerikil tajam yang melengkapi perjalanan hidup kita. Jangan pernah menyerah!!! Sesulit apapun kondisi hidup yang sedang kita lakoni saat ini. Ingat "SABAR" adalah kunci dari kemenangan dan sabar tidak pernah ada batasnya ^__^
Inspirasi : Iklan Sunsilk
Comments
Post a Comment