Malam, sampaikanlah salam pada pemilik rindu...
Salam yang tak harus terucap dengan rangkaian kata...
Salam manis dari lubuk jiwa...
Salam indah dari hati yang luka...
Sesaat datang rindu, sesaat ia pergi...
Betapa menggelitiknya rindu itu...
Bercengkrama pada malam yang diam,
Sunyi, hening, manyun, sedih tanpa suara...
Tak ada yang tahu,
Selain hati bercampur malu...
Rindu itu begitu menggelitik,
Tak mau diam, meski berkali-kali dipaksa untuk berhenti.
Tak mau selesai, meski berulang-ulang dipaksa untuk diam.
Dan tak mau berkesudahan, meski setiap kali dipaksa untuk selesai.
Arggghhh, rindu...kau berhasil menggelitikku.
Menggelitik seluruh apa yang ada didalam sini,
Dari sini dan terdiam sendiri disini.
Mengalamatkan rindu itu tanpa alasan.
Dan masih terdiam, hingga detik ini masih terdiam.
Rindu, bisakah cepat-cepat kau hapus rasa gelitikmu itu???
Karena aku tak tahu, atas dasar apa kau hadir.
Rindu itu terus menggelitik?
Sampai kapan kau terus menggelitik?
Bak menaruh harapan pada cerahnya langit yang berharap hujan.
Indah, manis, konyol dan membingungkan...
Sudahlah rindu, berhenti menggelitikku...
Berhentilah...berhentilah....
*Edisi Galau :-D
Comments
Post a Comment