Skip to main content

Panti Jompo Untuk Mama

Siang itu Raka begitu menikmati permainan bolanya bersama sang ayah. Raka yang sangat menanti-nanti waktu istimewa ini, tak ingin meninggalkan tiap detik yang ia miliki untuk dihabiskannya bersama kedua orang tuanya. Maklum saja, Raka yang semenjak kecil hingga duduk di kls 5 SD belum pernah merasakan dimanja oleh kedua orang tuanya yang selalu sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Ayah Raka adalah seorang pengusaha dan ibunya adalah wanita karir yang karirnya sedang menanjak ambang popularitas di kantornya. Dari Raka balita hingga duduk di bangku kls 4 SD, ia dirawat oleh ibu dari ayahnya yakni neneknya. Ibunya yang merasa mertuanya sudah tidak layak lagi merawat Raka karena sudah lansia, kini mencarikan pembantu untuk mengurus kebutuhan Raka.

Pagi itu tatkala Raka ingin pergi kesekolah, seperti biasa ia selalu mencari neneknya.
"Nek..nek, abang mau ke sekolah nih". Teriak Raka
Tetapi, tidak ada sahutan dari dalam kamar neneknya.
"Mbak, nenek mana ya?" Tanya Raka
"Nenek sudah mama beri rumah bagus bang, nanti disana nenek punya banyak teman. Kan kasihan, nenek kesepian dirumah kita gak ada temannya". Timpal Ibu Raka
"Rumah bagus ma? Kenapa nenek gak disini aja sama kita? Kan ada si Mbak yang nemanin nenek juga?" Tanya Raka
"Si Mbak kan harus ngurusin kamu bang, kasihan kan si Mbak harus ngurus nenek juga. Nanti kapan istirahatnya?" Jawab sang Ibu
"Ow, terus Raka bolehkan main ke rumah baru nenek?' Sahut Raka
"Boleh dong. Nanti kita ngelihat nenek sama ayah dan si mbak juga ya". Jawab sang Ibu

Sepanjang perjalanan, wajah Raka kelihatan murung karena sedih neneknya pergi tanpa pamit. 
"Mbak, mbak. Kenapa nenek gak pamitan sama aku ya?" Tanya Raka pada pembantunya
"Raka sayang sama nenek ya?" Sahut pembantunya sambil tersenyum
"Iya dong Mbak". Timpal Raka
"Ya sudah, nanti sepulang sekolah kita main ke rumah baru nenek ya". Jawab si pembantu
"Asyiiikkkkkk, benar ya Mbak". Jawab Raka

Bel sekolah pun usai dan Raka menghampiri pembantunya yang sudah menjemputnya di pintu gerbang sekolah.
"Mbak, kita jadikan main kerumah nenek?" Tanya Raka
"Jadi dong bang, ayok!". Jawab si pembantu
Sesampai di lokasi, Raka kelihatan bingung dan sedih. Ia membaca spanduk yang ada didepan rumah yang dihuni oleh neneknya. "Panti Jompo Selalu Ceria".
"Mbak, ini tempat apa? Kok rame sekali? Banyak nenek-nenek sama kakek-kakek lagi?" Tanya Raka kembali kepada pembantunya
"Ini namanya panti jompo bang. Tempat penitipan untuk orang-orang yang sudah tua".
"Ow, berarti kalau kita sudah tua dititipin disini ya Mbak". Jawab Raka singkat
Pembantunya hanya terdiam mendengar jawaban anak majikannya itu. Mereka pun menuju sebuah taman indah dan sedang duduk seorang nenek cantik yang menikmati taman disana.

"Nenekkkkkkkkkk". Teriak Raka
"Raka...". Sahut sang nenek.
Mereka pun berpelukan dan saling tertawa bahagia.
"Ini rumah baru nenek ya? Rame ya nek? Benar kata mama, nenek banyak temannya disini. Berarti kalau aku sudah tua, dititip disini juga ya nek biar banyak temannya." Oceh Raka tanpa henti kepada neneknya
Sang nenek menitikkan air matanya mendengar perkataan sang cucu. Pembantu yang berada diantara mereka, juga ikut bersedih mendengar perkataan anak majikannya.
"Bang, sudah sore. Ayo pulang, nanti kamu dicariin sama mama." Pinta sang nenek
"Ok nek. Besok abang main kesini lagi ya nek, nenek hati-hati ya." Jawab Raka
Raka pun berlalu bersama pengasuhnya meninggalkan sang nenek.

Keesokan paginya...
Hari ini (Minggu, 10 Oktober 2012) adalah hari ulang tahun ibu Raka. Sang pengasuh membangunkan Raka pagi itu agar memberikan kejutan buat ibu tercinta di hari bahagianya. Raka yang masih ngantuk dengan setengah sadar harus meninggalkan tempat tidur kesayangannya dan bersiap-siap membuat kejutan yang telah dipersiapkan oleh ayahnya untuk sang ibu. Dengan kue tart yang dibeli sang ayah sepulang kantor tadi malam, mereka menghampiri kamar sang mama. 
"Happy birthday sayang". Ucap sang suami sambil memberi kecupan di dahi istrinya
"Selamat ulang tahun Buk". Diikuti sang pembantu
"Selamat ulang tahun Ma". Timpal Raka
"Makasih ya semuanyaaaaaaaaaa". Jawab sang Mama
"Kado untuk mama mana?" Ledek sang mama
"Ini kado untuk kamu sayang" Ucap sang suami sambil mengeluarkan sebuah bingkisan dari kresek
Raka yang biasanya selalu membuat kado dibantu sang nenek setiap hari ulang tahun mamanya, kini hanya membawa selembar kertas dengan coretan-coretan pinsil diatasnya.
"Ini buat Mama". Kata Raka sambil mengeluarkan kertas yang dilukisnya di sekolahan kemarin.
Itu adalah gambar sebuah rumah dengan banyak penghuni, di tengah-tengah gambar tertulis "Panti Jompo Untuk Mama".
"Ini gambar rumah baru untuk mama. Nanti kalau mama sudah tua, abang titipin disini ya biar mama banyak temannya, kayak nenek". Kata Raka dengan wajah polosnya sambil menjelaskan isi kertas yang ia gambar tersebut.


"Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga", peribahasa ini berarti sifat anak tak jauh dari sifat orang tuanya. Banyak tindakan,perkataan atau mungkin hal-hal lain yang tanpa kita sadari sebagai orang tua, selalu ditiru oleh sang anak. Tuhan maha adil dan karma memang ada. 
Berhati-hatilah pada setiap perbuatan yang kita lakukan, karena kelak kita akan memperoleh ganjaran yang sama.

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada ...

PLN Part 7 ~Interview

Akhirnya, setelah menunggu lama..pengumuman juga Alhamdulillah, nama saya tidak LULUS diantara para peserta yg masih diperbolehkan tahap berikutnya. Sedih sih dan rasanya itu gak bisa dibilang dengan kata-kata :-((  Tapi yah namanya juga takdir, kita hanya bisa berusaha dan Allah swt yg mengatur semuanya. Jika dilihat perjuangan dari awal, bolos kerja beberapa hari, belajar dari berbagai jenis buku, cari info ke sana ke mari, konsultasi ke dokter gigi, arghhhhhhhhhh...salah apa ini ya? :-(( Tapi ya sudahlah, yang terpenting semua usaha sudah saya kerahkan semaksimal mungkin, hanya saja takdir tidak atau mungkin belum berkehendak dengan saya. Saya yakin, jika PLN ini memang jodoh saya..akan ada masanya semua berjalan mulus. Tetapi jikapun tidak jodoh, saya yakin ada pekerjaan di luar PLN yang sudah menanti saya. Life is not easy but never difficult, just need to try and be stronger than every problem :-) Saya tidak tahu jelasnya dimana letak kegagalan saya, karena tes kali...

Suka Duka Bekerja Sambil Kuliah

Mungkin bagi sebahagian orang kuliah itu penting dan bagi sebahagian yang lain bekerja juga penting. Ada yang menomor satukan kuliah dulu baru bekerja. Ada juga yang menomor satukan pekerjaan dulu baru kuliah, artinya "kalau sudah bekerja ngapain harus kuliah?" Ya, setiap orang punya penafsiran tersendiri siapa yang harus di nomor satukan dan punya alasan mengapa? Sama seperti saya yang sepagi ini sudah memilih menulis di blog ini. Disamping tidak ada kerjaan saya daripada jenuh dan alhamdulillah laporan magang sudah mau selesai tapi lagi malas untuk mengotak-ngatiknya.  So, let's we write... :-) Mengapa judul tulisan kali ini "Suka Duka Bekerja Sambil Kuliah"? Mengapa bukan "Suka Duka Kuliah Sambil Bekerja"? Karena ini bagian dari pengalaman si penulis, hehehe... Ya, disaat orang-orang di luar sana memilih kuliah dahulu lalu bekerja. Justrul berbalik arah dengan saya, karena saya memilih bekerja dahulu baru kuliah. Sedikit pengalaman, berm...