Skip to main content

Ketika OPTIMIS Dihantui PESIMIS

Tak jarang ketika optimis datang, semangat begitu menggebu-gebu untuk mencapai apa goal dari yang telah diplanningkan. Tapi tanpa disadari juga, ketika ada satu titik dimana dari serangkaian perjalanan malah berbalik dari apa yang diharapkan atau terkadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. OPTIMIS kita pun seketika berubah menjadi PESIMIS.
Semangat yang menggebu-gebu pun berubah menjadi kepasrahan yang lebih identik dengan keputus asaan. Akhirnya apa yang diharapkan, dicita-citakan dan jauh telah di planningkan, lenyap begitu saja dimakan mimpi. 

Hal yang wajar, tatkala ada saatnya kita OPTIMIS tapi tak jarang juga kita sering menjadi pribadi yang PESIMIS. Sama halnya seperti saya, saya juga pernah berada di ruang OPTIMIS. Tapi tak jarang pula saya berada di ruang PESIMIS. Ruang PESIMIS terkadang mengambil banyak waktu dan perhatian yang saya rasa terbuang sia-sia begitu saja, tenaga & pikiran tak jarang menjadi korban dari sebuah kePESIMIS san. Tapi dari sana kita dapat belajar, dari sana pula kita dapat berpikir jernih bahwa PESIMIS hanya akan mematikan, tak akan mengembalikan dan hanya menghancurkan.
So, if you are in pessimist zone, you must move on...move on...and move on...

Ok, i want to tell you story :-)
When i was junior high school, in last test (National Examination) saya memperoleh hasil UN yang sangat,sangat dan sangat tidak saya harapkan apalagi tidak pernah terlintas untuk saya pikirkan. Waktu itu, target saya adalah to join di sebuah sekolah SMA Negeri terbaik di kota Medan. But in fact, takdir berkata lain. My national examination score hanya berada di angka 19,...(sorry, i'm forget. hehe..) dengan nilai Mate-matika hanya berada diangka standard kelulusan (4,..). That is like bad dream, you know. But, leave it and we start new life :-)

Hari-hari saya sedih dan dihabiskan buat menangisi hasil uzian nasional tersebut :-(
Yang pada kenyataannya, hasil itu tidak dapat dirubah dan uzian tak kan pernah diulang kembali. Yeah, this is not dream but this is fact. Fact story that i have to thank. Oh God, i don't know what i have to do at that moment.

Tetapi saya memiliki seorang wanita yang super, that's my Mom.
Mama adalah motivator tebaik saya untuk bangkit. Apa yang dilakukan beliau???
Suatu hal mustahil untuk dapat terdaftar sebagai siswi SMA Negeri manapun, except if you want pay it with your money! *Tapi, saya tak suka melakukan itu ^__^
Mama malah membawaku berkeliling ke semua sekolah SMA Negeri yang ada di kota Medan, she say to me "kita masukkan saja hasil UN ini, kira-kira harapan tidak ada. Kita tarik kembali dan mencari SMA Negeri lain".
Mulai dari sebuah SMA Negeri favorit hingga SMA Negeri yg baru saja diresmikan pemerintah, kami masukkan hasil UN itu.
Tetapi, yeah...it's not my mate. For that moment, saya harus menjadi siswi swasta :-)

Hingga detik terakhir menuju kelulusan pengumuman penerimaan siswa/siswi baru di seluruh SMA Negeri, saya sudah pasrah dan pengen nangis "harus sekolah dimana?"
Karena tidak pernah terfikir untuk menjadi siswi SMA Swasta kala itu. Selain biaya, cara belajar juga menjadi pertimbangan saat itu. Yeah, saya bisa saja dapat sekolah swasta yg berkualitas tetapi pasti mahal. Dan bisa saja dapat yang murah, tapi mungkin tidak berkualitas.

Sampai suatu saat, mama lah orang yang paling tidak pernah putus asa. Dia selalu mensupport saya untuk tidak mudah menyerah. Beliau ingat, abang sepupu saya bersekolah di sebuah SMA Swasta dan akhirnya dia minta pendapat saya, "bagaimana kalau sekolah di sekolah bang Ranggi dulu, kalau mau biar kita tanya?" Support mama saya :-)
Saya hanya mengiyakan saja, apa pun nasihat beliau kala itu. Karena PESIMIS saya benar-benar pesimis dan arghhh, i don't know what i feel at the time. 
Ketika menunggu pengumuman kelulusan untuk menjadi siswi Negeri saat itu yg mustahil sekali rasanya, saya juga bertemu seorang ibu yg ingin menunggu kelulusan keponakannya di sekolah Negeri yg sama-sama kami daftar. Ibu itu bertanya, "Kalau tidak lulus disini (sekolah Negeri tsbt), mau kemana?"
Dengan senyum mama menjawab, "belum tahu Bu, lihat nanti. Mungkin di DW, nanti mau tanya abangnya dulu. Dulu abangnya pernah sekolah disana", jelas Mama.
Ibu tersebut akhirnya bercerita, "Saya mengajar disana Bu. Kalau mau silahkan daftarin saja, sekolahnya bagus kok..bla..bla..bla.."
And the last, sampailah saya disekolah swasta itu. Good! Itulah statement yg terlontar kala itu. 
Mama tanya kembali, gimana? Mau disini saja? Jujur sih sepertinya Mama begitu khawatir aku sekolah disana. Selain jauh dari rumah *karena biasanya saya ke sekolah selalu diantar Bapak. Kali ini harus naik angkot :-D Selain itu, sepertinya itu sekolah buat kalangan menengah deh, hehe :-)

Tapi, tidak tahu kenapa hati saya tergerak untuk sekolah disana. Dengan berbusana zahiliyah pada saat itu, otak saya juga merubah sifat kezahiliyahan saya. Saat sang pengukur baju mengukur panjang tangan saya untuk seragam yang akan digunakan nantinya, saya bilang kepada sang pengukur itu. "Panjangin saja Pak".
Sang pengukur heran, seraya berkata "Dipanjangin saja?"
Saya jawab, "Iya".
Ia kembali berkata, "kalau dipanjangin nambah ongkos Rp 5.000,- (pada saat itu)"
Saya kembali menjawab, "biar saja".
Akhirnya sang pengukur baju mengukur serba panjang untuk seragam saya.
Dan hari pertama sekolah, saya mengenakan seragam sebaiknya seorang muslim. And say, "bye..bye..zahiliyah. Waktumu selesai :-)"

Itulah contoh cerita dari ruang PESIMIS saya. Kalau bukan karena memiliki sosok mama yg sangat motivator dan pikiran yang berulang kali dipaksa untuk jernih serta jiwa dan tubuh untuk bangkit kembali. Mungkin saja saya entah jadi apa saat ini, kalau mengikuti PESIMIS zone yg hanya ditangisi hari demi hari :-)

So, if you are in pessimist zone. Maybe you can do this :
1. Nangislah seberapa puas kamu ingin tangisi perkara yg sebentar itu.
2. Move on..move on.. and move on guys! 
Mau ngapain lama-lama buang tenaga dan pikiran mikirin hal-hal yg sebenarnya bukan terbaik untukmu atau sebaliknya "masih membutuhkan kerja kerasmu/usahamu".
So, that's not only what do you think, but also what do you do!
3. Curhat
Curhat adalah alternatif terbaik kalau PESIMIS melanda. Carilah teman curhat yg mampu berpikir jernih dan menjadi motivator terbaik untuk memberi solusi terbaik dari masalahmu. Jangan dipendam sendiri dan jangan cari teman curhat yg galau juga, nanti gak move on-move on :-D 
4. Bangkitkan emosi positif sehingga terbentuk energi positif
Masalahmu hari ini adalah hari ini, selesaikanlah! Jangan tunggu besok, karena masih ada perkara lain di hari esok sehingga tak merusak moodmu :-)
Berpikirlah positif dari setiap masalah yg kita hadapi, sehingga ide-ide baru bermunculan untuk merubah PESIMISmu kembali menjadi OPTIMIS. Yakinlah :-)

Dan satu hal, "Sesungguhnya Allah swt tidak menyukai orang-orang yg PESIMIS"

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada ...

PLN Part 7 ~Interview

Akhirnya, setelah menunggu lama..pengumuman juga Alhamdulillah, nama saya tidak LULUS diantara para peserta yg masih diperbolehkan tahap berikutnya. Sedih sih dan rasanya itu gak bisa dibilang dengan kata-kata :-((  Tapi yah namanya juga takdir, kita hanya bisa berusaha dan Allah swt yg mengatur semuanya. Jika dilihat perjuangan dari awal, bolos kerja beberapa hari, belajar dari berbagai jenis buku, cari info ke sana ke mari, konsultasi ke dokter gigi, arghhhhhhhhhh...salah apa ini ya? :-(( Tapi ya sudahlah, yang terpenting semua usaha sudah saya kerahkan semaksimal mungkin, hanya saja takdir tidak atau mungkin belum berkehendak dengan saya. Saya yakin, jika PLN ini memang jodoh saya..akan ada masanya semua berjalan mulus. Tetapi jikapun tidak jodoh, saya yakin ada pekerjaan di luar PLN yang sudah menanti saya. Life is not easy but never difficult, just need to try and be stronger than every problem :-) Saya tidak tahu jelasnya dimana letak kegagalan saya, karena tes kali...

PLN Part 6 ~ Tes Laboratorium & Penunjang

Alhamdulillah...setelah menunggu 8 hari lamanya, akhirnya pengumuman keluar :-) Dan alhamdulillah lagi nama saya masih nyangkut diantara 295 orang yang dinyatakan lulus dan berhak mengikuti tes selanjutnya yaitu 'tes laboratorium & penunjang'. Kita review sedikit ya... Dari 496 orang yang mengikuti tes fisik, ada 295 orang yang dinyatakan lulus fisik dan melangkah untuk tes selanjutnya. Berarti ada sekitar 40% yang gugur, termasuk teman saya Aprilia (See you April ~ ntah kapan) :-(  Oh ya saya salut dengan perjuangan April, jauh2 datang dari Palembang ke Medan demi mengadu nasib di PLN. *semangat ya April* *semangat*... Oh ya, ada 6 batch untuk tes laboratorium & penunjang ini, dimulai dari hari Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Senin, Selasa. Berhubung saya masuk ke kelompok Manajemen, jadi jadwal tes saya hari Selasa. Kita diminta datang pagi2 sekitar pkl (06:30), ada peraturan yg harus kita perhatikan ya blogs, antara lain : - Peraturan tentang makanan yg boleh d...