Apa beda profesi dengan hobi?
Profesi itu bakat butuh, sedangkan hobi adalah bakat diri *kata saya :-D
Sering sekali saya disodorin dengan kalimat ini, "mengapa kamu tidak jadi guru saja?"
Hmmm, kalau saya cerita dari awal maka anda akan mendengar episode demi episode cerita itu :-D
Intinya, mereka yang bertanya tidak tahu bagaimana sebenarnya perjalanan cerita hidup saya sampai mutusin untuk jadi pekerja kantoran.
Seperti opening statement, "Profesi itu bakat butuh"
Mengapa saya memilih profesi bekerja di kantor? And the answer is "karena saya butuh" :-)
Saya butuh pekerjaan ini, maka suka tidak suka belajarlah untuk mencintai profesi yang sudah di pilih sekarang, belajarlah untuk bekerja baik, lebih baik dan lebih baik lagi pada profesi saat ini. Jangan melihat sebuah profesi hanya dari sisi negatifnya saja, because in fact many people that feel is never satisfied with their life. Tapi, belajarlah untuk melihat sesuatu itu juga dari sisi positifnya :-)
As example, "Bukankah sebuah anugerah Tuhan yang luar biasa ketika anda memiliki status sebagai "pekerja". Disaat orang-orang di luar sana masih sibuk mencar-cari lowongan kerja, bahkan ada yang hampir frustasi hanya karena belum memperoleh pekerjaan?" ~Think again :-)
Bandingkan dengan diri anda yang mungkin saat ini sudah bekerja di sebuah company atau anda yang memilih jalan membangun perusahaan sendiri.
"Masih banyak orang-orang di luar sana yang sulit mencari makan, bandingkan dengan anda yang tiap bulan terima sallary?" :-/ ~Think again
So, suka-tidak suka profesi yang telah anda pilih sekarang dengan alasan apapun (entah itu bakat butuh, terpaksa atau lain sebagainya), jalani saja dengan baik dan nikmati saja prosesnya :-)
(Q : question, A : answer)
Q : Why i say, "Profesi kantoran ini bakat butuh?"
A : Karena memang saya butuh untuk melanjutkan pendidikan saya ke jenjang yang lebih baik lagi.
Q : Mengapa harus berpendidikan?
A : Karena seseorang yang berpendidikan biasanya lebih open-mind dari yang tidak.
Karena orang yang berpendidikan biasanya lebih dewasa dan tidak labil :-D
Q : Kan, wanita ujung-ujungnya ke dapur juga?
A : Wanita ujung-ujungnya ke dapur itu adalah kodrat, you know :-)
Jadi kodrat itu harus/wajib/kudu dijalani. Maka sebelum kodrat tiba, bekali diri dulu dengan ilmu yang baik dan benar. Ilmu yang baik dan benar bersumber dari belajar, belajar yang benar hanya di peroleh oleh orang-orang yang terdidik dengan baik di pendidikannya, karena sejatinya banyak orang yang berpendidikan belum terdidik baik di pendidikannya tapi hanya dididik baik pada nilai dan gelar bukan kualitas ilmunya :-)
Maka, saya pilih kantoran sebagai profesi ^___^
Ilmunya : saya jadi tahu seperti apa bekerja di kantoran, tahu bagaimana dunia perkantoran ^__^
Ngajar itu hobi...
Bagi saya, ngajar itu bukan profesi tetapi hobi.
Hobi sekaligus anugerah yang diberikan Allah swt sehingga berubah menjadi bakat.
Jika kerja kantoran adalah butuh, maka ngajar adalah bakat :-)
Mengapa hobi dan bakat?
Karena, jika kerja kantoran ada hal yang saya tuju "Gaji & Posisi" untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki perekonomian yang baik
Sedangkan ngajar, obsesi saya hanya "bagaimana pelajaran yang saya ajarkan kepada adik-adik dapat mereka terima dengan baik, merubah pola pikir mereka menjadi lebih baik dan dapat mereka ajarkan kembali dengan teman-teman seusianya atau adik - adik nya di rumah tanpa imbalan apapun" :-)
Bagaimana awal ketertarikan saya dengan Dunia Mengajar?
Berkaca pada diri saya sendiri, bagaimana repot dan susahnya orang tua saya membiayai pendidikan saya dan alhamdulillah selesai sampai SMA. Karena untuk biaya kuliah, saya harus bekerja dahulu.
Dan itulah yang membuat hati saya tergerak untuk berbagi ilmu, (read :saya tidak mau bilang untuk mengajar) karena terkesan di komersilkan kepada adik-adik di sekitar lingkungan rumah saya.
Kemudian berlanjut, ada teman yang menawarkan pekerjaan "menjadi guru bimbingan belajar" pada saat saya butuh banget pekerjaan setelah tamat SMA. Kemudian saya masukin lamaran ke bimbingan belajar tersebut dan alhamdulillah saya di terima :-)
Akhirnya saya kenalan dengan adik-adik, dari sana saya mulai merasa lebih hidup dengan hobi yang satu ini.
Hingga ada tetangga juga yang menitipkan anaknya di rumah saya untuk minta diajarin belajar, hingga akhirnya saya putuskan dengan mama saat itu untuk membuka private di rumah bagi siapa saja yang mau.
Private itu saya buka di rumah orang tua saya (di Medan), mulai dari 2 anak, 4 anak sampai 7 hingga 8 anak silih berganti mendatangi rumah orang tua saya. Saya tidak menuntut bayaran saat itu, karena bagi saya membuat adik-adik menyukai cara saya berbagi ilmu saja sudah sangat membahagiakan.
Tetapi ada juga yang membayar saya, para ibu-ibunya bilang "Bayar berapa Din?"
Akan selalu saya jawab "seikhlasnya"
Bukan tidak mau menerusi hobi yang satu ini, tapi saya juga punya kebutuhan, mimpi dan cita-cita pada diri saya sehingga saya tanggalkan hobi itu dan memilih move on from Medan and stay here (West Java) bekerja kantoran. Dan adik-adik saya di bimbingan belajar sudah ada guru penggantinya serta adik-adik yang di rumah orang tua saya masih bisa tetap belajar karena ada adik perempuan saya yang meng-handle setelah saya berangkat ke sini. *Sepertinya adik saya ketularan :-D
Pesan saya kepada adik saya saat itu, "jika bisa, tolong jangan ditutup private belajar disini (rumah orang tua saya), kasihan mereka kalau harus private di tempat lain, udah mahal, jauh dari rumah, konsentrasi belum tentu :-)"
Sekarang saya belum tahu, apakah private itu masih ia lanjuti?
Karena selain private, ia juga bekerja di sebuah mini market dan sekarang ia juga lulus SBMPTN di salah satu PTN, jadi dia juga masih mengatur schedule ulang :-)
After i stay here, ternyata hobi saya masih berfungsi. Adik-adik di sekitar rumah om saya minta diajari belajar. Bermula dari alat seadanya, hingga mampu beli white board and spidol saya masih meneruskan hobi saya yang satu ini :-D
Saya suka curi-curi waktu buat berbagi ilmu kepada mereka.
Jika tidak ada tugas kuliah yang overload atau masa uzian tiba, maka saya mengajari mereka belajar.
Dan saya senang, karena mereka sangat bahagia :-)
Curcol #Kemarin saja sampai ada salah satu ibu dari anak yang saya ajari, minta anaknya diajari lagi setelah lebaran :-D *Makasih sudah mempercayai saya ya Bu :-)
Dari sana dan dari mereka semualah, tingkat semangat dan confidence saya meningkat.
Mimpi terbesar saya selanjutnya adalah, "Pengen mengajar di pelosok-pelosok desa di Indonesia (sekolah yang tertinggal) dan pengen punya private belajar dimana satu buat komersil dan satunya lagi buat amal"
Amin ya Allah...semoga yaaa, do'akan saya :-)
Profesi itu bakat butuh, sedangkan hobi adalah bakat diri *kata saya :-D
Sering sekali saya disodorin dengan kalimat ini, "mengapa kamu tidak jadi guru saja?"
Hmmm, kalau saya cerita dari awal maka anda akan mendengar episode demi episode cerita itu :-D
Intinya, mereka yang bertanya tidak tahu bagaimana sebenarnya perjalanan cerita hidup saya sampai mutusin untuk jadi pekerja kantoran.
Seperti opening statement, "Profesi itu bakat butuh"
Mengapa saya memilih profesi bekerja di kantor? And the answer is "karena saya butuh" :-)
Saya butuh pekerjaan ini, maka suka tidak suka belajarlah untuk mencintai profesi yang sudah di pilih sekarang, belajarlah untuk bekerja baik, lebih baik dan lebih baik lagi pada profesi saat ini. Jangan melihat sebuah profesi hanya dari sisi negatifnya saja, because in fact many people that feel is never satisfied with their life. Tapi, belajarlah untuk melihat sesuatu itu juga dari sisi positifnya :-)
As example, "Bukankah sebuah anugerah Tuhan yang luar biasa ketika anda memiliki status sebagai "pekerja". Disaat orang-orang di luar sana masih sibuk mencar-cari lowongan kerja, bahkan ada yang hampir frustasi hanya karena belum memperoleh pekerjaan?" ~Think again :-)
Bandingkan dengan diri anda yang mungkin saat ini sudah bekerja di sebuah company atau anda yang memilih jalan membangun perusahaan sendiri.
"Masih banyak orang-orang di luar sana yang sulit mencari makan, bandingkan dengan anda yang tiap bulan terima sallary?" :-/ ~Think again
So, suka-tidak suka profesi yang telah anda pilih sekarang dengan alasan apapun (entah itu bakat butuh, terpaksa atau lain sebagainya), jalani saja dengan baik dan nikmati saja prosesnya :-)
(Q : question, A : answer)
Q : Why i say, "Profesi kantoran ini bakat butuh?"
A : Karena memang saya butuh untuk melanjutkan pendidikan saya ke jenjang yang lebih baik lagi.
Q : Mengapa harus berpendidikan?
A : Karena seseorang yang berpendidikan biasanya lebih open-mind dari yang tidak.
Karena orang yang berpendidikan biasanya lebih dewasa dan tidak labil :-D
Q : Kan, wanita ujung-ujungnya ke dapur juga?
A : Wanita ujung-ujungnya ke dapur itu adalah kodrat, you know :-)
Jadi kodrat itu harus/wajib/kudu dijalani. Maka sebelum kodrat tiba, bekali diri dulu dengan ilmu yang baik dan benar. Ilmu yang baik dan benar bersumber dari belajar, belajar yang benar hanya di peroleh oleh orang-orang yang terdidik dengan baik di pendidikannya, karena sejatinya banyak orang yang berpendidikan belum terdidik baik di pendidikannya tapi hanya dididik baik pada nilai dan gelar bukan kualitas ilmunya :-)
Maka, saya pilih kantoran sebagai profesi ^___^
Ilmunya : saya jadi tahu seperti apa bekerja di kantoran, tahu bagaimana dunia perkantoran ^__^
Ngajar itu hobi...
Bagi saya, ngajar itu bukan profesi tetapi hobi.
Hobi sekaligus anugerah yang diberikan Allah swt sehingga berubah menjadi bakat.
Jika kerja kantoran adalah butuh, maka ngajar adalah bakat :-)
Mengapa hobi dan bakat?
Karena, jika kerja kantoran ada hal yang saya tuju "Gaji & Posisi" untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki perekonomian yang baik
Sedangkan ngajar, obsesi saya hanya "bagaimana pelajaran yang saya ajarkan kepada adik-adik dapat mereka terima dengan baik, merubah pola pikir mereka menjadi lebih baik dan dapat mereka ajarkan kembali dengan teman-teman seusianya atau adik - adik nya di rumah tanpa imbalan apapun" :-)
Bagaimana awal ketertarikan saya dengan Dunia Mengajar?
Berkaca pada diri saya sendiri, bagaimana repot dan susahnya orang tua saya membiayai pendidikan saya dan alhamdulillah selesai sampai SMA. Karena untuk biaya kuliah, saya harus bekerja dahulu.
Dan itulah yang membuat hati saya tergerak untuk berbagi ilmu, (read :saya tidak mau bilang untuk mengajar) karena terkesan di komersilkan kepada adik-adik di sekitar lingkungan rumah saya.
Kemudian berlanjut, ada teman yang menawarkan pekerjaan "menjadi guru bimbingan belajar" pada saat saya butuh banget pekerjaan setelah tamat SMA. Kemudian saya masukin lamaran ke bimbingan belajar tersebut dan alhamdulillah saya di terima :-)
Akhirnya saya kenalan dengan adik-adik, dari sana saya mulai merasa lebih hidup dengan hobi yang satu ini.
Hingga ada tetangga juga yang menitipkan anaknya di rumah saya untuk minta diajarin belajar, hingga akhirnya saya putuskan dengan mama saat itu untuk membuka private di rumah bagi siapa saja yang mau.
Private itu saya buka di rumah orang tua saya (di Medan), mulai dari 2 anak, 4 anak sampai 7 hingga 8 anak silih berganti mendatangi rumah orang tua saya. Saya tidak menuntut bayaran saat itu, karena bagi saya membuat adik-adik menyukai cara saya berbagi ilmu saja sudah sangat membahagiakan.
Tetapi ada juga yang membayar saya, para ibu-ibunya bilang "Bayar berapa Din?"
Akan selalu saya jawab "seikhlasnya"
Bukan tidak mau menerusi hobi yang satu ini, tapi saya juga punya kebutuhan, mimpi dan cita-cita pada diri saya sehingga saya tanggalkan hobi itu dan memilih move on from Medan and stay here (West Java) bekerja kantoran. Dan adik-adik saya di bimbingan belajar sudah ada guru penggantinya serta adik-adik yang di rumah orang tua saya masih bisa tetap belajar karena ada adik perempuan saya yang meng-handle setelah saya berangkat ke sini. *Sepertinya adik saya ketularan :-D
Pesan saya kepada adik saya saat itu, "jika bisa, tolong jangan ditutup private belajar disini (rumah orang tua saya), kasihan mereka kalau harus private di tempat lain, udah mahal, jauh dari rumah, konsentrasi belum tentu :-)"
Sekarang saya belum tahu, apakah private itu masih ia lanjuti?
Karena selain private, ia juga bekerja di sebuah mini market dan sekarang ia juga lulus SBMPTN di salah satu PTN, jadi dia juga masih mengatur schedule ulang :-)
After i stay here, ternyata hobi saya masih berfungsi. Adik-adik di sekitar rumah om saya minta diajari belajar. Bermula dari alat seadanya, hingga mampu beli white board and spidol saya masih meneruskan hobi saya yang satu ini :-D
Saya suka curi-curi waktu buat berbagi ilmu kepada mereka.
Jika tidak ada tugas kuliah yang overload atau masa uzian tiba, maka saya mengajari mereka belajar.
Dan saya senang, karena mereka sangat bahagia :-)
Curcol #Kemarin saja sampai ada salah satu ibu dari anak yang saya ajari, minta anaknya diajari lagi setelah lebaran :-D *Makasih sudah mempercayai saya ya Bu :-)
Dari sana dan dari mereka semualah, tingkat semangat dan confidence saya meningkat.
Mimpi terbesar saya selanjutnya adalah, "Pengen mengajar di pelosok-pelosok desa di Indonesia (sekolah yang tertinggal) dan pengen punya private belajar dimana satu buat komersil dan satunya lagi buat amal"
Amin ya Allah...semoga yaaa, do'akan saya :-)
Comments
Post a Comment