Skip to main content

Kenalan Baru, Pengetahuan Baru

Assalamualaikum.....
Hei! Minal aidin wal faidzin yaa, mohon maaf lahir - batin :-)

Sudeh lama ye kita tak bersue di sini?
Saya liburan dan rehat dari dunia nulis-menulis ini. But now, i have more story that i want share for you.
Start here yeah :-)

Setiap kali terbang di angkasa, saya selalu bertemu orang-orang baru. Entah itu ketika berada di waiting room, after check-in atau teman sebangku pulang - pergi Purwakarta - Medan dan sebaliknya.
Inilah indahnya dari sebuah perjalanan, orang baru - pengalaman baru - wawasan baru :-)
Saya selalu dinasihati ketika dalam perjalanan seperti ini, "Hati-hati dijalan apalagi terhadap orang yang tidak kita kenal".
Ya, kita perlu berhati-hati dan tetap harus waspada. Tetapi, bukan berarti kehati-hatian dan kewaspadaan itu diaplikasikan dengan sikap acuh kan? Katanya Indonesia Negara Timur? Negara yang amat raaaammmmmaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh penduduknya :-D
So, nasihat tetap diingat dan perilaku tetap dijaga :-)

Ini adalah tahun ke tiga saya berada di kota orang dan dalam satu tahun hanya sekali saya bisa balik ke rumah orang tua saya. 
Yah, Allah swt sudah mensetting jalan hidup saya harus seperti ini. So, enjoy saja dan syukuri.
Maka ini adalah tahun ke tiga juga saya bertemu orang baru dengan wawasan baru.
Wait...
Pertama kali mudik ke Medan saya lupa pernah bertemu siapa dan sebangku dengan siapa? :-D
Di tahun ke 2 mudik lagi, saya bertemu seorang pria yang berprofesi guru. Kalau tidak salah dari hasil obrolan kami, dia adalah PNS yang ditempatkan di pelosok di Indonesia. Kami bertukar cerita tentang pekerja Negeri dan pekerja Swasta, Pemerintah Company dan Pengusaha Company. Cerita ini berawal, karena pesawat yang akan mengantar kami ke tujuan masing-masing "Delay" and last still silent in waiting room. Disanalah kami ngobrol cukup lama. Kalau tidak salah, mas-mas itu mau ke Padang.
Dan tahun ini adalah tahun ke tiga saya mudik ke Medan lagi ~Maybe, masih nunggu tahun-tahun selanjutnya. Hwahahaha :-D
Kali ini saya bertemu seorang Bapak yang anak pertamanya seusia adik kedua saya (1994). Berarti, usia bapak itu masih lebih muda dari Bapak saya, hehehe....

Awal saya bertemu Bapak itu, ketika check-in di Soetta.
Saya sudah sampai Soetta dari pkl 09:00 wib, jalanan pagi itu lancar. Sehingga Damri Bandara yang mengantar dari Pwk - Jkt dapat ditempuh hanya 2 jam.
Menurut informasi tiket, saya bisa check-in pkl 10:20 wib. 
Karena saya sampai masih pkl 09:00 wib. akhirnya saya nyantai untuk duduk-duduk di sekitar lokasi check-in sambil melihat-lihat informasi jam buka loket check-in.
Siang itu, sudah sekitar pkl 11:30 wib tetapi tidak ada tanda-tanda loket check-in akan di buka. Di Mesin Informasi yang berjalan juga tidak ada perubahan informasi.
Akhirnya, saya putuskan menerobos lokasi check - in yang mulai dipadati manusia menuju petugas loket untuk bertanya jadwal check-in saya. Karena pesawat 1 jam lagi akan take-off. Setelah melewati manusia yang memadati jalan, akhirnya saya sampai di depan loket. Di depan saya, satu keluarga China yang akan berangkat ke Kalimantan. Karena mereka masih menunggu, mereka mempersilahkan saya maju ke depan. Ibu tersebut bilang, kalau mesin petugas sedang "Error". Dan saya dinasihati untuk tidak jauh-jauh dari petugas loket itu. Akhirnya saya menuruti nasihat si Ibu. Tidak lama, datang seorang Bapak yang ingin menghampiri sang petugas juga. Karena saya di depan meja petugas, Bapak itu bertanya kepada saya.

Penumpang : "Ada apa Mba'?"
Saya : "Mesin nya sedang rusak Pak. Bapak tujuan kemana?"
Penumpang : "Saya mau ke Medan Mba', naik yang pkl 12:30"
Saya : "Ow, saya juga Pak. Ini sedang menunggu untuk dipersilahkan check-in"
Penumpang : "Jadi, belum boleh check-in ya Mba'?"
Saya : "Belum Pak, belum tahu kapan bisa check-in. Mereka sedang mengurusi yang keberangkatan ke Jambi".

Gak lama, tujuan Medan akhirnya dipersilahkan check-in. Ini adalah untuk pertama kalinya saya pulang dengan keadaan rusuh. Mesin error, pesawat delay and No-Refund (tidak ada no bangku). Karena kejadian itu, Bapak tersebut jadi teman ngobrol saya.
Kami menunggu pesawat yang Delay di waiting room sampai Gate terbuka. Sepanjang waiting, Bapak tersebut memulai obrolannya.

Penumpang : "Kita landing di Bandara baru ya Mba'. Udah pernah ke sana?" 
Saya : Belum Pak, saya baru pertama. Saya pulangnya setahun sekali."
Penumpang : "Wah, sama lah kita. Masih meraba-raba kalau gini Mba'. Medan di mananya Mba'?"
Saya : "Di Labuhan Pak, Belawan". 
Penumpang : "Ow, iya..ya.. saya tahu Belawan. Tempat siapa?"
Saya : "Orang tua Pak, disini saya kerja sambil kuliah. Bapak Medan, dimananya?"
Penumpang : "Saya di Kisaran Mba'. 
Saya : "Ow, saya punya uwak disana juga Pak, tapi saya lupa alamatnya karena sudah lama tidak kesana".
Penumpang : "Nanti dijemput Mba'?"
Saya : "Iya Pak, sama Bapak saya".
Akhirnya kita perkenalan panjang dan sampailah pada inti cerita.
Bapak tersebut sepanjang jalan sampai pesawat landing, ceritaaaaaaaaaa mulu :-D
Dan saya memilih jadi pendengar setia, setibanya ada hal yang saya tanyakan baru saya bicara.
Singkat cerita, Bapak itu ingin mudik ke kisaran bertemu istri dan anak-anaknya. Dia memperkenalkan istri dan anak-anaknya dengan menunjukkan foto-foto mereka dari HP nya. Anak Bapak itu 2 orang, pertama cowok dan kedua cewek. Yang cowok baru masuk kuliah tahun ini dan yang cewek masih SMP. Beliau cerita tentang keluarganya. Kalau yang saya tangkap pemirsa-pemirsa, Bapak itu cintaaaaaaaaaaaaa banget sama keluarganya, apalagi istrinya :-D
Bapak itu ternyata transit dari Kalimantan, saya lupa Kalimantan apa?
Lalu saya bertanya, kenapa anak-anak dan istrinya tidak ikut dia?
Ternyata anak-anaknya tidak mau, anak-anaknya sudah betah tinggal di Kisaran. Akhirnya si Bapak yang mengalah untuk merantau sendiri ke Kalimantan. Dan istrinya adalah IRT yang mengurus anak-anaknya di Kisaran.
Kalau tidak salah, Bapak itu baru saja dipindahkan ke Kalimantan karena sebelumnya ia di SUMUT. 
Setelah habis bercerita tentang keluarganya, dia bertanya saya bekerja di mana?
Dan saya cerita tentang gambaran profesi saya saat ini. Setelah itu, saya bertanya "Apa pekerjaan Bapak itu?"

Hmmm, ternyata Bapak itu bekerja di perkebunan sawit (Wilmar Group, nama perusahaannya). ~Argghhh, Pak-Pak profesimu mengingatkanku pada seseorang. Huhuhu #Apasih??? Lupakan! 
Akhirnya si Bapak bercerita panjang lebar tentang apa yang dilakukannya selama di kebun itu, jam kerja kebun, ada bagian-bagian apa saja di kebun, bagaimana bekerja dengan orang Cina (karena kebetulan, para atasan Bapak itu Chinese), meeting yang dadakan, pekerja siaga, waktu libur kebun, sistem penggajian, audit, real estate, CPO sampai Kerani dan istilah-istilah lainnya.
Oh iya Kerani itu kalau di kantoran selevel Keuangan (Bagian Administrasi).
Cantik ya namanya "Kerani", orangnya juga cantik-cantik tuh. Hwahahaha :-D
Dan saya hanya menjadi pendengar budiman :-D *berbudi & beriman :-p
Tapi dari sana, saya dapat pengetahuan baru tentang profesi baru. Karena selama ini yang saya tahu hanya pekerja berdasi dan berkemeja rapi.
Kesimpulan cerita si Bapak, "Bahwa hidup pekerja kebun itu kejam" Wkwkwk :-) 

Sekian...

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada ...

PLN Part 7 ~Interview

Akhirnya, setelah menunggu lama..pengumuman juga Alhamdulillah, nama saya tidak LULUS diantara para peserta yg masih diperbolehkan tahap berikutnya. Sedih sih dan rasanya itu gak bisa dibilang dengan kata-kata :-((  Tapi yah namanya juga takdir, kita hanya bisa berusaha dan Allah swt yg mengatur semuanya. Jika dilihat perjuangan dari awal, bolos kerja beberapa hari, belajar dari berbagai jenis buku, cari info ke sana ke mari, konsultasi ke dokter gigi, arghhhhhhhhhh...salah apa ini ya? :-(( Tapi ya sudahlah, yang terpenting semua usaha sudah saya kerahkan semaksimal mungkin, hanya saja takdir tidak atau mungkin belum berkehendak dengan saya. Saya yakin, jika PLN ini memang jodoh saya..akan ada masanya semua berjalan mulus. Tetapi jikapun tidak jodoh, saya yakin ada pekerjaan di luar PLN yang sudah menanti saya. Life is not easy but never difficult, just need to try and be stronger than every problem :-) Saya tidak tahu jelasnya dimana letak kegagalan saya, karena tes kali...

Suka Duka Bekerja Sambil Kuliah

Mungkin bagi sebahagian orang kuliah itu penting dan bagi sebahagian yang lain bekerja juga penting. Ada yang menomor satukan kuliah dulu baru bekerja. Ada juga yang menomor satukan pekerjaan dulu baru kuliah, artinya "kalau sudah bekerja ngapain harus kuliah?" Ya, setiap orang punya penafsiran tersendiri siapa yang harus di nomor satukan dan punya alasan mengapa? Sama seperti saya yang sepagi ini sudah memilih menulis di blog ini. Disamping tidak ada kerjaan saya daripada jenuh dan alhamdulillah laporan magang sudah mau selesai tapi lagi malas untuk mengotak-ngatiknya.  So, let's we write... :-) Mengapa judul tulisan kali ini "Suka Duka Bekerja Sambil Kuliah"? Mengapa bukan "Suka Duka Kuliah Sambil Bekerja"? Karena ini bagian dari pengalaman si penulis, hehehe... Ya, disaat orang-orang di luar sana memilih kuliah dahulu lalu bekerja. Justrul berbalik arah dengan saya, karena saya memilih bekerja dahulu baru kuliah. Sedikit pengalaman, berm...