Labuhan Deli, 1998
Kira-kira tepat 14 tahun yang lalu kita dipertemukan, dipersatukan sebagai tetangga, teman, kerabat hingga sahabat. Sebuah gang yang tak berjudul itu menyatukan rumah-rumah yang tak terlalu padat penghuninya tetapi tak pula terlalu sepi seperti "gang hantu" :-D antara aku dan kamu menjadi "kita-kita".
Kisah ini aku namakan sebuah KISAH KLASIK, entah masih jelas terekam dalam ingatan kalian atau tidak. Tapi kisah ini cukup manis, sehingga masih terekam jelas dibenakku sampai saat ini. Karena itu, inilah alasanku menulisnya. Karena agar tidak menjadi kenangan yang hanya dapat diingat tetapi juga dapat diulang kembali melalui tulisan ini.
Masih ingatkah???
Kira-kira 14 tahun yang lalu, disaat kita masih berusia 6 - 7 tahun. Ada yg telah mengenakan seragam SD (merasa bangga dulu, hehe...) ada yang belum. Kita selalu bersama-sama? Gak mengenal pagi, siang, sore & malam. Waktu kita habiskan buat bermain. Apalagi jika hari libur tiba. Semua pada semangat bangun pagi karena sibuk bermain. Bermain...bermain dan bermain...
Kisah Klasik kita itu berpenghuni Aku (yg lebih akrab kalian sapa sebagai "Dini", Fanny (adikku), Kak Ani, Mutia, Tari, Kak Luri, Ika, Ira, Anita, Ulfa, Vivi, Oji, Ola dan Ijib. usia kita yang tak terpaut cukup jauh antara 2 - 3 tahun, membuat kita sebagai kelompok bermain yang aktif saat itu :-)
Masih ingatkah???
Berapa banyak permainan yang kita habiskan untuk dimainkan setiap saat?
Kita beri nama beraneka ragam permaianan itu :-)
Tawa, canda selalu mengiringi setiap kebersamaan kita.
Kebersamaan yg tampaknya harus berganti seiring pergantian zaman, karena kita bukan "anak-anak" lagi :-D
Masih ingatkah???
Jika hari libur tiba, apalagi puasa menjelang. Kita habiskan waktu dengan bermain.
Bermain karet merdeka, karet jongkok, karet jepang, karet putar (dikenal dengan istilah lompat tali) yang tak tahu siapa yang mengsitilahkan nama itu. Bermain alif berondok/alif pancit, alif buaya (dikenal dengan petak-umpet), bermain to wa ga pat ma, bermain selamat siang/malam Tuan putri, bermain bola kasti, bola bekel, tri ala go tri, batalyon, orang miskin-orang kaya, bermain guli (dikenal dengan kelerang) dan hehehe...aku lupa :-)
Kita gak pernah ingat waktu kalau sudah bermain, kalau gak emak-emak kita berteriak menyuruh makan, shalat dan tidur. Kita pasti terus asyik main :-D
Masih ingatkah???
Kalau dulu, kita suka bermain masak-masakan. Bunga-bunga wak Jenab jadi sasaran kejahilan tangan kita, kita petik diam-diam. Dan kalau ketahuan wak Jenab, kita sembunyi diam-diam. *Ih, jahatnya, hahaha :-D
Kita juga suka buat kue-kue han dari tanah yg dicampur air, terus dibentuk sesuka hati kita dengan cetakan. Kalau sekarang? Mungkin kita jijik melihatnya :-D
Kadang kita mulai memasak agak seriusan, kita cari kaleng2 bekas dan batu bata sebagai penahan lilin. Diatas bata, kita letaklah kaleng anti bakar itu. Minyak goreng emak kita pun jadi sasaran, hahaha... kalau gak ada minyak goreng, kita menggantinya dengan kerak-kerak lilin yg berubah menjadi cair setelah dimasak diatas wadah itu. Jika siang telah menjelang, kita mulai membersihkan tangan kita yg kotor dan menggelar tikar dibawah pohon jambu. Sambil masing-masing bawa masakan emaknya untuk makan ramai2 dibawah pohon jambu :-D
Kira-kira tepat 14 tahun yang lalu kita dipertemukan, dipersatukan sebagai tetangga, teman, kerabat hingga sahabat. Sebuah gang yang tak berjudul itu menyatukan rumah-rumah yang tak terlalu padat penghuninya tetapi tak pula terlalu sepi seperti "gang hantu" :-D antara aku dan kamu menjadi "kita-kita".
Kisah ini aku namakan sebuah KISAH KLASIK, entah masih jelas terekam dalam ingatan kalian atau tidak. Tapi kisah ini cukup manis, sehingga masih terekam jelas dibenakku sampai saat ini. Karena itu, inilah alasanku menulisnya. Karena agar tidak menjadi kenangan yang hanya dapat diingat tetapi juga dapat diulang kembali melalui tulisan ini.
Masih ingatkah???
Kira-kira 14 tahun yang lalu, disaat kita masih berusia 6 - 7 tahun. Ada yg telah mengenakan seragam SD (merasa bangga dulu, hehe...) ada yang belum. Kita selalu bersama-sama? Gak mengenal pagi, siang, sore & malam. Waktu kita habiskan buat bermain. Apalagi jika hari libur tiba. Semua pada semangat bangun pagi karena sibuk bermain. Bermain...bermain dan bermain...
Kisah Klasik kita itu berpenghuni Aku (yg lebih akrab kalian sapa sebagai "Dini", Fanny (adikku), Kak Ani, Mutia, Tari, Kak Luri, Ika, Ira, Anita, Ulfa, Vivi, Oji, Ola dan Ijib. usia kita yang tak terpaut cukup jauh antara 2 - 3 tahun, membuat kita sebagai kelompok bermain yang aktif saat itu :-)
Masih ingatkah???
Berapa banyak permainan yang kita habiskan untuk dimainkan setiap saat?
Kita beri nama beraneka ragam permaianan itu :-)
Tawa, canda selalu mengiringi setiap kebersamaan kita.
Kebersamaan yg tampaknya harus berganti seiring pergantian zaman, karena kita bukan "anak-anak" lagi :-D
Masih ingatkah???
Jika hari libur tiba, apalagi puasa menjelang. Kita habiskan waktu dengan bermain.
Bermain karet merdeka, karet jongkok, karet jepang, karet putar (dikenal dengan istilah lompat tali) yang tak tahu siapa yang mengsitilahkan nama itu. Bermain alif berondok/alif pancit, alif buaya (dikenal dengan petak-umpet), bermain to wa ga pat ma, bermain selamat siang/malam Tuan putri, bermain bola kasti, bola bekel, tri ala go tri, batalyon, orang miskin-orang kaya, bermain guli (dikenal dengan kelerang) dan hehehe...aku lupa :-)
Kita gak pernah ingat waktu kalau sudah bermain, kalau gak emak-emak kita berteriak menyuruh makan, shalat dan tidur. Kita pasti terus asyik main :-D
Masih ingatkah???
Kalau dulu, kita suka bermain masak-masakan. Bunga-bunga wak Jenab jadi sasaran kejahilan tangan kita, kita petik diam-diam. Dan kalau ketahuan wak Jenab, kita sembunyi diam-diam. *Ih, jahatnya, hahaha :-D
Kita juga suka buat kue-kue han dari tanah yg dicampur air, terus dibentuk sesuka hati kita dengan cetakan. Kalau sekarang? Mungkin kita jijik melihatnya :-D
Kadang kita mulai memasak agak seriusan, kita cari kaleng2 bekas dan batu bata sebagai penahan lilin. Diatas bata, kita letaklah kaleng anti bakar itu. Minyak goreng emak kita pun jadi sasaran, hahaha... kalau gak ada minyak goreng, kita menggantinya dengan kerak-kerak lilin yg berubah menjadi cair setelah dimasak diatas wadah itu. Jika siang telah menjelang, kita mulai membersihkan tangan kita yg kotor dan menggelar tikar dibawah pohon jambu. Sambil masing-masing bawa masakan emaknya untuk makan ramai2 dibawah pohon jambu :-D
Masih ingatkah???
Dulu, kita hoby sekali bermain belajar-belajaran. Kak Ani selalu jadi guru kita, dia selalu menyediakan buku dan pulpen/pinsil untuk para murid-muridnya :-D
Kita belajar beralaskan tikar dengan alat dan media seadanya, tempat belajar kita dahulu sekarang telah menjadi kamar wak faridah. Hehehe...
Masih ingatkah???
AFI (Akademi Fantasi Indosiar) salah satu ajang pencari bakat yg paling populer kala itu. Kita juga gak mau kalah, suka ikut-ikutan menirukan gaya mereka. Sebahagian ada yg menjadi finalis dan ada pula yg menjadi juri. Kita suka bernyanyi di belakang jendela rumah buk Adek yg kita gunakan sebagai panggungnya :-D *childish banget deh, haha...
Masih ingatkah???
Kalau malam minggu tiba, itu adalah malam paling istimewa buat kita-kita. Kenapa?? Karena kita bisa bermain sepuuuuuuaaaaaaaaaaaasssssssssssssssnya, hahaha. Gak kenal waktu padahal udah malam, kalau gak dijeritin emak-emak suruh masuk kandang, yah gak masuk :-)
Kita juga suka ngumpulin uang (1 orang seribu rupiah, ada yg dua ribu juga) untuk acara malam mingguan. Ngapain??? Bakar-bakar ubi, tapi kalau lagi kaya bakar jagung. Hahaha... *Maklum, kantong anak sekolahan :-D
Jika sore tiba dan uang telah terkumpul, kita mulai rapat kecil-kecilan. Siapa yg bertugas minta batok ke wak jamal, siapa yg bertugas bujuk wak jenab supaya ubinya bisa dibeli murah dan siapa yg bertugas beli arang dan bawa minyak lampu.
Malam minggu itu benar-benar indah....
Ubi dengan porsi seadanya, menjadi santapan yg selalu ditunggu. Kita selalu makan ramai-ramai. Emak-emak nya juga suka pada dibagiin, kalau sudah masak :-D
This's best story :-)
Masih ingatkah???
Ketika mengenal MID (Madrasah Ibtidaiyah Diniyah), kita selalu pergi ngaji bareng-bareng. Dengan sandal sambil membawa kitab, jarak yg lumayan jauh itu (buat anak sekarang) mampu kita lewati tanpa kenal lelah, sambil menghapal isi pelajaran (nahu, tafsir, tareh, akhlaq, fiqih, bahasa arab, dll) mampu menempel di otak setelah kaki maelangkah ke gerbang Madrasah. Seragam putih-hijau adalah seragam kebanggaan kita saat itu. Agar-agar, nenas, bakso, permen tage sudah menjadi ciri khas jajanan kita yg populer kala itu. Hahahaa *boleh diulang gak??? :-(
Bahkan sudah menjadi kebiasaan, sebelum pergi ngaji selalu nonton Suzanna di TPI sebelum berangkat (Bokir...kir...bokir....) Hahahaha
Sekarang...
Semua hanyalah sebuah kenangan. Kita pernah hidup di zaman kebersamaan, zaman yg selalu mengenal kebahagiaan, tertawa, bercanda tanpa beban yg harus dipikul dan banyak hal yg harus dipikirkan.
Sekarang, kita semua telah tumbuh menjadi anak-anak remaja hingga dewasa dengan peran masing-masing dalam model kehidupan yg dipilih masing-msing.
Terima kasih teman,
Pernah menjadi teman dalam kebersamaan dan keceriaan.
Kita terus melangkah apapun yg terjadi
Buat yg telah menikah, "semoga menjadi keluarga yg sakinah-mawaddah & warahmah, serta keluarga yg diridho'i Allah swt"
Buat yg masih menjomblo, *kayak aye maksudnye, hehehe
Keep fighting, sukses terus :-)
Sayang ya, dulu kita gak narsis di foto-foto
Jadi, gak ada foto masa kecilnya :-D

Comments
Post a Comment