Pudarnya dunia kanak-kanak di era modernisasi, nampaknya semakin berkembang. Berbeda dengan masa kanak-kanak di zaman dulu kala (zaman 90, hehehe), harus diakui kalau zaman anak-anak sekarang adalah zamannya 'kebebasan'.
Dapat ditinjau dari segi apa yang ditayangkan di televisi sekarang berbeda dengan apa yang ditayangkan di televisi saat ini.
Masa dulu (tahun 90-an) adalah masa dimana anak-anak memang benar-benar menikmati dunia anak-anak mereka. Coba flashback, berapa banyak anak yang menggunakan handphone atau gadget saat itu? Atau berapa banyak anak yang mengenal dunia dewasa selain kehidupan orang tuanya?
Jawaban yang pertama, hampir sedikit sekali anak-anak sudah mengenal bahkan menggunakan handphone atau gadget selain anak-anak yang berasal dari segi ekonomi mapan. Dan jawaban yang kedua, yang anak-anak tahu tentang dunia dewasa saat itu tidak lebih dari punya ayah, ibu, kakak, abang atau mungkin adik. Dan keluarga mereka adalah keluarga bahagia :-)
Sehingga masa dulu (tahun 90-an), tidak ada istilah 'gadis dibawa lari pacar yang baru ia kenal dari facebook', atau 'seorang artis muda X di bully habis-habisan oleh teman-teman twitternya setelah mengupdate status yang tidak bermutu', atau 'tetangga saya mendadak menjadi artis setelah memasang fotonya di instagram, hwahahah <--- ini skip
Ya, anak zaman sekarang lebih disibukkan dengan dunia internet.
Sehingga waktu luang yang bersisa banyaknya digunakan untuk berinternet ria.
Ok, kalau yang mereka lakukan adalah hal-hal yang positif, if not??? Siapa yg bertanggung jawab? (Bukan saya :-p)
Ya, nampaknya era globalisasi begitu berpengaruh besar terhadap kehidupan. Terutama hidup anak-anak, so take care your children ^__^
Balik ke ulasan awal, 'Saya Bangga Jadi Anak 90'.
Ya, saya sangat bangga dan merasa benar-benar bahagia karena terlahir di tahun 90 an (tepatnya 92, hehe)
Mengapa? Karena apa yang saya temui di masa anak-anak saya, tidak lagi saya temui di masa anak-anak sekarang.
>>>CEKIDOT
Saya bangga jadi anak 90
Karena dari sana saya mengenal bagaimana cara menyayangi binatang lewat film, 'Hamtaro'
Saya mengenal bagaimana sportif bertanding lewat 'Captain Tsubasa, Tamiya (Mini 4WD)'
Saya mengerti indahnya memiliki teman lewat film 'Doraemon'
Saya bangga jadi anak 90
Yang paling doyan ke sekolah karena banyak teman yang bisa diajak bermain disana :-D
Yang hobinya mengarang pakai kalimat 'pada suatu hari'
Yang paling gembira disuruh menggambar, ujungnya cuma menggambar 'dua gunung, ada matahari dan padi' atau 'rumah dengan pot bunga yang ukurannya lebih besar dari meja dan kursi' :-D
Yang paling senang jika bel sudah berbunyi, bermain di rumput kejar-kejaran bilangnya bermain'alif buaya'. Hehehehe
Saya bangga jadi anak 90
Mengenal arti bertetangga lewat permainan 'masak-masakan'
Mengenal arti kejujuran lewat permainan 'petak-umpet'
Mengenal arti memiliki keluarga lewat permainan 'anak BP'
Saya bangga jadi anak 90
Turun hujan adalah momen yang dinanti untuk 'mandi hujan' (serasa di film2 india) :-D
Jika libur tiba, jalan-jalannya pakai sepeda 'biar sehat' :-)
Mama bilang, jangan beli pulpen yang ujungnya harum. Ada narkobanya :-D
Mama bilang, jangan menerima apapun yang diberi orang (sekalipun permen) dari orang yang tidak kamu kenal. Hehehehe
Mama bilang, jangan mengambil yang bukan milikmu :-)
Saya bangga jadi anak 90
Dunia saya penuh dengan lagu anak-anak, "di obok-obok, airnya di obok-obok", 'kamu makannya apa?', "abang tukang bakso mari-mari sini, saya mau beli" :-D
Dunia saya penuh dengan artis anak-anak yang hobinya kalau tampil pakai baju kodok atau baju dress (mirip barbie). Hehehehe
Saya bangga jadi anak 90
Belajar ngaji dari lagu 'Sulis dan Hadad Alwi'
Belajar kaya dari permainan 'Monopoli'
Belajar jadi model lewat permainan 'Tu Wa Ga Pat Ma'
Foto narsis pakai 'kamera tustel yang hasilnya hitam-putih' :-D
Saya bangga jadi anak 90
Dan saya bangga ikut ambil bagian dari generasi mereka (Generasi 90-an)
Dapat ditinjau dari segi apa yang ditayangkan di televisi sekarang berbeda dengan apa yang ditayangkan di televisi saat ini.
Masa dulu (tahun 90-an) adalah masa dimana anak-anak memang benar-benar menikmati dunia anak-anak mereka. Coba flashback, berapa banyak anak yang menggunakan handphone atau gadget saat itu? Atau berapa banyak anak yang mengenal dunia dewasa selain kehidupan orang tuanya?
Jawaban yang pertama, hampir sedikit sekali anak-anak sudah mengenal bahkan menggunakan handphone atau gadget selain anak-anak yang berasal dari segi ekonomi mapan. Dan jawaban yang kedua, yang anak-anak tahu tentang dunia dewasa saat itu tidak lebih dari punya ayah, ibu, kakak, abang atau mungkin adik. Dan keluarga mereka adalah keluarga bahagia :-)
Sehingga masa dulu (tahun 90-an), tidak ada istilah 'gadis dibawa lari pacar yang baru ia kenal dari facebook', atau 'seorang artis muda X di bully habis-habisan oleh teman-teman twitternya setelah mengupdate status yang tidak bermutu', atau 'tetangga saya mendadak menjadi artis setelah memasang fotonya di instagram, hwahahah <--- ini skip
Ya, anak zaman sekarang lebih disibukkan dengan dunia internet.
Sehingga waktu luang yang bersisa banyaknya digunakan untuk berinternet ria.
Ok, kalau yang mereka lakukan adalah hal-hal yang positif, if not??? Siapa yg bertanggung jawab? (Bukan saya :-p)
Ya, nampaknya era globalisasi begitu berpengaruh besar terhadap kehidupan. Terutama hidup anak-anak, so take care your children ^__^
Balik ke ulasan awal, 'Saya Bangga Jadi Anak 90'.
Ya, saya sangat bangga dan merasa benar-benar bahagia karena terlahir di tahun 90 an (tepatnya 92, hehe)
Mengapa? Karena apa yang saya temui di masa anak-anak saya, tidak lagi saya temui di masa anak-anak sekarang.
>>>CEKIDOT
Saya bangga jadi anak 90
Karena dari sana saya mengenal bagaimana cara menyayangi binatang lewat film, 'Hamtaro'
Saya mengenal bagaimana sportif bertanding lewat 'Captain Tsubasa, Tamiya (Mini 4WD)'
Saya mengerti indahnya memiliki teman lewat film 'Doraemon'
Saya bangga jadi anak 90
Yang paling doyan ke sekolah karena banyak teman yang bisa diajak bermain disana :-D
Yang hobinya mengarang pakai kalimat 'pada suatu hari'
Yang paling gembira disuruh menggambar, ujungnya cuma menggambar 'dua gunung, ada matahari dan padi' atau 'rumah dengan pot bunga yang ukurannya lebih besar dari meja dan kursi' :-D
Yang paling senang jika bel sudah berbunyi, bermain di rumput kejar-kejaran bilangnya bermain'alif buaya'. Hehehehe
Saya bangga jadi anak 90
Mengenal arti bertetangga lewat permainan 'masak-masakan'
Mengenal arti kejujuran lewat permainan 'petak-umpet'
Mengenal arti memiliki keluarga lewat permainan 'anak BP'
Saya bangga jadi anak 90
Turun hujan adalah momen yang dinanti untuk 'mandi hujan' (serasa di film2 india) :-D
Jika libur tiba, jalan-jalannya pakai sepeda 'biar sehat' :-)
Mama bilang, jangan beli pulpen yang ujungnya harum. Ada narkobanya :-D
Mama bilang, jangan menerima apapun yang diberi orang (sekalipun permen) dari orang yang tidak kamu kenal. Hehehehe
Mama bilang, jangan mengambil yang bukan milikmu :-)
Saya bangga jadi anak 90
Dunia saya penuh dengan lagu anak-anak, "di obok-obok, airnya di obok-obok", 'kamu makannya apa?', "abang tukang bakso mari-mari sini, saya mau beli" :-D
Dunia saya penuh dengan artis anak-anak yang hobinya kalau tampil pakai baju kodok atau baju dress (mirip barbie). Hehehehe
Saya bangga jadi anak 90
Belajar ngaji dari lagu 'Sulis dan Hadad Alwi'
Belajar kaya dari permainan 'Monopoli'
Belajar jadi model lewat permainan 'Tu Wa Ga Pat Ma'
Foto narsis pakai 'kamera tustel yang hasilnya hitam-putih' :-D
Saya bangga jadi anak 90
Dan saya bangga ikut ambil bagian dari generasi mereka (Generasi 90-an)
Comments
Post a Comment