Tak terasa sudah 8 bulan saya di Medan.
Entah kenapa ada yang berbeda dari hari yang saya lalui. Saya tahu penyebabnya adalah rasa rindu. Rindu akan kehadiran mama :-(
Nyatanya walau sudah 10 bulan mama meninggalkan saya, ada saat dimana saya rapuh dan terkadang semangat saya down untuk menerima kenyataan Allah swt yg satu ini. Tapi saya coba pahami dari setiap kejadian yang Ia berikan. Saya berusaha berpikir positif agar semangat saya kembali. Terus terang terasa berbeda sejak mama gak ada. Gak ada orang yang dengerin cerita saya lagi, gak ada orang yang paham saya seutuhnya dan gak ada orang yg nemani saya kemana saya ingin melangkah. Tapi, setidaknya saya bersyukur karena masih punya Bapak yg walau segala bentuk tak akan pernah mirip atau bahkan menyerupai mama. Tapi setidaknya, beliau sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik buat kami putri-putrinya. Saya juga masih punya adik, yah walau ruang lingkup nya juga tak sama seperti mama. Adik saya akan mengamini bahwa saya adalah kakak pengganti mama yg akan mendengar semua ceritanya. Sedangkan jika saya butuh pendapat, saya harus terbiasa menerima pola pikirnya yg apa adanya. Pokoknya mama is the best lah :-* :-* :-((
Sejak mama gak ada, saya selalu berusaha menjadikan rumah seperti surga bagi penghuninya bukan neraka. Dimana penghuninya merasa lebih nyaman berada di luar ketimbang di rumah itu sendiri. Banyak perubahan memang setelah kepergian mama, tapi saya coba petik pesan positif yang ingin Allah berikan untuk saya. Walau sebagai manusia, terkadang ada masa dimana saya rapuh dan akhirnya jatuh tetesan2 air mata yang tanpa sengaja membasahi mata saya. Dan saya tahu Allah swt tidak pernah melarang saya menangis, ia hanya ingin melihat apa yg terjadi setelah tangisan? Hidup dengan lebih baik atau lebih buruk?
Entah kenapa ada yang berbeda dari hari yang saya lalui. Saya tahu penyebabnya adalah rasa rindu. Rindu akan kehadiran mama :-(
Nyatanya walau sudah 10 bulan mama meninggalkan saya, ada saat dimana saya rapuh dan terkadang semangat saya down untuk menerima kenyataan Allah swt yg satu ini. Tapi saya coba pahami dari setiap kejadian yang Ia berikan. Saya berusaha berpikir positif agar semangat saya kembali. Terus terang terasa berbeda sejak mama gak ada. Gak ada orang yang dengerin cerita saya lagi, gak ada orang yang paham saya seutuhnya dan gak ada orang yg nemani saya kemana saya ingin melangkah. Tapi, setidaknya saya bersyukur karena masih punya Bapak yg walau segala bentuk tak akan pernah mirip atau bahkan menyerupai mama. Tapi setidaknya, beliau sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik buat kami putri-putrinya. Saya juga masih punya adik, yah walau ruang lingkup nya juga tak sama seperti mama. Adik saya akan mengamini bahwa saya adalah kakak pengganti mama yg akan mendengar semua ceritanya. Sedangkan jika saya butuh pendapat, saya harus terbiasa menerima pola pikirnya yg apa adanya. Pokoknya mama is the best lah :-* :-* :-((
Sejak mama gak ada, saya selalu berusaha menjadikan rumah seperti surga bagi penghuninya bukan neraka. Dimana penghuninya merasa lebih nyaman berada di luar ketimbang di rumah itu sendiri. Banyak perubahan memang setelah kepergian mama, tapi saya coba petik pesan positif yang ingin Allah berikan untuk saya. Walau sebagai manusia, terkadang ada masa dimana saya rapuh dan akhirnya jatuh tetesan2 air mata yang tanpa sengaja membasahi mata saya. Dan saya tahu Allah swt tidak pernah melarang saya menangis, ia hanya ingin melihat apa yg terjadi setelah tangisan? Hidup dengan lebih baik atau lebih buruk?
Banyak kejadian dan itu semua diluar pikiran saya tetapi alhamdulillah, insya allah saya selalu dan akan masih istiqamah di jalanNya. Sejak kepergian mama, ada satu makna kehidupan yg saya petik 'Manusia hanya pembuat rencana untuk semangat hidupnya agar terus berjuang dan apa yang ia mimpikan tercapai tetapi sandarkanlah semua kepada Allah swt, agar satu saat salah satunya tak sesuai keinginanmu. Kamu yakin kalau Allah swt sedang mempersiapkan yg lebih baik".
Kalau kamu jadi aku,
Apa yg kamu rasakan?
Setiap berada di rumah serasa wajah ibumu bergentayangan disana, tp kamu sadari sendiri kalau beliau tidak ada. Itu hanya khayalanmu
Kalau kamu jadi aku,
Apa yang kamu rasakan?
Terakhir kali kamu pulang ke rumah yang kamu temui di rumahmu untuk terakhir kalinya adalah jenazah ibumu?
Kamu tak melewati banyak hari dirumah itu bersamanya, ketika ia sakit atau bahkan ketika sehat pun kamu bersamanya itupun 1 tahun lalu.
Kalau kamu jadi aku,
Apa yang kamu rasakan?
Kamu mati2an berjuang menghabiskan waktu belia yg orang pakai buat senang2, tetapi kamu buat bekerja agar bisa kuliah. Namun di hari bahagia menjelang dinyatakan lulus sebagai 'mahasiswi', ibu mu sudah di dalam tanah?
Arghhhh, kalau ingin teriak-teriak layaknya orang gila atau menangis percuma. Hanya merusak syarafmu :-(
Dari sanalah saya belajar, mungkin uzian2 itu Allah swt berikan karena Allah swt ingin melihat saya apakah saya golongan hambanya yang berhati tulus untuk menerima semua takdirNya? Atau saya malah menyalahkan takdirNya?
Naudzubillahminjalik...
Semoga kita tidak demikian ya. Yakinkan dalam hati anda bahwa sesulit apapun jalan kehidupan yang kita lalui, ada Allah swt yang selalu menolong kita.
Bukankah 'Man Shobaru, Jafira?'
Karena 'La Tahzan, Innallaha Ma'ana'
Comments
Post a Comment