Pacaran Islami?
Waw..dua kata yang digabungkan menjadi satu kalimat tapi memiliki makna yang berbeda.
Wikipedia mendefinisikan 'Pacaran sebagai proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan' WIKIPEDIA
Sedangkan Islami menurut KBBI didefinisikan sebagai 'bersifat keislaman'. Sumber : KBBI
Kesimpulannya, jika kita gabungkan dua kata diatas berarti 'proses perkenalan antara insan manusia menuju pernikahan secara islam'.
Lalu apakah konteksnya dalam pacaran? Inilah yang akan kita luruskan (saya pakai bahasa saya ya blogs, biar agak lebih ringan :-D Boleh cocok, boleh tidak. Itu selera anda :-) )
Dalam Islam, proses perkenalan dua insan yang belum muhrimnya dikenal dengan "ta'aruf".
'Ta'aruf kan untuk orang arab? Kalau kita ya pacaran?' - Memang ta'aruf hanya untuk orang arab? Mentang-mentang berasal dari bahasa Arab :-D. Ta'aruf diartikan sebagai pengenalan dengan tujuan yang jelas yakni 'jika cocok khitbah, jika tidak yah tinggalkan. Prosesnya perkenalan dengan dua keluarga bukan berkhalwat berdua saja, dimana perkenalan yang dilakukan memiliki tujuan mau dibawa apa hubungan ini kedepannya (yakni menikah). Tapi ingat ya blogs! Setelah proses ta'aruf bukan berarti anda harus menikahi atau dinikahi, kita punya pilihan kok untuk bersuara dalam proses ta'aruf (kembali ke point awal 'lanjutkan atau tinggalkan').
'Itu sih sama aja namanya dengan perjodohan? Langsung bertemu dua keluarga'
- Bukan blogs! Calon yang mendatangi anda untuk melakukan ta'aruf boleh jadi memang perjodohan tetapi bisa juga tidak. Misal : seorang pria yang ingin mendekati seorang wanita, lalu pria itu bertanya "kita pacaran yuk?" Maka sang wanita menjawab "Maaf, tidak! Kalau mau, ta'aruf saja, temui keluargaku" (Itu bukan perjodohan kan?)
Kesimpulannya, perjodohan tidak sama dengan ta'aruf. Tetapi calon ta'aruf bisa jadi adalah orang yg dijodohkan.
Jika kita tela'ah definisi pacaran menurut Wikipedia diatas, ia memiliki arti sama dengan ta'aruf.
Lantas, bagaimana Islam menanggapi pacaran? Adakah embel - embel 'pacaran islami' seperti yang di booming-booming kan?
Dalam Islam, sebenarnya tidak ada kata 'pacaran'. Yang ada hanyalah, ta'aruf - khitbah - nikah. Prosesnya tidak boleh memakan waktu lama bahkan sampai tahunan. Hanya berjarak paling lama 3 bulan kalau saya tidak salah.
Iya kalau siap, kalau belum siap. Gimana?
Lakukan persiapan sedini mungkin. Hihihi..
Siap itu punya makna besar blogs, ada siap secara fisik, siap secara batin, siap secara mental atau siap menerima tanggungan, hehehe...
Nah itu gue belum siap semuanya...
Ok, kalau gitu persiapkan. Buat target perencanaan dan yang paling penting buat target siapa calonnya :-D
Sepengalaman saya, banyak teman-teman yang belum berani ke tahap pernikahan ini karena faktor ekonomi. Banyak dari mereka berkata karena belum mapan. Keep calm guys! Kalau hanya faktor ekonomi, saran saya banyak-banyak tahajud kalau memang ngebet nikah tapi takut masalah ekonomi. Biar Allah swt beri petunjuk terbaik. Sepengelihatan saya sih, selama kita yakin, rezeki selalu mengikuti niat baik. So, perbanyak tahajud!
Iya kalau pas targetnya calonnya juga pas, kalau calonnya ternyata udah sama yang lain?
Sakit hati deh barbie sampai muntah-muntah darah. Ahahaha...
Positive thinking guys! Dia bukan takdir anda, Allah swt punya rencana lebih indah dari itu dan yang pasti Allah swt akan beri ganti sesuai apa yang anda usahakan. Jangan pernah berfikiran mungkin saya tidak baik untuknya atau dia yang tidak baik untuk anda, jangan! Yakin saja, Allah swt itu selalu beri yang terbaik untuk kita. Yang terbaik menurut kita terkadang bukan yang terbaik menurut Allah swt. Jadi positive itu perlu ya blogs :-)
Lalu mengapa islam melarang pacaran?
Karena pacaran itu mendekati zina. Dan zina adalah perbuatan paling besar dosanya.
Tapi kan gak ngapa-ngapain? Gak pegang-pegangan kok, gak jalan berduaan. Kita juga LDR kok, beda kota, beda negara. Ketemu juga belum pernah, dimana zinahnya?
Nah kalau gitu, mending gak usah diikat 'pacaran' blogs. Kalau memang yakin, datangi saja walinya setelah itu jelaskan saja hubungan ke depannya. Selesai kan?
Karena islam melarang berkhalwat berduaan karena yang ketiga syaitan.
Mereka enak cowok, memilih. Nah gue dipilih, gimana tahu mau dipilih kalau gak dipacari?
Banyak kok ukhti kenalan saya yag gak pakai pacaran, ta'aruf lalu menikah. Gak pakai dipacari tuh. Mereka juga tidak menyangka bakalan menikah dengan si polan (orang yang sejak lama memang dikenal atau baru kenal). Mungkin anda bertanya, kok bisa? Ya itulah jodoh. Misteri illahi yang tidak pernah bisa kita tebak kejadiannya. Jodoh itu tidak bisa dipercepat atau di perlambat, dia akan datang jika Allah swt sudah tetapkan waktunya.
Tapi usaha juga ya ukhti bukan diam saja di rumah lalu mengkhayal bakalan ada pangeran berkuda putih ngetuk pintu rumah :-D
Usaha itu perlu ukhti, hanya saja apa yang sedang diusahakan dan bagaimana usahanya?
Menurut beberapa buku yang saya baca serta ilmu-ilmu yang saya peroleh, usaha yang dilakukan disini adalah bisa dengan memperluas jaringan (nah, perluas pertemanan anda ukhti, bisa ikut pengajian, organisasi di kampus, teman kerja, teman kampus atau tetap berkomunikasi dengan teman masa sekolah dulu (SD, SMP, SMA)). Karena jodoh itu gak jauh-jauh dari teman. Kalau gak teman masa sekolah, kuliah atau kerja bahkan organisasi. Yah bisa jadi temannya teman atau anak temannya orang tua. Intinya sih teman :-D
So, perluas sosial anda :-)
Kemudian usaha selanjutnya adalah 'Diam' atau 'Beranikan'?
Pernah baca kisah fatimah? Yang mencintai Saidina Ali bin Abi thalib dalam diamnya? Hingga Allah swt persatukan mereka dalam sebuah keluarga?
Atau pernah baca kisah Khadizah yang memberanikan diri meminta Rasulullah Muhammad SAW melamarnya untuk dinikahi?
Nah kita bisa memilih untuk menjadi mereka tetap diam hingga Allah swt beri jawaban yg tepat atau beranikan diri tapi siap menerima segala konsekuensi yang ada (bisa terima atau mungkin di tolak). Itu hak anda ukhti :-)
Waw..dua kata yang digabungkan menjadi satu kalimat tapi memiliki makna yang berbeda.
Wikipedia mendefinisikan 'Pacaran sebagai proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan' WIKIPEDIA
Sedangkan Islami menurut KBBI didefinisikan sebagai 'bersifat keislaman'. Sumber : KBBI
Kesimpulannya, jika kita gabungkan dua kata diatas berarti 'proses perkenalan antara insan manusia menuju pernikahan secara islam'.
Lalu apakah konteksnya dalam pacaran? Inilah yang akan kita luruskan (saya pakai bahasa saya ya blogs, biar agak lebih ringan :-D Boleh cocok, boleh tidak. Itu selera anda :-) )
Dalam Islam, proses perkenalan dua insan yang belum muhrimnya dikenal dengan "ta'aruf".
'Ta'aruf kan untuk orang arab? Kalau kita ya pacaran?' - Memang ta'aruf hanya untuk orang arab? Mentang-mentang berasal dari bahasa Arab :-D. Ta'aruf diartikan sebagai pengenalan dengan tujuan yang jelas yakni 'jika cocok khitbah, jika tidak yah tinggalkan. Prosesnya perkenalan dengan dua keluarga bukan berkhalwat berdua saja, dimana perkenalan yang dilakukan memiliki tujuan mau dibawa apa hubungan ini kedepannya (yakni menikah). Tapi ingat ya blogs! Setelah proses ta'aruf bukan berarti anda harus menikahi atau dinikahi, kita punya pilihan kok untuk bersuara dalam proses ta'aruf (kembali ke point awal 'lanjutkan atau tinggalkan').
'Itu sih sama aja namanya dengan perjodohan? Langsung bertemu dua keluarga'
- Bukan blogs! Calon yang mendatangi anda untuk melakukan ta'aruf boleh jadi memang perjodohan tetapi bisa juga tidak. Misal : seorang pria yang ingin mendekati seorang wanita, lalu pria itu bertanya "kita pacaran yuk?" Maka sang wanita menjawab "Maaf, tidak! Kalau mau, ta'aruf saja, temui keluargaku" (Itu bukan perjodohan kan?)
Kesimpulannya, perjodohan tidak sama dengan ta'aruf. Tetapi calon ta'aruf bisa jadi adalah orang yg dijodohkan.
Jika kita tela'ah definisi pacaran menurut Wikipedia diatas, ia memiliki arti sama dengan ta'aruf.
Lantas, bagaimana Islam menanggapi pacaran? Adakah embel - embel 'pacaran islami' seperti yang di booming-booming kan?
Dalam Islam, sebenarnya tidak ada kata 'pacaran'. Yang ada hanyalah, ta'aruf - khitbah - nikah. Prosesnya tidak boleh memakan waktu lama bahkan sampai tahunan. Hanya berjarak paling lama 3 bulan kalau saya tidak salah.
Iya kalau siap, kalau belum siap. Gimana?
Lakukan persiapan sedini mungkin. Hihihi..
Siap itu punya makna besar blogs, ada siap secara fisik, siap secara batin, siap secara mental atau siap menerima tanggungan, hehehe...
Nah itu gue belum siap semuanya...
Ok, kalau gitu persiapkan. Buat target perencanaan dan yang paling penting buat target siapa calonnya :-D
Sepengalaman saya, banyak teman-teman yang belum berani ke tahap pernikahan ini karena faktor ekonomi. Banyak dari mereka berkata karena belum mapan. Keep calm guys! Kalau hanya faktor ekonomi, saran saya banyak-banyak tahajud kalau memang ngebet nikah tapi takut masalah ekonomi. Biar Allah swt beri petunjuk terbaik. Sepengelihatan saya sih, selama kita yakin, rezeki selalu mengikuti niat baik. So, perbanyak tahajud!
Iya kalau pas targetnya calonnya juga pas, kalau calonnya ternyata udah sama yang lain?
Sakit hati deh barbie sampai muntah-muntah darah. Ahahaha...
Positive thinking guys! Dia bukan takdir anda, Allah swt punya rencana lebih indah dari itu dan yang pasti Allah swt akan beri ganti sesuai apa yang anda usahakan. Jangan pernah berfikiran mungkin saya tidak baik untuknya atau dia yang tidak baik untuk anda, jangan! Yakin saja, Allah swt itu selalu beri yang terbaik untuk kita. Yang terbaik menurut kita terkadang bukan yang terbaik menurut Allah swt. Jadi positive itu perlu ya blogs :-)
Lalu mengapa islam melarang pacaran?
Karena pacaran itu mendekati zina. Dan zina adalah perbuatan paling besar dosanya.
Tapi kan gak ngapa-ngapain? Gak pegang-pegangan kok, gak jalan berduaan. Kita juga LDR kok, beda kota, beda negara. Ketemu juga belum pernah, dimana zinahnya?
Nah kalau gitu, mending gak usah diikat 'pacaran' blogs. Kalau memang yakin, datangi saja walinya setelah itu jelaskan saja hubungan ke depannya. Selesai kan?
Karena islam melarang berkhalwat berduaan karena yang ketiga syaitan.
Mereka enak cowok, memilih. Nah gue dipilih, gimana tahu mau dipilih kalau gak dipacari?
Banyak kok ukhti kenalan saya yag gak pakai pacaran, ta'aruf lalu menikah. Gak pakai dipacari tuh. Mereka juga tidak menyangka bakalan menikah dengan si polan (orang yang sejak lama memang dikenal atau baru kenal). Mungkin anda bertanya, kok bisa? Ya itulah jodoh. Misteri illahi yang tidak pernah bisa kita tebak kejadiannya. Jodoh itu tidak bisa dipercepat atau di perlambat, dia akan datang jika Allah swt sudah tetapkan waktunya.
Tapi usaha juga ya ukhti bukan diam saja di rumah lalu mengkhayal bakalan ada pangeran berkuda putih ngetuk pintu rumah :-D
Usaha itu perlu ukhti, hanya saja apa yang sedang diusahakan dan bagaimana usahanya?
Menurut beberapa buku yang saya baca serta ilmu-ilmu yang saya peroleh, usaha yang dilakukan disini adalah bisa dengan memperluas jaringan (nah, perluas pertemanan anda ukhti, bisa ikut pengajian, organisasi di kampus, teman kerja, teman kampus atau tetap berkomunikasi dengan teman masa sekolah dulu (SD, SMP, SMA)). Karena jodoh itu gak jauh-jauh dari teman. Kalau gak teman masa sekolah, kuliah atau kerja bahkan organisasi. Yah bisa jadi temannya teman atau anak temannya orang tua. Intinya sih teman :-D
So, perluas sosial anda :-)
Kemudian usaha selanjutnya adalah 'Diam' atau 'Beranikan'?
Pernah baca kisah fatimah? Yang mencintai Saidina Ali bin Abi thalib dalam diamnya? Hingga Allah swt persatukan mereka dalam sebuah keluarga?
Atau pernah baca kisah Khadizah yang memberanikan diri meminta Rasulullah Muhammad SAW melamarnya untuk dinikahi?
Nah kita bisa memilih untuk menjadi mereka tetap diam hingga Allah swt beri jawaban yg tepat atau beranikan diri tapi siap menerima segala konsekuensi yang ada (bisa terima atau mungkin di tolak). Itu hak anda ukhti :-)
Lalu adakah usaha yang kita lakukan dalam diam?
Ada ukhti, deketin Allah swt (berdo'a minta petunjuk). Karena takdir jodoh tidak seperti nasib yang bisa kita rubah. Jodoh itu sudah ketetapan Allah swt, dekatin saja sang pengatur jodoh :-)
Usaha selanjutnya ukhti adalah perbaikan diri. Jodoh kita adalah cerminan diri kita. Wanita baik-baik untuk pria baik-baik. Jadi perbaiki kualitas diri kita, manfaatin waktu yang ada untuk terus berprestasi, mapanin diri, perbaikan menjadi yang lebih baik. Dan jika waktunya, Allah swt datangkan jodohnya. Keep calm! Allah swt itu maha membolak-balikkan hati manusia. Yang pernah singgah jika bukan jodoh kita akan ia ganti dengan yang memang jodoh kita. Ikhlasin saja, setiap insan yang datang mendekati istikharahin ukhti. Dia akan pergi jika bukan jodoh kita. Tetapi jika memang dia jodoh kita, maka akan kembali. Belajar mengikhlasin ya ukhti, insya allah kalau segala sesuatunya karena Allah swt. Tidak ada yang sulit :-)
So ladies and adams, sekali lagi islam tidak membenarkan adanya pacaran ya. Walau pakai embel - embel pacaran islami sekalipun. Yang ada ta'aruf - khitbah - nikah. Lirik-lirik calon masa depan bolehlah, tapi tidak diikrarkan jika belum waktunya. Tanyakan saja sama pengaturnya, dia jodoh kita atau tidak. Toh kalau perasaan itu terus bersemayam, sabar saja..jika waktunya dia akan datang kok :-)
Dan ini buat yang suka bertanya :-)
Saran saya buat para pengamin 'single sampai halal' :-D
1. Tingkatin terus kualitas diri anda
2. Berdo'a jangan pernah lupa
3. Dekatin sang pemberi jodoh
Insya allah kelak menjadi istri soleha dan ibu yang baik serta cerdas dan dibanggakan anak-anaknya. Horeee
Ingat lo guys, masalah hidup anda akan lebih besar semakin anda beranjak dewasa. Jadi selagi muda belajar terus memperbaiki diri ya (ini saran buat gue juga, hehehe).
ini nih, yang ngajak baik. sesuai dengan agama.
ReplyDeletemampir juga yuk ke https://bacalahdenganhati.wordpress.com/