Dear Bapak, Aku tak tahu harus mulai dari mana aku menulisnya. Aku juga tak tahu harus kuawali dari apa tulisan ini. Aku bahkan juga tak mengerti bagaimana aku bisa menyusun sajak-sajak indahku untukmu. Bapak, Tahukah kau, bahwa hanya kaulah satu-satunya pria yg paling aku cintai... Bahwa hanya kaulah satu-satunya pria yg paling aku sayangi... Dan kau pula satu-satunya pria yg menjadi sumber motivasiku... Bapak, Aku sadar, terlalu banyak perkataan ku yg menyakiti hatimu. Perbuatanku yang menggores luka jiwamu, Dan, argh...masih banyak lagi ini dan itu. Bapak, Kini putri kecilmu telah tumbuh dewasa, Ia sedang berusaha menapaki terjalnya hidup, Do'a kanlah ia agar kuat menjalani garis hidup yg telah Tuhan takdirkan. Karena sungguh do'amu dan ibu lah yg selalu ia harapkan. Agar ia kuat dan berhasil melewati terjal itu. Bapak, Mungkin suatu hari nanti akan ada pria lain yg mengisi hidup putri tercintamu ini. Tapi, percayalah... Ia tak kan mampu menggantika...
"Jika tulisan membuatmu mengenal siapa dirimu dengan baik, maka menulislah..."