Skip to main content

Kerudung & Masa Depan

Assalamualaikum wr wb, blogers...
Selamat siang...

Entah terinspirasi dari apa atau mungkin juga karena posisiku yang sudah bekerja lebih kurang memasuki satu tahun di daerah orang, meski masih ditanah sendiri tetapi ini bukan di kampung halaman sendiri.  :-D 
Aku terinspirasi untuk nge-blog, berhunbung aku belum diburu dengan yang namanya "Tugas/Deadline".

Kali ini aku pengen sharing tentang "Kerudung atau Jilbab". Sebahagian besar orang menamainya kerudung tetapi ada juga yang menyebutnya jilbab. Pada dasarnya, kalau seseorang itu muslim/muslimah dia akan tahu apa itu "kerudung/jilbab" karena mayoritasnya benda ini digunakan oleh umat muslimah (wanita2 yang menganut agama Islam). Dulu, benda ini dianggap aneh atau tabu oleh sebahagian besar orang terutama dari kalangan muslim sendiri. Maklum saja, kita sebagai WNI hidup di Negara berorientasikan Pancasila/Demokrasi bukan Negara Islam. Jadi wajar saja, budaya-budaya lain yang sudah masuk ke negeri sendiri menjadi hal yang trendy untuk ditiru. Tetapi seharusnya, kalau kita sudah memilih jalan untuk bergabung dalam sebuah organisasi maka kita harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku pada organisasi tersebut. Atau ketika kita masuk dalam satu bidang profesi pekerjaan maka kita harus mengikuti aturan pekerjaan tersebut. Sama halnya, ketika kita memilih jalan untuk memeluk suatu agama, maka kita harus mengikuti peraturan-peraturan yang ada pada agama tersebut.

Pada dasarnya, banyak dari kita mengatakan bahwa "Aturan itu terlalu menyiksa".
Sekarang coba tanyakan pada diri kita sendiri, "ketika kita menekuni sebuah bidang pekerjaan, faktanya kita mampu melakukan aturan2 yang berlaku pada tempat kita bekerja, bukan?".
Meski seketat apapun bentuk peraturan yang ditekankan, faktanya kita mampu menjalankan semua peraturan itu dengan baik.
Lalu sekarang tanya kembali pada diri kita, "Kenapa aturan2 yang ada dalam agama kita, justrul terlalu sulit untuk kita lakukan?" #TANYAKAN *__*
Sebagai contoh, masalah penggunaan kerudung/jilbab yang sudah menjadi aturan dalam Islam bahwa setiap wanita2 muslim wajib menutup auratnya. Dan jilbab/kerudung adalah benda yang disematkan sebagai penutup aurat untuk kepala kita. Tapi faktanya, banyak dari kita yang muslim malah tidak mentaati aturan tersebut dengan berbagai sumber alasan.

Ok, kita lupakan sejenak masalah diatas. Itu hanya bentuk refleksasi untuk penyadaran diri semata.
Karena yang ingin aku posting kali ini mengenai hubungan antara "Kerudung & Masa Depan" sesuai judul kita diatas.
Mungkin, kalian bisa mengambil hikmah dari contoh dibawah ini.
        "Selesai sudah seorang wanita menyelesaikan tugasnya di bangku pendidikan wajib yakni SMA. Ia bersekolah di sekolah swasta yang berdiri di tengah2 kota. Wanita ini menggunakan kerudung/jilbab selama ia meniti pendidikannya hingga menyelesaikannya di bangku tersebut. Sebentar lagi adalah jadwalnya untuk uzian kelulusan (UN) yang menentukan masa depan/langkah panjang selanjutnya. Setiap siwa/siswi disuruh berfoto untuk ijazah mereka. Ada saran dari seorang guru yang bijak berkata, "Kami memberikan kebebasan kepada kalian yang menggunakan kerudung/jilbab, terserah tetap menggunakan kerudung/jilbabnya atau membukanya untuk foto ijazah ini". Tetapi ada juga guru yang berkata, "Kalau saran saya lebih bagus dibuka, karena kalau kalian mau bekerja jarang ada perusahaan yang mau menerima pekerjanya dengan foto ijazah berkerudung". 
       "Ini tentu menjadi pilhan yang sulit untuk wanita-wanita yang menggunakan benda tersebut. Beberapa teman2 si wanita itu melihat dan saling bertanya satu sama lain, "gimana nih dibuka gak kerudungnya?". Wanita ini menjawab dengan santai kepada teman2nya tersebut, "Aku tidak membuka kerudung/jilbabku, toh kalau masalah rezeki, pekerjaan itu sudah diatur. Jadi pasrahkan saja, yang penting kita usaha". Teman2nya yang lain saling pandang sambil memasang raut wajah bingung. Tetapi, alhamdulillah banyak yang mengikuti perkataan wanita itu. Mereka memutuskan berfoto tanpa melepas kerudung/jilbabnya. Menurut mereka, alasan wanita itu cukup logis untuk diikuti.
        Ternyata benar, wanita itu memutuskan untuk mencari pekerjaan selesai SMA karena terbentur biaya untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Kuliah. Disamping itu, dia juga tidak mau membebani orang tuanya meski itu (pendidikan) masih menjadi tanggung jawab orang tua. Menurutnya, orang tuanya sudah terlalu cukup berat ia bebani jadi biarkan dia berjalan dengan jalannya sendiri. Beasiswa yang ditawarkan dari sekolah pun, ia tolak mentah-mentah tanpa harus memberitahukan orang tuanya terlebih dahulu. Segala bentuk uzian yang digelar beberapa PTN untuk dapat diterima sebagai mahsiswi pun tak pernah ia cicipi sedikitpun kecuali STAN. Dan itupun berkat biaya dari pamannya.
        Tetapi belum rezeki, pengumuman STAN yang menyatakan dirinya tidak lulus membuatnya tidak mundur untuk berusaha. Kosong sebulan dari segala aktivitas, ia memasuki lamaran sebagai tenaga pengajar (guru BIMBEL) disebuah kursus di daerah rumahnya. Bermula dari guru BIMBEL, satu per satu tetangganya meminta untuk mengajar anak2 mereka dimalam hari. Karena ia harus mengajar di kursus sampai dengan sore hari (pkl  17:00 wib). Ternyata rezeki gak sampai disini, memasuki 6 bulan mengajar dikursus, pmannya yang berada di luar kota menghubunginya bahwa ada perusahaan yang sedang mencari tenaga kontrak. Sambil berfikir berulang-ulang, dengan tekad yang mantap ia putuskan untuk mengikuti usulan pamannya. Karena pada saat itu yang ada dibenaknya, bagaimana dia bisa mendapatkan sebuah pekerjan yang bisa menjamin kalau tahun depan dia tidak akan kosong lagi (harus sudah duduk dibangku kuliah). 
        Setelah memutuskan untuk mengikuti usulan pamannya dan meninggalkan orang tua dan adik2nya di kampung halamannya, ia mantap untuk melangkah. Dalam benaknya cuma satu, "Aku sukses karena aku, aku gagal juga karena aku". Ia masuki lamarannya ke perusahaan tersebut, setelah mengikuti tes dan dinyatakan ia lulus oleh perusahaan tersebut, ia sangat senang sekali.  Dia pandangi izajahnya dengan fotonya berjilbab/berkerudung, sambil berkata "Benarkan, kalau ternyata kamu bukan penghalang masa depan". Sampai sekarang ia masih bekerja di perusahaan tersebut dan ia juga sedang malanjutkan pendidikannya di bangku kuliah.Motivasinya satu : Orang Tua & Adik2nya dan Tekadnya : Harus bisa membuat mereka tersenyum bangga padanya".
Itulah ulasan cerita yang bisa kalian ambil hikmahnya. Ada tiga point yang ingin aku sampaikan dari ulasan cerita itu, bahwa :
  1. Rezeki manusia itu ditentukan oleh Allah swt (Tuhannya) bukan oleh Manusia.
  2. Rezeki, sukses atau masa depan gemilang itu kamu sendiri yang menciptakannya bukan berkat bantuan orang lain.
  3. Sukses datang karena usahamu bukan karena usaha orang.

Coba deh lihat yang ini, cantik - cantik bukan??? Hehehe....... hehe... he....






















    Comments

    Popular posts from this blog

    PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

    Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

    Cinta! GILA atau ANEH?

    Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

    Eye Level

    Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki