Skip to main content

Aku Belum Pernah Pacaran? So WHat Gitu Loh? Ahaha^^

Suatu hari rekanku bertanya, "Apakah aku punya pacar?".
Sebenarnya dia bukan orang pertama yang bertanya akan hal itu, sebelumnya ada juga yang bertanya tentang itu.
Yah, wajar mereka bertanya. Dari segi usia, bisa dibilang aku sudah memasuki usia anak dewasa bukan remaja lagi. Toh, anak sekarang saja masih kanak-kanak sudah punya pacar. #Ahay, zaman wes edan :-)

Dengan santai, aku menjawab "Belum".
Si beliau bertanya kembali, "Masa' sih?", "Kenapa?"
Aku jawab saja, "Emang belum dan gak kenapa-kenapa".
Eh, si beliau bertanya lagi "Jadi, kamu belum pernah pacaran?"
Aku jawab saja lagi, "Iya. kenapa emang? Ada yang salah?"
Si beliau itu berkata, "Kamu pilih-pilih ya orangnya? Masa' iya kamu gak pernah pacaran, kamu itu kan bla...bla...bla..."
Dalam hati berkata (Ini orang heboh banget sih).
Masih santai kujawab, "Gak ah, gak ada yang "Comfort" aja. Yang banyak sih mau, tapi yah...namanya gak nyaman ya udah. Lagian aku masih mau konsen sama pendidikanku, itu ada masanya lah...".
Terakhir dia bilang, "Yah, jangan sampai terlena aja kamu".
Aku : ^__^ (senyam-senyum doang). 

Kelang beberapa hari kemudian, eh...si beliau nyeletuk lagi masalah itu. #cape' deh... :-D
Gak tahu asal muasal pembicaraan hingga akhirnya kembali lagi kesitu. Setelah cerita panjang lebar, dia bilang "Cit, kamu harus ngerasaain gimana itu pacaran. Jangan sampai nanti udah berumah tangga, kamu malah pengen ngerasain pacaran".
Teman yang lain nimbrung, "Iya, jangan sampai kayak (nama disensor)".
Terus si beliau jawab, "Iya,jangan sampai kayak aku. Hahaha".
Langsung saja aku putuskan obrolannya, "Yah, itukan tergantung pribadi masing-masing".
Tapi, si beliau tetep aja kekeh sama jawabannya, "Iya sih, tapi jangan sampai kamu terlena".
Dan terakhir aku senyam-senyum doang.

Sebelumnya aku pengen bilang "Thank you very much" buat rekanku itu.
Kenapa "Terima kasih"?
Karena sebenarnya dia peduli,sayang dan perhatian sama aku. Hehehe...

Mungkin setiap orang punya tafsiran yang berbeda-beda tentang "Pacaran". Bisa dilihat dari sisi postif atau negatif. Sama seperti aku, aku juga memiliki tafsiran sendiri tentang pacaran dan apa alasanku belum pernah pacaran hingga saat ini. 
Secara nalarku, pacaran itu kan berujung pada pernikahan. Aku kan belum mau cepat-cepat nikah? Hehehe... Masih mau main-main, masih sibuk sama inilah...itulah, masih banyak yang harus diurusin. Kan kasihan anak orang diikat dengan istilah "Pacaran", tapi bisa saja akunya gak care setiap saat. Aku sibuk dengan urusanku, gak selalu contact dia setiap saat, gak ini...gak itu...banyaklah. Karena belum tentu kita dapat orang yang bisa "Ngertiin" kita baik secara personality, apalagi masalah kesibukan.

Atau aku berniat selalu care dengan selalu bertanya, "Lagi ngapain?", "Dimana?", "Sama siapa?", terus ngotot buat dijawab sms nya atau teleponnya diangkat setiap waktu, ngotot buat dia dengerin curhatanku setiap jam, menit atau bahkan detik sekali. Walah-walah, yang ada aku posesif banget jadi orang. Gak punya ikatan resmi dimata negara dan halal dimata agama, udah berani ngatur-ngatur anak orang. *Gubrak :-D
Serba salah kan??? 

Jadi, buat temanku yang tercinta..hehe
Aku belum pernah pacaran bukan berarti aku tidak mau pacaran, ada masanya dan itu nanti tatkala aku pengen nikah. Toh, ujung2nya nikah kan? Hahaha ^__^
Dan buat kamu-kamu yang bernasib sama seperti aku, #Ahay 
Jangan takutlah! Jodoh mah ditangan Allah swt, lelaki atau wanita yang kamu inginkan itu punya Allah swt. Minta izin dulu sama Dia, toh kalau si lelaki atau wanita itu memang yang terbaik buat kamu, dia akan kasih kok. Jangan terlalu menuruti nafsu dan yang terpenting usaha diikuti dengan do'a... hehe

So, aku belum pernah pacaran? So what gitu loh???^^

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

Cinta! GILA atau ANEH?

Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

Eye Level

Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki