Skip to main content

Uzian Nasional? Siapa Takut!

Ini adalah hari ke dua pelaksanaan Uzian Nasional yang lebih akrab dengan istilah UN diseluruh sekolah di Indonesia,dari Sabang sampai Merauke. Momentum UN biasanya adalah hal yang menakutkan oleh para pelajar di Indonesia. Sebagai penulis, aye aja gak tahu bagian mana yang menakutkan dari momentum itu :-D *Pengalaman pernah jadi peserta UN.
Psikologi para pelajar itu seakan-akan terganggu tatkala momentum itu tiba. Bayangkan saja, setiap pelaksanaan UN tiba. Ada saja berita-berita yang tidak enak didengar telinga. Mulai dari pengunduran diri para pelajar yang gak siap mental, hingga bunuh diri menjadi trendy di kalangan pelajar yang ingin melaksanakan UN tersebut. Lantas,apa sebenarnya yang perlu ditakutkan pada naskah-naskah soal tersebut? Toh,kita hanya disuruh memilih antara A sampai D mana yang tepat sebagai jawabannya. Toh soal-soal itu pernah kita temui 3 tahun kebelakang? Hellowwww, kemana aja kita selama 3 tahun itu? *Merenung sendiri :-)

UN bisa dibilang pelengkap dalam menyempurnakan wajib belajar kita selama 12 tahun, bagi para pelajar SMA. Yang kemudian akan melanjutkannya ke PT (Perguruan Tinggi) atau tidak tergantung individu masing-masing. Biasanya, "Bagaimana kalau saya tidak lulus?", pola kalimat inilah yang sering muncul dibenak para pelajar-pelajar tersebut sebelum pelaksanaan UN tiba. Akibatnya, ia sedang meracuni pikirannya sendiri dengan kalimat-kalimat negatif itu sehingga terlepas fokusnya pada apa UN itu sebenarnya. Yang ujung-ujungnya membuat stress pada dirinya sendiri. Ini telah mencerminkan bahwa kita adalah "Orang-orang yang kalah sebelum bertarung". Coba tanyakan pada diri anda, seberapa banyak pelajar yang cenderung berpikir "Berapa ya nilai UN saya nanti?" dengan "Saya lulus gak?". Otomatis pertanyaan kedua yang lebih banyak menempel pada pelajar-pelajar kita.

"Saya lulus gak?", kalimat itu sepertinya menjadi tolok ukur wajib yang ada dibenak para pelajar kita. Setiap orang pasti ingin lulus, karena tidak ada satu orangpun yang ingin mengulang hidupnya untuk dua kali dalam situasi dan kondisi yang sama. Padahal kata "Saya lulus gak?", biasanya hanya berhenti pada kalimat "Yang penting lulus, masalah nilai belakangan!". Sehingga tidak ada rasa keseriusan para pelajar-pelajar itu dalam belajar. Mereka bisa dibilang tidak mengenali diri mereka sendiri.
Tetapi, berbeda dengan pelajar yang biasa mengkonsepkan pemikirannya dengan "Nilai UN saya harus rata-rata 9". Artinya, pelajar ini telah mengenal benar siapa dirinya dan paham bagaimana cara menghadapi UN itu sendiri. Maka biasanya, pelajar tersebut jauh lebih serius ketimbang pelajar pertama.

Kembali ke pokok persoalan, "Apa yang menakutkan pada UN?"
Naskah soalnya?
Pengawasnya?
atau Peraturannya?

Suatu hal yang harus diketahui para pelajar, cerita diawal tentang pelaksanaan UN yang katanya begini, katanya begitu berbeda terbalik dengan fakta di lapangan. Pengawas yang kejam? menakutkan? menyeramkan? atau hal-hal lainnya, itu tidak ada sama sekali. Hal itu mungkin kita temui, jika kondisi ruang UN itu tidak kondusif. Artinya ribut, jalan sana-jalan sini, mengganggu teman atau hal-hal yang gak pantas lainnya. Tidak ada pengawas yg super duper ketat selama UN itu berlangsung. Mereka hanya ketat di awal sebelum memulai UN. Seperti merajia HP atau alat komunikasi lainnya, merajia barang-barang bawaan anda yang mencurigakan, menyita buku,tas dan peralatan-peralatan lainnya. Setelah itu, silahkan anda mengerjakan UN anda dengan bagaimana nyamannya anda. Yang penting,tetap menjaga kekondusifan ruang UN anda. Cerita diawal itu yang biasanya meracuni otak para pelajar, sehingga mereka menjadi down terlebih dahulu sebelum memulainya. *Saya juga pernah mengalami situasi itu,hehe... Tapi prinsipnya, kalau Allah swt sudah menghendaki jalan saya lulus yah lulus :-D
Nah, jadi gak ada yang perlu ditakutkan ya. Naskah soal itu tidak memakan anda, pengawas tidak menelan anda dan peraturan tidak membunuh anda. ^__^

Sekarang, bagaimana caranya agar kita tidak takut sebelum UN tiba, tidak takut ketika UN tiba dan tidak takut lagi tatkala kita sudah duduk di kursi penentu hidup? Hahaha *Bahasanya lebay :-D

1. Siapkan mental anda
Mental disini penting, karena berpengaruh pada kondisi tubuh kita. Mental kita yang sehat, otomatis kondisi tubuh kita juga sehat-sehat saja. Sehingga daya pikir kita menjadi fresh dan daya ingat kita menjadi kuat dalam menghadapi naskah UN2 tersebut. Sebaliknya, mental yang sudah up and down malah membuat kondisi tubuh kita menjadi tidak sehat. Sehingga daya pikir kita juga terhambat. Ini bisanya karena kita terbiasa meracuni pikiran-pikiran kita dengan rasa cemas,takut dan khawatir yang berlebihan. So guys, keep your mental ^__^

2. Perketat hubungan chemistry anda dengan sang Khaliq
Faktanya, semakin kita susah semakin dekat kita kepada sang pencipta. Tetapi kalau kita jaya? have fun2 aja, kaya raya dan lain sebagainya. Kemana aja kita? *Oow, jawab sendiri!
Mempererat hubungan kita kepada sang Khaliq juga sangat berpengaruh demi kelancaran UN kita. Mempererat hubungan apa yang dimaksud disini? Mempererat yang dimaksud disini adalah bermanja-manjalah kita kepada sang Khaliq. Mungkin selama ini shalat wajib anda lancar2 saja, tambahlah dengan sunnahnya atau bangun di sepertiga malamnya. Insya allah batin anda lebih tenang dalam menyikapi naskah soal-soal UN tersebut. Dan "Tahajud" biasanya membantu penyakit pikun anda hilang. *Try this ^__^

3. Jangan membiasakan diri dengan pola SKS, "Sistem Kebut Semalam"
Konsep ini, bisa dibilang konsep yang sudah menjadi makanan pelajar sehari-hari kita.
"Besok uzian, hari ini dihabiskan buat begadang". Padahal konsep itu sebenarnya salah. Bayangkan saja, berapa banyak energi yang anda habiskan dalam satu hari itu menuju hari esok? Sementara energi-energi anda sangat dibutuhkan untuk hari esok. Biasanya, konsep SKS ini hanya membuat kondisi tubuh anda menjadi menurun di keesokan harinya, bukannya ingat pelajaran yang anda hapal tadi malam, malah buyar kemana-mana. Karena anda sedang memaksa otak anda, sementara dia juga butuh istirahat seperti tubuh anda.

4. Persiapan diawal bukan menjelang
Kalau anda ingin menang dalam UN, maka bersiaplah sejak awal, bukan mau menjelang!
Belajar dengan baik, serius mendengarkan apa yang guru anda sampaikan, tanya - jawab kepada guru-guru anda tentang materi yang tidak terlalu anda pahami. Maka, mereka akan setia membantu anda. Belajar dari naskah-naskah soal terdahulu. *Sekarang ada Mbah Google kok,haha
Bagi anda yang berekonomi lumayan, banyak bimbingan2 belajar di luar sana yang dapat membantu anda dalam berkonsultasi terhadap kesulitan anda dalam belajar. Nah kurang apa lagi fasilitas di muka bumi ini? Tinggal kembali kepada diri Anda saja, bagaimana Anda memanfaatkan itu semua.

5. Sarapan
Sarapan juga dapat membatu kecerdasan otak lo. Orang yang senantiasa membiasakan dirinya sarapan, biasanya gak lemot seperti orang yang tidak pernah sarapan. Daya tangkapnya lebih cepat, daya ingatnya lebih baik, energi nya lebih bagus dan masih banyak lebih - lebih lainnya. Tetapi, anda harus perhatikan nilai gizi sarapan anda. Jangan mentang-mentang anda harus sarapan, semua makanan yang berat-berat anda konsumsi. Yang ada energi anda terkuras dan menyebabkan ngantuk. Sehingga anda tidak optimal dalam mengerjakan naskah-naskah soal UN itu.

6. Penguasaan Konsep
Nah, anda sebelum menjadi peserta UN pernah duduk dengan seragam abu-abu itu 3 tahun kebelakang kan? Selama 3 tahun anda sudah bertemu materi-materi pelajaran yang sebenarnya itu-itu saja yang diulang ketika anda SMP dulu. Hanya saja, jenjang SMA lebih pada perluasan materi tersebut.
Nah, jangan disia-siakan selama 3 tahun itu. Kuasai seluruh konsep materi-materi pelajaran yang telah anda dapatkan. Jika tidak bisa menguasai, minimal anda paham bagaimana memecahkan soal-soal itu. So, manfaatin waktu 3 tahun mu sob. Sayang lo,kalau disia-siakan. Gak guna ^__*

7. Peran Orang Tua
Orang tua adalah orang yang seharusnya lebih mengerti,memahami psikologi anak-anaknya. Terutama ketika mereka sedang menghadapi situasi dimana mereka berpikir "ini adalah situasi yg kritis". Peran orang tua sangat penting dan paling berpengaruh dalam hal ini. Setidaknya berkata, "Bapak atau Ayah doa'kan semoga uziannya lancar, diberi kemudahan dan lain sebagainya" atau "Mama doa'kan bisa menjawab soal-soal hari ini dengan baik". Itu dapat membantu meningkatkan semangat anak anda. Kenapa? Biasanya, anak yang selalu mendapat respon-respon yang positif dari kedua orang tuanya, sesampai di ruang uzian yang pertama kali ia ingat adalah wajah kedua orang tuanya yang telah mendoakannya tadi pagi. Yang berharap kebaikan akan berpihak kepada dia. Dengan begitu, si anak akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan uziannya. Karena si anak tidak ingin membuat kedua orang tuanya kecewa.

Tapi bayangkan, jika ada orang tua yang tidak perduli sama aktifitas anaknya sama sekali. Anak itu menjadi down, terutama pada masa-masa ini. *Masa UN
Kenapa? Mereka butuh semangat dan respon-respon positif dari anda. Mereka hanya butuh do'a anda agar mereka tidak terlalu takut dengan naskah-naskah soal UN itu. Itu saja, tak banyak yang mereka harapkan.
Nah, jadi do'a anda sebagai orang tua adalah hal terpenting dari semuanya.

Apa lagi ya?
Hmmm, ada lagi yang bisa nyumbang ide? Hahaha *Saya udah ngantuk :-D
Ok deh sob, semoga tulisan kali ini bisa membuat anda percaya diri dalam menghadapi Un.
Dan sekarang mari katakan, "Uzian Nasional? Siapa takut!" ^__^

Dan mari berkhayal, bahwa anda - anda semua adalah peserta :
 

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

Cinta! GILA atau ANEH?

Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

Eye Level

Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki