Skip to main content

Kalau mau ngasih, yah...kasih aja :-)

"Manusia adalah makhluk sosial", yaitu makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain (tidak dapat hidup sendiri). Maka, tidak heran jika ada namanya keluarga. Ayah-Ibu dan anak-anaknya (keluarga kecil) kemudian berkembang menjadi nenek-kakek-cucu-saudara/i-keponakan-sepupu-ipar, tetangga (keluarga besar). karena sejatinya, memang manusia tidak bisa hidup sendiri (you never walk alone) ^__^.

Sebagai makhluk sosial, sudah tentu kita akan mengisi hidup antara satu manusia dengan manusia lain.
Si mampu membantu yang tidak mampu, yang kelebihan membantu yang kekurangan, yang mapan membantu yang tidak mapan, yang berkecukupan membantu yang tidak berkecukupan dan lain sebagainya.
Karena darisanalah letak keindahan hidup. #Indahnya berbagi :-)
Tapi sangat disayangkan sekali, karena masih banyak sebahagian besar dari kita yang hitung-hitungan dengan apa yang ingin kita berikan. Alhasil, harusnya kita dapat pahala malah menjadi dosa.

Saya pernah melihat kejadian ini beberapa kali bahkan sering kali jika berada di jalan-jalan besar. Jalan-jalan besar sangat khas dengan pengemis, tukang minta-minta atau pengamen. Kita bisa melihat mereka di amperan jalan, lampu merah, bis-bis dan tempat-tempat umum lainnya. Mereka melakukan aktifitas mereka hampir setiap harinya, sama seperti kita yang mungkin berstatus pelajar,pekerja atau profesi lainnya. Bedanya, jika sabtu-minggu atau mungkin minggu saja adalah hari yang menyenangkan bagi kita karena bisa liburan. Mungkin agak sedikit berbeda dengan mereka, yang mungkin masih tetap berjalan sepanjang jalan, naik dari satu bis ke bis lainnya atau mungkin pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Demi seribu,dua ribu belas kasihan dari orang-orang sekitarnya.
Kita berada di ruangan yang nyaman dan aman, sementara mereka harus melawan panasnya terik matahari. Belum lagi jika ada satpol - satpol PP yang sedang razia. Yah, begitulah petualangan hidup yang harus mereka lakoni.

Saya sedikit kecewa dengan sikap masyarakat kita dimasa sekarang. Sepertinya, apa itu Simpati atau Empati tak berarti lagi. Itu hanya sebuah tulisan-tulisan saja yang akan sering kita temukan di buku-buku.
Saya sering mendengar perkataan seperti ini jika berada ditengah-tengah pengamen, tukang minta-minta yang mengatasnamakan masjid/pesantren/perkumpulan anak yatim-piatu dsb atau pengemis.
"Alah, paling itu penipuan aja, iya.itukan bla...bla..bla...bla...bla...bla......."
Sering kali perkataan-perkataan yang tidak enak didengar di telingalah yang justrul keluar.
Biasanya yang komentar adalah mereka-mereka yang memandang sinis pada orang-orang itu. Yang lucunya lagi, udah ngasih tapi malah ikutan nimbrung komentar juga. #Hmmm, dunia..dunia..ada-ada saja umatmu :-D
Bapak/Ibu/Kakak/Abang/Mba'/Mas/adik, kalau mau kasih mereka bok yah kasih aja. Sia-sia niat baik kita kalau ternyata masih diselipi suudzan (buruk sangka). Toh, kita tidak merasa dirugikan kan?
Kalau ternyata merasa dirugikan dan keberatan mengeluarkan seperak,dua perak dari kantong anda buat mereka. Yah,diam sajalah. Gak usah berkomentar suudzan segala. Tersenyum kepada mereka lebih baik ketimbang sinis. Toh kita bisa sedekah dengan senyum gak hanya dengan uang :-)
Selamat istirahat... ^__^

"Memberi lebih baik daripada menerima. Berilah dengan keikhlasan hati bukan karena ingin dilihat orang (tangan kanan memberi, tangan kiri tidak tahu) yang malah menjadi suudzan dan mengurangi keberkahan bagi kita. Apa kita lupa, bahwa ada Tuhan yang senantiasa membalas kebaikan kita?" -CArDi-

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

Cinta! GILA atau ANEH?

Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

Eye Level

Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki