Skip to main content

KHS.....OH.....KHS.....

Assalamualaikum bloger :-)
Cuap-cuap yok, mumpung saya belum ngantuk ^__^


Hmmm, hari ini pembagian KHS (Kartu Hasil Study) semester dua kemarin. Hasilnya? Alhamdulillah belum tercapai target, tapi wajib disyukuri. Hehehe...
Kemarin sih aku punya target IPK 4,00. Tapi ternyata masih kurang 0,33 lagi buat capai angka amazing itu. But, so far so good...and i like it ^__^ Berarti harus belajar lebih giat lagi, agar target tercapai. Semoga semester depan lebih baik. *Amin ya Rabb... :-)


Apalah Arti Sebuah Nilai?
Banyak orang berkata, "Apalah arti sebuah nilai jika tidak di dompleng dengan kualitas". Emang iya, kualitas perlu. Tapi jika nilai baik dan kualitas juga baik, bukankah hasilnya jauh lebih baik? Daripada hanya mengandalkan nilai tanpa kualitas atau sebaliknya kualitas tanpa nilai? Maka hasil juga sama (sesuai porsinya). Bagi saya nilai (value) adalah hal yang paling berharga dan penting. Kenapa? Karena itu dapat dijadikan motivasi kita untuk lebih giat lagi dalam belajar. Bayangin aja, kalau kita punya target-target yang tinggi yang ingin kita capai, tanpa kita sadari semangat kita akan terkumpul & kita akan mengeksplor seluruh potensi yang ada. Tapi kalau kita tidak punya target yang ingin kita capai, yah..biasa aja. There's not something special about that. Dan usaha yang kita kerahkan pun hanya sebatas itu-itu saja, tak ada perubahan dari masa ke masa. Anda mau???


Gak ada orang yang bisa jadi seorang pengusaha sukses sebelum menjadi pedagang jalanan. Lain hal, jika sang pengusaha diamanatkan melanjuti warisan keluarga. Tapi rasanya akan berbeda, karena apa yang kita lakukan hanya bentuk dari kelanjutan pola yang ada. Bukan memulai dengan benar-benar dari nol atau merancang,menyusun dan membentuk pola itu sendiri. Sama halnya dengan IPK/Nilai atau apapun istilahnya. Gak mungkin kita bisa peroleh dengan score yang amazing tanpa usaha yang membuat kita tertatih-tatih untuk memperolehnya. Semua akan sesuai dengan porsinya, hasil yg baik tentulah di dompleng dengan usaha yang baik pula. Dan hasil yang kurang baik disebabkan hanya karena kita kurang baik dalam berusaha.


Lalu, ada yang pernah bilang, "Bagaimana dengan orang yang curang?" Orang yang tak perlu jatuh-bangun atau tak perlu bersusah-susah payah memperoleh apa yang ingin dicapainya. Selalu menggunakan hal-hal instant untuk mencapainya. And the good answer is "hasil nya juga akan seinstant apa yang dikerjakannya" *hadehhh, bahasa gue hahaha :-p Maksudnya, kenikmatan yang diperoleh akan berbeda dengan apa yang benar-benar kita peroleh dengan tetesan keringat. *Lebay, hahaha :-D


Belajar Dari Negeri Cina
Kalian tahu orang cina? Atau yang dikenal dengan orang-orang mata sipit? Orang cina atau etnis Tionghoa adalah contoh orang-orang yang bekerja dengan mengerahkan seluruh potensi mereka. Kehidupan mereka tidak seglamour kehidupan kita. Mereka lebih memilih membuka usaha sendiri (toko) daripada menjadi pegawai di sebuah perusahaan. Berbeda dengan kita, yang selalu mengutamakan gengsi,gengsi dan gengsi. Benar apa benar? Hehehe :-D Bahkan Nabi Muhammad SAW juga menyuruh kita mengikuti jejak para etnis tionghoa itu. Salah satu hadits berbunyi, "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina". Itu bukan berarti kita harus belajar ke cina, tapi mencontoh bagaimana usaha para tionghoa menuju kesuksesan. Dulu, saya pernah diberi tugas oleh Dosen Leadership. Yakni, mencari "Salah satu contoh orang sukses". Waktu itu saya pilih Eka Tjipta Widjaja sebagai bahan materi tugas saya. Karena perjalanan hidup Pak Eka benar-benar menginspirasi saya. Eka dikenal sebagai orang terkaya no3 (versi majalah Global Asia), eka adalah seorang etnis tionghoa. Kalian tahu sejarah hidupnya? *Kalau saya cerita dari A-Z, gak tamat-tamat. Hehehe... :-D Kita ambil kesimpulannya aja ya. Eka terlahir sebagai anak dari keluarga dengan ekonomi sederhana.  Ia  dibawa orang tuanya untuk imigrasi dari cina ke makassar dengan modal hutang pada saat itu ke seorang rentenir dengan jumlah yang tidak sedikit. Sesampai di makasar, orang tuanya menjadi seorang pedagang dan ia membantu orang tuanya berdagang juga. Hingga akhirnya hutang mereka lunas pada rentenir. Dan eka dapat bersekolah SD. Tetapi selesai SD, Eka tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang berikutnya karena keterbatasan ekonomi. Ia memilih berjualan biskuit dan gula-gula waktu itu. Kehidupan yang pahit sekalipun pernah ia lakoni, tapi ia tidak pernah patah semangat.  Habis gelap terbitlah terang, kira-kira seperti itulah aku menggambarkan kehidupannya. Hingga pada era orde baru ia berhasil menjadi seorang pengusaha yang sukses setelah tertatih-tatih menjalani hidupnya. Siapa sangka, bos Sinarmas Group satu ini ternyata dulunya hanya bermodalkan ijazah SD. Luar biasa kan? Pesan Eka, “kalau hendak menjadi pengusaha besar, belajarlah mengendalikan uang. Jangan laba hanya Rp. 100, belanjanya Rp. 90. Dan kalau untung Cuma Rp. 200, jangan coba-coba belanja Rp. 210 yang ada akan celaka.”



PESAN 
Score yang maksimal diperoleh dengan usaha yang maksimal pula. Kegigihan,kerja keras,semangat pantang menyerah serta do'a adalah kunci untuk memperoleh itu semua. Usaha anda menentukan siapa anda. Belajar dari Eka Tjipta Widjaja, "selembar ijazah bukanlah apa-apa tanpa kualitas, kualitas tidak terbentuk tanpa usaha dan usaha adalah modal utama yang dibentuk dari kesinambungan antara "kegigihan,kerja keras, semangat pantang menyerah & do'a".

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

Cinta! GILA atau ANEH?

Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

Eye Level

Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki