Skip to main content

Dear Langit

Dear Langit,
Aku tak mampu mengerti 
Akan setiap tetesan air suci
Yang bergelinang membasahi pipi...

Aku tak mampu menyusun 
Tiap abjad yang terangkai 
Menjadi kalimat-kalimat...

Indah, sakit, bahagia, penuh luka
Mungkin sekali-sekali kecewa...
Tapi, semua skenario Tuhan
Yang harus dilakoni.

Dear Langit,
Hati memberontak tatkala mulut membisu,
Isi otak berputar tatkala semangat putus asa,
Tapi hidup terus berjalan
Meski badai besar sekalipun menerjang...

Dear Langit,
Terkadang, aku merasa hidup di temanmu "Bumi"
Terlalu naif...
Semua wajah, hasil mutilasi topeng kemunafikan
Ingin marah, argghhh...hanya membuang energi saja

Dear Langit,
Pernahkah kamu kecewa?
Atau dikecewakan?
Lebih sakit mana dengan memotong urat nadi sendiri???
Arggghh, pasti kamu tak pernah posesif layaknya manusia bumi.
Bukankah demikian?

Dear Langit,
Andai kita bisa berubah peran...
Aku menjadi kamu, kamu menjadi aku,
Aku ingin tahu apa yang kamu rasakan tatkala hujan datang?
Bahagia dan tersenyumkah?
Atau sakit dan menahan sesak tangis?

Dear Langit,
Andai saja aku menjadi pendudukmu, 
Aku ingin sekali melewati setiap lapisanmu dengan pijakan lembut nan indah,
Aku ingin menari, bernyanyi, tertawa lepas tanpa penat,
Tertawa ikhlas tanpa beban,
Tapi...
Tuhan memintaku menjadi penduduk temanmu "Bumi"
Ia minta agar aku menjadi salah satu aktris atas skenario-Nya
Yang harus tetap tersenyum atas pedih,
Yang sabar atas sakit,
Yang tegar atas setiap kerikil tajam membentang,
Yang ikhlas atas setiap takdir yg tertulis
Agar kelak aku mampu bersejajar dengan para insan yang menjadi kekasih pilihan-Nya


                                                #My world...

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

Cinta! GILA atau ANEH?

Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

Eye Level

Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki