Skip to main content

"Motor" in Man VS Woman



































Apa yang ada dibenak anda jika melihat gambar diatas?
Ada dari kita yang menganggap "macho, keren, laki banget dan lain sebagainya", jika kita fokus pada yang berwarna biru. Atau "feminim, soft, so sweet dan lain sebagainya", jika kita fokus pada si merah jambu atau pink. Itulah persepsi-persepsi yang ada dibenak kita jika kita dihadapkan pada dua gambar tersebut.
Kali ini kita tidak bahas "persepsi" atau jangan menduga jika saya ingin "dagang" disini. Hehehe.... :-)

Kalian sudah tentu familiar pada dua gambar diatas. "Alat transportasi", begitulah kata kuncinya secara umum. Dan jika kita jabarkan, maka akan menjadi "motor atau sepeda motor dan atau mungkin juga menyebut merek, seperti 'scoopy' for example". Yah, dua gambar diatas adalah alat transportasi yg kita kenal dengan istilah "motor atau sepeda motor" (dan 'kereta', jika anda adalah orang Sumatera. Read!). Bisa dilihat dari gambar diatas, dua sepeda motor tersebut jelas berbeda. Yang satu untuk lelaki dan yang satunya untuk wanita. Yang satu diproduksi Yamaha dan satunya lagi Honda. *Eits, saya bukan promosi produk looo ^__^
Jika kita amati dua sepeda motor diatas, jelas berbeda secara fisik maupun emosional dari usernya.
Kalau kita memperhatikan motor berwarna biru diatas, yang ada dalam benak kita adalah "macho, keren atau laki banget". Maka jelas pengguna motor tersebut adalah 'lelaki'. Dan jika kita memfokuskan pada motor berwarna pink, maka yang ada dibenak kita adalah "feminim,soft dan lain sebagainya". Maka jelaslah, karakter si pengguna adalah bergender 'wanita'. Ini hanya pembuka saja, karena tulisan yang ingin saya ulas disini lebih kepada "karakter pengguna".

Sesuai dengan judulnya, "Motor" in Man VS Woman. Kali ini saya ingin mengulas sedikit tentang karakter pengguna motor berdasarkan gender. Saya bukanlah pengguna motor sejati, karena jujur saja saya tidak bisa menggunakan motor. Makanya saya setia banget dengan angkot :-D
Tetapi bukan berarti juga saya tidak pernah naik motor, saya suka naik motor tetapi sebagai "penumpang" bukan "orang yang ditumpangi" :-D 
Menjadi orang yang dibonceng dengan motor, membuat saya menjadi pengamat setia motor dan terciptalah tulisan ini,hehehe ^__^
Berdasarkan pengalaman, saya pernah dibonceng menggunakan motor dari dua segi gender (lelaki & wanita, Read!). Entah itu orang tua sendiri, saudara atau teman.

Pada dasarnya, lelaki & wanita berbeda pembawaannya ketika mereka bertugas sebagai 'pengemudi motor'.
Berdasarkan pengalaman saya, "wanita" itu lebih cenderung menggunakan emotional taste nya ketika mengemudi daripada "pria". Seperti yang telah kita ketahui jika pola berpikir wanita & pria berbeda. Wanita lebih sensitif dan peka, karena mereka menggunakan 'perasaan atau emosi jiwanya' ketika berpikir. Sedangkan pria adalah makhluk yang lebih cenderung menggunakan 'logikanya' ketika berpikir. Inilah sebabnya, mengapa wanita jika disajikan film yang sedih ikut terhanyut, bahkan menitikkan air mata tanpa disadari. Ketimbang pria yang cenderung cuek atas alur cerita yang disajikan film tersebut.
Sama halnya dengan "Motor" in Man VS Woman. Karakter pengguna motor antara si "Man" dengan si "Woman" jelas berbeda. Seperti penjelasan di atas, wanita lebih cenderung menggunakan emotional taste-nya ketika mengemudi dibanding pria. Ya, wanita mengemukakan emosi sesaat mereka ketika mengemudi. Begitulah kira-kira maknanya. 
Sebagai contoh, pernahkah anda dibonceng dengan wanita? 
Atau, adakah perbedaan ketika anda dibonceng dengan bapak atau ibu anda?
Atau juga, bagaimana perasaan anda jika yang membonceng anda adalah lelaki atau wanita ABG?

Otomatis, anda akan memperoleh rasa yang berbeda jika anda pernah dibonceng dari semua aspek kualifikasi diatas. Berdasarkan pengalaman saya, wanita muda maupun yang sudah berusia lanjut akan sama karakternya ketika mengemudi motor. *asumsi, jika anda adalah orang yg dibonceng mereka.
Mereka sama-sama masih menggunakan 'emotional taste-nya' ketika mengemudi. 
Coba lihat ketika mereka mengemudi motor, mereka tidak pernah memikirkan apa itu safety atau bagaimana mengemudi motor dengan baik. Perhatikan di luar sana, berapa banyak wanita yang mengemudi motor dengan menggunakan rok? atau yang menggunakan high heels? atau juga wanita yang mengemudi motor tanpa memikirkan lampu sen,helm,arah kanan-kiri atau mengemudi di jalan yang aman? Hal-hal tersebut jarang sekali bahkan tidak pernah diperhatikan oleh kita kaum hawa. Yang tercipta dalam mindset kita adalah, "bagaimana saya terlihat 'waw' bagi orang lain". Inilah yang saya istilahkan dengan "emotional taste" semata. 
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Menurut saya, hal ini terjadi karena impact dari rasa emosi kita yang menggebu-gebu semata. Sehingga kita tidak memikirkan lagi "apa itu aman" ketika mengemudi motor. Yg tercipta adalah "yg penting bisa gaya dengan motor". *Setuju atau tidak? Itu terserah anda :-D

Hal ini berbeda dengan pria. Pria cenderung lebih memikirkan "safety" ketika mengemudi motor. Mereka akan memperhitungkan kecepatan berapa yang dapat mereka tempuh, melihat dari jauh bagaimana mereka dapat menyalip motor lain sebelum action tetapi tetap aman. Mereka lebih memikirkan orang yg diboncengnya, memikirkan helm, aturan dan lain sebagainya. Mengapa ini bisa terjadi? Menurut saya, hal ini terbentuk karena "motor memang identik dengan pria". Sehingga tidak ada emotional-taste layaknya wanita. Mereka akan merasakan hal yang biasa-biasa saja ketika mengemudi motor, karena bagi mereka 'hal itu lazim'. Tetapi berbeda dengan "Pria ABG labil". Pria ABG labil identik berkarakter layaknya wanita, "mengemukakan emotional-tastenya". Anda bisa lihat dijalanan, berapa banyak anak sekolahan yg standardnya mereka belum layak punya SIM mengemudi motor? Tentu banyak sekali bukan?
Dan hasilnya? Mereka ugal-ugalan gak jelas, "yg penting gaya". Apalagi kalau yang dibonceng adalah pacarnya. Hmmm ^__^

Jadi, motor pun akan manampilkan karakter dari 'user-usernya'. 
Pesan bagi wanita & ABG labil yang suka mengemudi motor, agar lebih berhati-hati dan pikirkan keselamatan & kemanan anda ketika mengemudi".
So, what do you choose guys, "Nyawa" atau "Gaya"?

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

Cinta! GILA atau ANEH?

Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

Eye Level

Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki