Skip to main content

Sebuah Suara

Aku merindukan sebuah suara,
Suara dari balik telepon genggam itu.
Manis, lembut dan penuh kasih sayang 
Tatkala ia berucap...

Aku merindukan sebuah suara,
Suara dari telepon genggam itu,
Suara yang khas dan selalu ku rindukan setiap waktu,
Berharap setiap saat ku dengar suara itu...

Aku merindukan sebuah suara,
Suara dari telepon genggam itu,
Suara yang gak pernah absen menanyakan bagaimana keadaanku?
Bagaimana pekerjaanku?
Bagaimana kuliahku?
Dan bagaimana hari-hariku?

Aku merindukan sebuah suara,
Suara dari telepon genggam itu,
Yang menjadi sahabat setia pendengar curhatan apapun itu yang ku lontarkan 
dan tertawa bersama penuh canda saat kami berbincang.

Aku merindukan sebuah suara,
Suara dari telepon genggam itu,
Yang menjadi teman dikala aku ingin berbagi,
Menjadi malaikat yang tak pernah berhenti mendukung agar aku kuat menjalani hidup ini,
Yang menjadi motivator sejati saat aku berbagi khayalan masa depan yang ingin ku rancang,
Yang menguatkan dikala aku lemah,
Yang selalu ada di kala aku sedih,
Yang meyakinkan aku bisa dikala aku tak yakin mampu,
Dan yang selalu ada menemani walau jauh.

Aku merindukan sebuah suara,
Suara dari telepon genggam itu,
Suara itu kini telah 2 minggu lamanya tak menyapaku,
Tak menanyakan kabarku,
Tak berbincang-bincang akrab dan penuh canda lagi kepadaku,
Suara itu sedang diuji dengan penyakit yang tak kami tahu.
Suara itu sedang menguji kami untuk sabar pada setiap tantangan yang kami lewati.
Suara itu sedang menguji kami agar tak putus asa dan istiqomah pada jalan illahi.

Aku tahu, Tuhan begitu sayang kepadaku.
Hingga Ia uji kami dengan cobaan sehebat ini.
Mungkin Tuhan disana sedang tersenyum, karena Ia tahu kami mampu.
Kami mampu...kami mampu...dan kami mampu :-)

Ya Allah :-((
Aku merindukan sebuah suara,
Suara dari telepon genggam itu,
Dialah "SUARA IBUKU" :-(


~Semoga mama cepat sembuh yaaa^^

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

Cinta! GILA atau ANEH?

Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

Eye Level

Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki