Skip to main content

Satu Hal yang Saya Takuti Tentang 'Nasihat'

Setiap kalimat kebaikan yang kita lontarkan akan menjadi kebaikan bagi yang lainnya, demikian sebaliknya setiap kalimat keburukan yang kita lontarkan akan menjadi keburukan juga bagi yang lain (CArDi).

Tahukah? 
Kita adalah cerminan untuk diri kita sendiri bahkan untuk orang lain. 
Sadar atau tidak, terkadang kita suka meniru seseorang yang kita anggap baik untuk kita tiru atau kita yang ditiru orang karena dianggap baik untuk mereka tiru. 

Manusia adalah makhluk sosial, yang kemudian diamini bahwa tidak ada yang mampu hidup sendiri, kita butuh yang lain untuk hidup.
Siapa yang lain?
Jawabannya adalah mereka, entah orang tua, saudara sekandung, sanak keluarga atau teman. Merekalah tempat kita untuk hidup tanpa alasan apapun. 

Disaat kita senang, kita cari mereka...
Disaat kita sedih, kita juga bercerita kepada mereka...
Disaat kita jatuh, kita juga meminta perhatian mereka...
Disaat suka maupun duka, kita akan butuh mereka...

Lalu, apa yang kita butuhkan dari mereka?
Uang, jabatan, pujian?
Bukan! Ada satu hal lebih penting dari itu yakni "Nasihat".
Jika anda pernah menghadiri sebuah resepsi pernikahan seseorang, maka ada upacara nasihat yang disampaikan oleh orang yang dituakan diantara para keluarga dan kedua mempelai. Betapa pentingnya nasihat itu bukan? Sampai ada upacaranya :-)
Atau setiap hari senin, pelaksanaan upacara bendera yang dilakukan para pelajar di masing-masing sekolahnya, ada nasihat dari pembina upacara untuk para pelajarnya.

Ya, nasihat...nasihat...dan nasihat...
Begitu pentingnya kehadiranmu sampai tak pernah dilewatkan kesempatannya.
Saya atau anda (teman bloger) juga pernah dinasihati kan atau malah sebaliknya pernah memberi nasihat?

Kalau anak zaman sekarang bilangnya "Curhat, CurCol, Sharing" padahal bermakna sama "Nasihat".
Bahkan sekarang lebih modern, dikemas dalam bentuk image dengan latar, gambar-gambar yang menarik, lalu banyak dijadikan DP (Seperti saya contohnya, hehehe)

                    Ilustrasi Gambar

Saya juga seperti anda (teman blog), terkadang butuh dinasihati dan terkadang menjadi penasihat untuk yang lain (entah adik, teman, anak didik saya atau siapapun).
Tapi tatkala saya memberi nasihat, sebenarnya ada rasa ketakutan yang luar biasa tentang nasihat yang saya berikan.
Apa itu?
Saya takut tatkala saya hanya mampu 'memberi nasihat' yang dianggap baik dan dijalankan oleh penerima nasihat sementara saya tidak mampu mengaplikasikannya untuk saya pribadi :-(

Wahai diri,
Memberi nasihat tidaklah mudah...
Kau lontarkan kebaikan, mereka mudah mengikuti...
Kau hanya berucap tanpa tindakan, mereka bilang 'kau munafik'!

Wahai diri,
Tapi janganlah kamu langsung bermuram hati, patah arang dengan keadaan
Teruslah tebarkan kebaikan 
Melalui nasihat-nasihat yang baik
Sembari terus belajar, perbaiki diri melalui kata-kata atau kalimat kebaikan yang kau ucapkan sendiri

Wahai diri,
Saya, kamu atau kita bukanlah 'Nabi' yang diutus Tuhan ke Dunia yang begitu sempurna dengan akhlaknya...
Kita hanya manusia yang salah dan khilaf jangan ditanya
Tapi teruslah perbaiki kesalahan yang ada
Dan tetaplah semangat menebar kebaikan
Bukankah, tatkala kau sedang berlaku baik pada yang lain sebenarnya engkau sedang berlaku baik untuk dirimu sendiri?

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

Cinta! GILA atau ANEH?

Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

Eye Level

Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki