Skip to main content

Untukmu yang pernah singgah, aku belajar melawan ego dan menata hidup lebih baik

Jika setiap orang pernah jatuh cinta,
Maka jawabannya sama, aku pun demikian.
Merasakan bagaimana indahnya mengagumi sesosok makluk Tuhan dengan baik.
Menikmati bagaimana rasanya hormon oksitosin mengalir di setiap aliran darah,
yang bahkan terkadang tidak mampu mengontrol kata hati, otak dan reaksi tubuh dengan baik.

Meski kata cinta tidak pernah disematkan,
Aku tahu bagaimana rasanya senyum yang tiba-tiba mengembang jika melihat wajah itu.
Aku tau bagaimana rasanya panik yang tiba-tiba menyerang jika melihat makhluk itu.
Dan aku tahu bagaimana rasanya degupan detak jantung yang hebat setiap kali nama itu disebut.

Bedanya aku dengan mereka,
Mereka mungkin lebih leluasa berkata apa yang mereka rasa.
Sementara aku, aku lebih malu mengatakan banyak hal tentang perasaan kala itu.
Mereka mungkin lebih leluasa mencari perhatianmu,
Sementara aku lebih senang melihatmu dari kejauhan mataku.

Hingga saat itu tiba,
Saat mereka bisa berbincang banyak hal kepadamu, aku pun merasakan seperti mereka.
Kamu memang sesosok makhluk Tuhan yang patut dikagumi kala itu,
Bahkan kehadiranmu selama hampir 5 tahun mampu menyita waktu dan pikiranku.
Aku mencoba menikmati setiap moment indah dari balik layar kaca handphone untuk semua kalimat-kalimat manismu kala itu.
Dan waktu juga yang memaksaku untuk menyapamu terlebih dahulu agar kamu menolehku dan menganggap ada pada kehadiranku.
Bahkan tanya yang tidak habis di pikiranku, hormon vasopressin itu memaksaku belajar setia pada sosok yang jelas-jelas tidak pernah aku temui di dunia nyata setelah masa putih abu-abu itu. Tidak pernah kami terjalin hubungan bahkan berkomitmen apapun kala itu. Belajar setia sehingga memaksaku menolak kehadiran sosok lain yang Tuhan kirim, padahal jelas-jelas tidak pernah aku dapati respon terbaiknya.
Kala itu, hadirmu menyita banyak waktuku bahkan menganggap alpa pada kehadiran sosok-sosok lain.
Entah magnet apa yang bersarang ditubuhmu, sehingga daya tarikmu mampu melunturkan banyak kehadiran sosok makhluk Tuhan yang lain.

Namun waktu tidak pernah memintaku berlama-lama berdiam diri dengan bodoh.
Walau jawaban atas banyak tanya itu, membuatku semakin rumit.
Walau jawaban atas banyak tanya itu, membuatku semakin sakit.
Walau jawaban atas banyak tanya itu, membuatku semakin patah
Aku menerima setiap konsekuensi hadirmu dengan lapang dada.
Hingga aku tumbuh menjadi wanita yang berdiri pada kerasionalitasan semata.

Sayangnya, aku sudah tidak butuh drama cinta layaknya "Rangga & Cinta" yang berpisah ratusan purnama dan masih bimbang dengan kegambangan perasaan.
Namun jika takdirku adalah drama yang sama, aku hanya butuh Tuhan untuk mendiskusikan mu.

Untukmu yang pernah singgah, aku belajar banyak darimu.
Belajar jatuh cinta,
Belajar mengagumi,
Belajar mencintai,
Belajar setia,
Belajar berpikir positif,
Belajar patah hati,
Belajar menerima rasanya diabaikan,
Belajar mengemis perhatian,
Belajar merasakan setiap deraian air mata yang jatuh tanpa sebab,
Belajar menahan cemburu,
Belajar tak dianggap,
Dan belajar memaafkan.

Karena kehadiranmu, setidaknya aku selalu berterimakasih kepada Tuhan,
untuk mematahkan hati berkali - kali pada sosok yang tidak tepat.
Untuk belajar melawan egoku pada rasa ingin memiliki apa yang tidak baik untukku.
Untuk belajar menata hidupku bahkan hatiku menjadi lebih baik.
Dan untuk menyadarkanku bahwa Ia telah persiapkan sosok makhluknya yang lebih pantas menua bersamaku, menjadi teman hidupku dan menjalani hidup dengan lebih baik. 

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

Cinta! GILA atau ANEH?

Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

Eye Level

Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki