Skip to main content

Tulisan Terakhir Untuk Kamu

"Ku pikir denganku menjauhkanmu dan lebih mendekat kepadaNya adalah cara Tuhan menyatukan kita, tetapi ternyata Tuhan punya rencana yang berbeda"


Dari wanita yang pernah mengagumimu,
kita dulu sepasang anak manusia yang tak sengaja bertemu.
Lalu bertegur sapa, menjalin pertemanan dengan baik, mulai bercerita, bercanda hingga tiba-tiba ada rasa berbeda yang muncul tanpa diminta.

Rasa itu membuat kita semakin dekat, semakin nyaman dengan kondisi saat itu. Namun, kala itu jarak adalah cobaan yang datang di tengah rasa.
Kita memilih berjalan dan bertahan pada jarak meski masih bungkam seribu bahasa pada rasa yang kian hari kian menggelitik.

Sampai pada hari itu,
Hari dimana jarak mulai sedikit bersahabat. Kita tak sengaja saling menatap mata atas pertemuan singkat yang Tuhan rencanakan.
Membuat seluruh anggota badan bergerak bingung dan mulut terkatup atas kata dan frasa yang sudah lama terancang di adrenalin kepala berubah membisu.
Kita menjadi sepasang manusia asing saat itu, padahal kita sepasang manusia asyik dunia maya.

Pertemuan singkat rencana Tuhan itu nyatanya membuat kita semakin dekat. Perlahan kamu berhasil mengubah rasa menjadi nyaman dan merubah teman menjadi demen.
Kita pun semakin larut dalam pertemanan, semakin hanyut dalam untaian kata-kata.

Kala itu, kita sama-sama tahu bagaimana proses kita menjadi berhasil seperti hari ini.
Kala itu, kita sama-sama tahu bagaimana aku berjuang untuk masa depanku dan kamu memperjuangkan masa depanmu. 
Sampai saat itu pun tiba, kamu duluan menyelesaikan semua study mu dan melanjutkan masa depanmu. Lalu aku menyusulmu setahun setelah celebration wisudamu.
Kala itu, jarak nyatanya semakin tidak bersahabat. 
Kamu harus merubah rute mu menjauh dari kediamanku.

Kala itu, masih terekam jelas di memory kepalaku bagaimana kamu izin pamit bergerak menuju rute barumu.
Bahkan kita menjadi dua manusia yang semakin asyik berseluncur di dunia maya. Jemari kita semakin aktif bertukar cerita tentang kehidupan barumu disana dan tentang perjuanganku disini.
Rasa itu pun semakin hari semakin terasa berlebihan, menyusun banyak kata dan frasa di sela-sela isi sel kepala.
Kala itu, kita tidak membuat komitmen apapun. Kita hanya terikat pada rasa nyaman.
Kala itu, kamu tahu bahwa aku tidak menjalin dan berkomitmen pada lelaki manapun. Karena kamu tahu bukan 'pacaran' caraku mencari pendamping hidup sejati, tetapi 'ta'aruf' yang ku prinsipkan untuk menjaga diriku sampai waktu itu tiba.
Kala itu, kamu tahu kalau perencanaan pernikahan yang aku rencanakan di usia 25. Namun katamu, itu terlalu muda.
Kala itu, banyak hal yang kamu tahu banyak tentangku dan aku pun begitu.
Tetapi rasa yang semakin besar nyatanya kalah dengan ego kita yang lebih tinggi.

Hingga pada hari itu,
Nuraniku beranjak atas rasa yang semakin tajam dan menusuk sampai ulu hati.
Aku pun beranikan bertanya kepadamu tentang rasa.
Namun, langit serasa runtuh dengan jawabanmu kala itu.
Aku pikir kamu akan berkata 'kita coba jalani ke arah yang lebih baik lagi', namun nyatanya kamu meminta kita untuk berjalan masing-masing. 


Setelah hari itu, aku putuskan untuk pergi darimu.
Rasa yang semakin menusuk dan mencabik-cabik, ingin rasanya aku lunturkan perlahan-lahan. Karena aku tahu melunturkannya sekaligus pasti sakit.
Lalu aku bertekad fokus pada mimpi-mimpiku, hanya ingin membuktikan kepadamu aku bisa menjadi wanita yang lebih baik seperti apa maumu.
Harus aku akui, aku berhasil menggapai seluruh mimpiku. Namun masih gagal menghapus bayangmu.

Hingga waktu itu tiba,
Waktu dimana aku putuskan memperbaiki komunikasi kita yang terputus.
Aku tidak mengharapkanmu kembali, namun dari lirih do'a tiap sujud malamku, tak pernah alpa aku putuskan menyebut namamu.
Hingga kita berbincang kembali tanpa pernah menjadi sepasang kepala yang asing.
Tekadku bulat saat itu, semoga dengan menjalin silaturahmi kembali, ku terima segala keputusan Nya pada kita, apapun itu, menyenangkan atau pahit sekalipun.

Hingga detik itu datang, kita sesekali berbincang tanpa menjadi asing.
Salahkah jika rasa yang aku lunturkan perlahan tiba-tiba muncul kembali???
Namun, aku selalu berdo'a minta di kuatkan.

Hingga kala itu tiba, masih di waktu yang sama.
Diam-diam aku mendengar kabar baik kamu melamar seorang wanita untuk menjadi pendamping hidupmu hingga masa tua 😊

Dari wanita yang pernah mengagumimu,
Aku hanya ingin mengucap kata selamat untuk kehidupan barumu.
Semoga kalian menjadi pasangan yang paling bahagia sampai menuju jannah-Nya.
Tidak perlu risaukan kehidupanku, karena aku lebih yakin pada rencana terbaik Tuhan.
Ingat-ingat pesanku ini, pilihan yang kamu ambil sekalian pikul segala konsekuensinya ya, gak perlu ada penyesalan, semua yang terjadi sudah kehendak Tuhan. Mungkin juga jawaban terbaik dari sekumpulan bait do'a.

Dari wanita yang pernah mengagumimu,
Anggap saja kita tidak pernah mengenal bahkan bertemu.
Karena menjauh darimu adalah caraku menyembuhkan hati yang terlalu hancur ~

Dari wanita yang mengagumimu,
Ini tulisan penutup dari rangkaian kata dan frasa-frasa ku tentangmu. Setelah ini aku tidak akan menulis lagi, tidak akan pernah jika itu tentangmu.
Selamat tinggal dan benar-benar selamat tinggal ~

Comments

Popular posts from this blog

PLN Part 3 ~Tes Potensi Akademik (TPA) & B.Inggris

Akhirnya Tes GAT terlewati, 2 jam di ruang uzian berhasil membuat sedikit agak bernafas lega dan otot-otot serta syaraf yang tegang rileks kembali. Sebelum keluar dari ruangan, panitia sudah mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan hari itu juga paling lambat sekitar pkl 20:00 wib. Dan bagi peserta yang lanjut dapat mengikuti tes kembali besok di ruangan yang sama. Arghhh..leganya, alhamdulillah semua soal dapat saya jawab dan menyelesaikannya tepat waktu. Yah, meskipun agak sedikit ragu. Karena materi yang dikerjakan hanya sekitar 30% dari buku yang saya beli satu minggu yang lalu di Gramedia :-( Tapi wait..soal gak terlalu sulit kok, yang terpenting anda fokus dan jangan lupa berdo'a sebelum uzian :-) Selesai tes, saya shalat dulu karena belum sempat shalat zuhur tadi sebelum tes. Dan saya pulang... Sesuai arahan panitia, saya mengecek website PLN untuk mengetahui hasil tes. Ternyata belum ada. Dan sekitar pkl 23:00 wib saya buka kembali, ternyata sudah ada

Cinta! GILA atau ANEH?

Saat ada yang jatuh cinta Mereka tertawa bahagia Seakan dunia adalah surga Tak jarang perbuatan gila melanda Mulai bergaya ala artis Tak jarang berpose bak selebritis Foto demi foto di upload dengan wajah manis Hanya demi menarik perhatian sang pujaan hati Tapi, saat ada yang patah hati Dunia seakan tak berarti Rasanya ingin bunuh diri Atau..mati saja saat ini! Muka mengucel, badan melesuh, semangat memudar Upload status tak lebih dari cacian dan makian Atau..bak manusia yang paling tak berarti di dunia Entahlah! Hanya si empunya yang tahu betapa kacaunya ia! Ada pula cinta diam... Yang mengagumi dalam diam Mencintai dengan diam Berdo'a menyeru namanya diam-diam Ada juga cinta umbar Semua perasaan di publish bak selebritis Setiap kata dirajut menjadi kalimat paling romantis Semua wajah di edit jadi foto-foto manis ~ Lalu, pernahkah terlintas di benak anda? Tatkala jatuh cinta kepada seseorang dan merasa bahagia, sebenarnya ada perasaan wanita lain yan

Eye Level

Keputusanku untuk kembali ke medan setelah wisuda, bulat sudah. Banyak hal yang sudah difikirkan masak-masak sebelum memutuskan. Bukan gampang! Meninggalkan posisi karier yg terbilang sudah cukup lumayan dari segi apapun. Tapi setiap perjalanan harus ada pengorbanan, don't be egoistic!!! Ada banyak pertimbangan meninggalkan semua rutinitas di Jawa dan hidup entah seperti apa di Medan. Ya, itulah yang ada di benakku tatkala itu. Pertama, keluarga Kini kami hanya tinggal berempat. Ayah adalah bapak dan ibu bagi kami. Rasanya tidak tega harus meninggalkan ayah dan dua adikku setelah ditinggal pergi mama. Mengurus ini dan itu seorang diri. Membereskan segala sesuatunya sendiri. Ya sih masih ada fanny yg dibilang sudah cukup dewasa. Tapi, aku mengenal betul watak fanny dari kecil. Fanny bukan typikal orang yg care abis sama rumah. Care sih tapi gak pakai banget. Belum lagi si Raisya, masih terlalu kecil untuk harus memahami semua ini. Dia akan merasa kesepian karena hanya memiliki