Detik waktu, terus berjalan.
Berhias gelap dan terang.
Suka dan duka, tangis dan tawa.
Tergores bagai lukisan.
Seribu mimpi, berjuta sepi.
Hadir bagai teman sejati.
Diantara lelahnya jiwa, dalam resah dan air mata.
Kupersembahkan kepada-Mu,
yang terindah dalam hidup.
Meski ku rapuh dalam langkah...
Kadang tak setia kepadaMu,
Namun cinta dalam jiwa, hanyalah padaMu.
Maafkanlah... bila hati,
Tak sempurna mencintaiMu,
Dalam dada...kuharap hanya,
diriMu yang bertahta...
#Maafkanlah... bila hati tak sempurna mencintaiMu,
Dalam dada ku harap hanya,
diriMu yang bertahta.
Meski ku rapuh dalam langkah...
Kadang tak setia kepadaMu,
Namun cinta dalam jiwa, hanyalah padaMu.
Maafkanlah bila hati tak sempurna mencintaiMu.
Dalam dada kuharap hanya,
diriMu yang bertahta.
*Detik waktu terus berjalan,
berhias gelap dan terang.
Berhias gelap dan terang.
Suka dan duka, tangis dan tawa.
Tergores bagai lukisan.
Seribu mimpi, berjuta sepi.
Hadir bagai teman sejati.
Diantara lelahnya jiwa, dalam resah dan air mata.
Kupersembahkan kepada-Mu,
yang terindah dalam hidup.
Meski ku rapuh dalam langkah...
Kadang tak setia kepadaMu,
Namun cinta dalam jiwa, hanyalah padaMu.
Maafkanlah... bila hati,
Tak sempurna mencintaiMu,
Dalam dada...kuharap hanya,
diriMu yang bertahta...
#Maafkanlah... bila hati tak sempurna mencintaiMu,
Dalam dada ku harap hanya,
diriMu yang bertahta.
Meski ku rapuh dalam langkah...
Kadang tak setia kepadaMu,
Namun cinta dalam jiwa, hanyalah padaMu.
Maafkanlah bila hati tak sempurna mencintaiMu.
Dalam dada kuharap hanya,
diriMu yang bertahta.
*Detik waktu terus berjalan,
berhias gelap dan terang.
Comments
Post a Comment